ANAK MANJA✔

39.3K 3K 112
                                    

Setelah ditampar di bagian pipi kanan oleh gadis itu. Long Yinse menunduk dengan sedih, dia terlihat sangat menyedihkan. Dia mengikuti langkah gadis itu masuk ke dalam restoran. Walau seharusnya dia merasa sakit, dalam hatinya dia sangat bahagia.

"Ini tamparan cinta pertama istriku," ujarnya dengan wajah polos dan terlihat sangat aneh sambil tersenyum lebar.

"Berhenti bicara!"

Shuwan melihat sekelilingnya. Dia tahu bahwa semua mata melihat ke arah mereka,seakan dia dan Long Yinse adalah makhluk lain. Cahaya matahari masuk ke dalam restoran itu,dan mengenai sosok Shuwan dan Long Yinse,keduanya terlihat seperti Makhluk surgawi. Pakaian yang mereka kenakan terbang dengan lembut karena hembusan angin.

Shuwan mencari tempat untuk duduk,sampai seorang pelayan mendekati mereka dengan gelisah.

"Selamat datang, Silahkan memesan!"

"Tentu...tolong siapkan seluruh hidangan daging yang paling enak." Ucap Shuwan dengan anggukan kecil.

"Kalau begitu saya akan menyiapkan pesanan kalian...Yinson bersabar."

Pelayan itu berbalik pergi,Shuwan menarik tangan Long Yinse untuk masuk ke dalam,dan menaiki tangga menuju lantai ke dua restoran itu .

"Kita duduk disini."kata Shuwan ,memilih tempat yang dekat dengan jendela.

"Dunia kuno memang sangat berbeda... Di sini bukan perempuan saja yang suka gosip, pria pun."gumam Shuwan.

"Apa maksudmu,Istri?"tanya Long Yinse saat mendengar gumaman kecil dari bibir gadis itu.

Shuwan terkejut saat melihat bahwa Long Yinse mendengar suaranya,hanya menggelengkan kepalanya dan diam .

Long Yinse menatap dengan intens Shuwan yang berada di depannya,bahkan Shuwan merasa gelisah di tatap oleh sepasang mata darah itu.

Sampai pelayan tadi datang dan menyajikan pesanan mereka.Shuwan mengambil daging panggang yang diolesi dengan madu dan menaruhnya di piring Long Yinse.

"Makanlah."

"Terima kasih istri."

Sebenarnya di kehidupannya yang dulu,Shuwan adalah tipikal orang yang dingin dan acuh,tanpa ekspresi ,dan hanya gemar untuk membunuh setiap orang yang mengganggu nya.

Tapi sekarang, Shuwan dengan terampil menyajikan makanan untuk orang lain.Bahkan dirinya sendiri terkejut dengan perilakunya tadi.

Long Yinse sekali-kali akan melirik gadis di depannya yang makan dengan sangat tenang,bahkan caranya makan sangat menggemaskan,dengan pipi yang mengembung seperti bakpau putih yang lucu, pria itu ingin sekali menggigit pipi itu saat ini.

Tanpa Shuwan dan Long Yinse sadari,beberapa ta Mei-Ying makan di seberang mereka juga melihat ke arah mereka karena penasaran,bahkan mereka bisa melihat pandangan Long Yinse yang memanjakan dan penuh kasih pada gadis di depannya.

"Mereka Suami Istri."pikir mereka semua

Di meja paling ujung,dua orang wanita yang mengenakan pakaian mewah juga melihat ke arah pasangan Shuwan dan Long Yinse ,mereka memandangnya dengan iri .

"Aku ingin sekali di manjakan oleh suamiku seperti itu juga."

"Bahkan aku,nasib perempuan itu sangat beruntung."

"Bahkan aku mendengar dari percakapan mereka yang saling memanggil 'Suami-istri' sungguh pasangan yang diberkati."

"Benar sekali."

Beberapa tamu kain juga iri dan cemburu karena sikap Shuwan,yang memiliki sikap tenang dan acuh,bahkan tidak merespon tatapan dari pria di depannya .

Shuwan bukannya tidak merasakannya,dia orang yang memiliki kepekaan yang sangat tajam,tetapi saat ini dia fokus mengisi perutnya.

"Apakah dia objek yang harus di lihatin," batin Shuwan kesal.

Salah satu pelanggan bahkan berkata pelan ,tapi masih di dengar oleh Shuwan.

"Aku ingin sekali mengetahui wajah di balik topeng itu,bahkan makan saja pakai topeng."

Shuwan mengepalkan tangannya kesal."Apa makan saja harus banyak komen yah!"teriak Shuwan ,lalu melirik dengan tajam pada orang yang berseru tadi.

Mengabaikan tatapan semua orang yang ketakutan,Shuwan menepuk kepala Long Yinse seperti menepuk anak kecil.

"Makan dan abaikan saja mereka." Ujar Shuwan dingin.

Long Yinse memandangi gadis yang masih kesal itu,berusaha menahan suaranya agar tidak tertawa.

'Dia yang kesal,tapi menyuruhku mengabaikan manusia-manusia itu sangat lucu.' batin Long Yinse geli.

Saat Shuwan akan memasukkan sayuran ke mulutnya,dia melihat sosok gadis asing mendekati meja mereka,dan bahkan berhenti di depan mereka.

"Hei kau...serahkan pria di sampingmu itu,akan ku bayar berapapun!" Seru gadis asing yang mengenakan gaun ungu serta perhiasan yang menghiasinya.

Shuwan mengangkat alisnya ,lalu melihat ke atas dan ke bawah pada orang asing yang seperti alien itu.

"Kau...cepat berikan pria itu!"seru gadis asing itu mulai marah.

Semua tamu hanya menonton saja, Identitas gadis bergaun ungu sangat kuat di daerah ini.

"Apa kau gila." Ucap Shuwan dengan dingin.Bahkan tidak segan mengeluarkan kekuatan spiritualnya .

Gadis Ungu itu mundur karena takut, namun tidak ingin kehilangan harga dirinya,dia masih memasang sikap keras kepala.
"Dasar jalan siapa yang gila!"bentak perempuan itu marah.

Perempuan itu siap untuk menampar Shuwan ,tiba-tiba tubuhnya di hantam dengan kekuatan yang sangat kuat ,menyebabkannya terbang menabrak tiang.

"AKKHH!"

Teriakan sakit wanita itu, membuat semua orang langsung sadar, mereka melihat gadis bergaun merah di sisi lain yang sedang mengangkat kakinya ,dia menendang gadis bergaun ungu tadi dengan sangat kuat.

"Jangan berani lagi kau menunjukkan wajah jelek mu itu. "Ancam Shuwan sambil menyeringai sinis.

Selera makannya hilang,jangan kira tendangan Shuwan itu ringan, Shuwan mengarahkan sebagian energi pada kakinya, bisa dibayangkan berapa banyak tulang yang akan patah akibatnya.

"Dasar lalat." Ucap Shuwan sinis.

Shuwan bukan orang yang berhati lembut, siapapun yang menginjak batasnya akan mendapat balasan berkali kali lipat.

Long Yinse di sisi lain masih menatap aksi Shuwan dari awal sampai selesai dengan kekaguman yang sangat jelas.

Jantungnya akan berdebar dengan sangat kuat dan semakin kuat saat melihat seringai indah gadis itu.

"Dia milikku." Ucap Long Yinse dengan pandangan masih fokus pada Shuwan.Pria itu sudah menganggap gadis itu sebagai miliknya. Tidak ada mata bodoh yang dia sering perlihatkan saat bersifat anak kecil. Kini sepasang mata merah itu memiliki semacam tekanan kuat yang ditekan oleh pemiliknya. Seperti pemangsa yang mengawasi mangsanya dengan serius.

Shuwan langsung berbalik saat dia merasakan sebuah tatapan yang ditujukan padanya. Mata gadis itu menyipit curiga saat melihat pemuda itu malah makan dengan baik disana, dia pikir salah tadi. Bagaimana mungkin orang bodoh ini memiliki tatapan tajam seperti hewan buas, ini pasti karena dia terlalu banyak pikir tadi.

Dia kembali duduk dan memakan daging di sumpitnya. Rasa gurih yang menggoda yang sudah berapa tahun di rindukannya, dia langsung tersentuh.

Benar, ini kehidupan barunya untuk menebus segala hal kelam dulu yang pernah dialami. Gadis itu menyantap makanannya dengan lahap, bahkan dia terlihat menggemaskan dengan penampilan itu.

-Bersambung-

REINCARNATIOM OF GODDESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang