KONTRADIKSI✔

40.8K 2.8K 29
                                    


Setelah menunggu beberapa waktu dan masih belum ada keputusan dari  Mei-Yin. Ia mulai merasa kesal juga. Shuwan perlahan berdiri dan berjalan mendekati Long Yinse. Di tangannya yang tidak terlihat, sebuah belati sudah siap. Dia akan menyerang orang di depannya, jika berniat membantu  Mei-Yin. Mereka bisa saja membangun hubungan jika saat ini dia tidak ada, sayangnya dia ada dan tidak suka jika pihak lain bahagia.

"Kita pergi," ucapnya dan menarik tangan pemuda itu.

"Tolong...."

Mei-Yin mengabaikan Shuwan yang menawarkan bantuan padanya,tapi fokusnya ada apa pria yang di samping gadis itu.Bahkan dengan penampilan nya yang cantik,pria itu tidak meliriknya sedikit pun,ia merasa terhina dengan pengabaian pria di depannya.

Rambut perak pria itu adalah hal yang paling pertama dia perhatikan. Langka bagi semua orang di dunia ini, dan juga penampilannya sudah sangat menggiurkan bagi  Mei-Yin. Bahkan jantungnya berdetak kuat saat menatap sosok pria itu,walau wajahnya di tutupi topeng, dia ( Mei-Yin) tahu bahwa pria itu sangat tampan.

"Tuan muda ini...bisakah anda menolong saya?"tanya  Mei-Yin dengan mudah mengeluarkan sepasang mata berair yang indah,tapi bahkan dengan itu tidak berpengaruh dengan Long Yinse.

Shuwan melihat bagaimana 'pemeran wanita' dengan cepat terpikat oleh pria di sampingnya,dia hanya bisa mendesah lega dan menyesal ,lega karena menyuruh pria itu memakai topeng,menyesal karena tetap saja pria ini menarik kupu-kupu .

"Maaf Nona, tapi suamiku alergi dengan sentuhan orang lain, kecuali diriku."ucap Shuwan tidak lupa tersenyum ,memperlihatkan dirinya bahwa pria ini miliknya. Jika alasan tadi masih lemah, maka kali ini pasti berhasil,pikir Shuwan.

"Hah..tapi-" ucapan  Mei-Yin terpotong karena melihat sepasang iris ungu amethyst yang sangat dingin itu.

Netra ungu yang menarik jiwa siapapun,bahkan mengeluarkan ancaman hanya sekali lirikan saja.  Mei-Yin langsung terdiam ditempatnya, perasaan yang diberikan oleh mata itu sangat mengerikan. Dia seperti berada ditempat gelap yang dipenuhi dengan suara jeritan orang yang kesakitan akibat tersiksa.

Mei-Yin melihat kearah pria berambut perak yang sedari tadi diam berdiri di sana,bahkan mengeluarkan aura yang menyuruh orang asing menjauhi darinya.

Long Yinse di sisi lain,menahan dirinya untuk tidak menerkam gadis di sampingnya ,mendengar gelar 'Suami' dari mulut gadis itu. Terdengar seperti lonceng di telinganya,sangat indah dan mendebarkan.

"Dia mengakuAi ku...aku suami...dia istriku."
Long Yinse berbicara dalam hatinya dengan semangat berapi.

Siapa yang tidak akan bahagia ,jika orang yang disukai mengakui kita sebagai pasangannya, Long Yinse sangat bahagia

Shuwan bukannya tidak melihat mata berbinar dari Long Yinse.

Dia sungguh dia keceplosan tadi, namun nasi sudah jadi bubur, ia harus mempertahankan sikap ini dulu,agar  Mei-Yin mengetahui tempatnya semestinya.

"Tapi...kaki Putri kami cedera,tidak bisakah anda membantu?"tanya pria yang berada di samping  Mei-Yin.

"Akkhh...tolong aku..." seru  Mei-Yin kesakitan.

Bahkan Shuwan ingin bertepuk tangan melihat bagaimana dengan mudahnya perempuan itu mengganti mimik wajahnya,apa air matanya sangat banyak sehingga ,menangis saja sangat mudah.

Shuwan merasa jijik dengan perempuan itu.Dia akan berbicara untuk menolak  Mei-Yin,saat pria di samping nya akhirnya bersuara.

"Aku tidak ingin berkontak fisik dengan orang lain,hanya istriku tersayang yang bisa menyentuhku. "ucap Long Yinse dengan nada dingin namun tersirat rasa bangga.

"Hah?" Shuwan menatap pria di sampingnya bingung,tapi kembali menatap ke arah  Mei-Yin lagi . Ia hanya bisa mendesah dalam hatinya, ia harus mengingat bahwa Pria di sampingnya sedang dalam Mode anak kecil.

"Kamu-"Pria di samping  Mei-Yin menunjuk Long Yinse dengan tatapan tak percaya.

Shuwan mengalihkan pandangannya kearah MuYan.

"Aku bisa mengobati kaki terkilir nona ini, apa anda mau?"tanya Shuwan menawarkan bantuannya sekali lagi.

Mei-Yin menggertakkan giginya karena di tolak oleh pria yang dia taksir ,bahkan lebih marah saat gadis bergaun merah itu sedang meremehkannya dengan menawarkan bantuan .

"Tidak Perlu, Mu Lin bantu aku bangun!"Seru MuYan marah dan memanggil pria di sampingnya.

Mu Lin hanya seorang pelayan, marga 'Mu' yang dia dapatkan karena sudah menjadi pelayan setia  Mei-Yin.

Mu Lin menunduk dan membantu Nona-nya bangun dan berbalik Kedua orang itu langsung pergi, hanya Shuwan dan Long Yinse sekarang di sana.

"Yinse apa kau lapar?"tanya Shuwan sambil menarik tangan Long Yinse untuk berjalan kembali.

"Em, Istri ayo kita cari makan." Ucapnya dengan manja .

Shuwan hanya mengangguk dengan wajah datar tanpa ekspresi,dan keduanya berjalan ke arah jalan keluar hutan.

"Istri...perempuan tadi terlihat sangat menakutkan...." ujar Long Yinse dan menggenggam lebih erat tangan Shuwan.

"Benar.Perempuan itu sangat aneh,dia terus-terusan menatapmu seperti kau adalah daging yang siap dimakan."

"Err...aku benci dia."

"Abaikan saja jika kau tak suka."

"Em,aku akan menuruti semua perintah istriku."

*****

Kota Musim

Sebuah kota yang lebih ramai dan memiliki banyak bangunan yang megah. Disini kebanyakan adalah para bangsawan yang tinggal.

Kedua orang melewati gerbang kota dan berjalan ke dalam sambil melihat sekitarnya. Shuwan memperhatikan beberapa toko yang menjual di pinggir jalan, kehidupan didunia ini cukup maju juga.

Mereka akhirnya memasuki sebuah kota setelah berjalan untuk beberapa menit .

"Yinse, mau makan apa? "tanya Shuwan .

Long Yinse mengalihkan pandanganya dan menemukan sebuah restoran yang ramai.

"Kita makan daging,"ucap Long Yinse dengan riang.

Shuwan mengikuti arah pandangan Long Yinse dan melihat rumah makan yang menjual daging,mengguk sebagai balasan,Shuwan menarik Long Yinse kesana.

Sebelum pergi makan, Suka harus menjual beberapa buah yang disimpan di dalam ruang angkasa miliknya. Setiap buah yang dijual menghasilkan ratusan koin emas. Shuwan langsung berubah menjadi orang terkaya detik berikutnya.

Long Yinse berjalan di belakang gadis itu dan memperhatikan punggung merahnya. Matanya beralih pada cincin di jari manisnya, dia bisa merasakan bahwa itu cincin pernikahan dari pola naga disana.

'Apa dia sudah menikah? Tidak...ini pasti salah paham,'pikirnya.

Long Yinse tiba-tiba menarik tangan gadis itu sebelum dia masuk ke dalam restoran.
"Istriku...apa kamu selingkuh?"

"............"

Shuwan menatap ke arah wajah pemuda itu dengan tatapan tidak percaya. Entah dari mana lagi pikiran aneh dan absurd orang ini muncul. Dia mengangkat tangannya ke atas tepat di samping wajah pria itu.

Long Yinse mengedipkan matanya tidak paham dan dengan polosnya dia berbalik dan menatap tangan gadis itu di samping wajahnya saat ini.

"Sayang, apa yang kamu ingin la-...."

Plak!!









-Bersambung-

REINCARNATIOM OF GODDESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang