ISTRI

37.1K 2.5K 102
                                    

Su Wa bangun saat hari sudah mulai siang. Dia perlahan bergerak dan kakinya menyentuh marmer dingin. Tubuhnya menggigil dan rasa sakit di beberapa bagian tubuhnya langsung terasa olehnya.

'Pria lapar itu, tidak menyisakan apapun di tubuhku'

Setelah merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Dia melihat beberapa tanda merah dan ungu di bagia tubuhnya, lebih banyak di leher dan dadanya.

"Bajingan sialan!!"

Suwa berjalan ke arah kamar mandi dan bak berisi air hangat sudah disiapkan disana. Dia perlahan masuk dan berbaring ditepi ranjang. Tubuhnya terasa rileks setelah merasakan air hangat dalam bak mandi ini.

Dia juga mengambil cairan mandi dalam ruang angkasa miliknya. Menuangkan cairan itu ke dalam air, aroma lembut mawar menyebar ke seluruh ruangan mandi.

Membersihkan beberapa bagian tubuhnya, dia menghabiskan waktu sejam didalam sana. Setelah air sudah mulai dingin, ia berjalan keluar dari sana. Mengambil pakaian baru dengan warna biru langit.

Dia tidak membutuhkan pelayan untuk membantunya merias dirinya sendiri. Wajahnya sendiri sudah sangat cantik, jadi tidak perlu menggunakan alas bedak, cukup lipstik ringan.

"Istriku!"

Sosok tinggi berambut perak dengan jubah merah terlihat sangat tampan berdiri didepannya. Suwa melihat ke arah meja kecil yang sudah ditata berbagai jenis makanan enak.

"Pagi."Suwa berkata dengan lembut. Dia belum pernah disiapkan oleh sarapan dalam hidupnya, ini pertama kalinya baginya.

Duduk berghadapan Su Wa mengambil sumpitnya dan memakan makanan diatas meja. Daging yang direndam dengan kecap cukup enak untuknya.

"Enak!" Pujinya tulis.
Long Mo bersikap sangat alami. Dia mengambilkannya makanan dan menaruhnya di piring Suwa.

"Istriku harus makan banyak, kamu pasti kelelahan semalam," ujar Long Mo tanpa perasaan bersalah sedikitpun.

"Uhuk!"

Su Wa memuncratkan makannya ke arah wajah Long Mo, tapi Pria itu hanya membersihkan tanpa sedikitpun risih.

"Dasar bajingan!"

"Istri...kamulah yang memulai lebih dulu, aku hanya mengikuti saja."

"A-Aku?" Suwa memerah mendengar ucapan pemuda itu. "Apakah aku yang menerkam mu?"

Long Mo mengerucutkan bibirnya kesal."Istri...kau tidak ingat jika kamulah yang memulainya, kau mencium dan mengigit bibirku, lihat bekasnya." Sambil menunjukkan sudut bibirnya yang ada bekas gigitan merah.

"Aku yang melakukan ini?" tanyanya dengan kaget sambil tangannya menyentuh bekas gigitan dibibir pemuda itu.

Long Mo menyeringai melihat ekspresi bersalah perempuan itu, lalu melanjutkan.
"Benar! Kamu juga melepaskan pakaianku hingga robek dan memaksaku...ke kasur!"

Mendengar itu Su wa merasa canggung, bukankah yang tiran itu kau pria bajingan, tapi ini juga salahnya karena lupa toleransinya pada alkohol yang dimilikinya.

'Jadi akulah penjahatnya? Memalukan!'

Suwa hanya bisa bertahan dan memakan makanan dimeja dengan perasaan malu. Dia mengambil keuntungan dari seorang dengan jahatnya. Apalagi pihak lain sedang sakit dan sikapnya masih seperti anak kecil.

"Makanlah cepat!" Pekik Suwa karena mata pemuda itu masih saja menatap ke arahnya. Lehernya sudah merah dan naik ke wajahnya.

Setelah sarapan pagi dengan keadaan aneh. Suwa mengajak pemuda itu untuk turun gunung, dia juga pamit pada neneknya untuk pergi. Keduanya menaiki kuda yang sama, tubuh mereka saling berdekatan. Nafas dingin orang dibelakang, tepat menerpa bagian lehernya yang sensitif.

"Long Mo... menjauh sedikit dariku."

Long Mo dengan mudah memasang ekspresi takut dan suaranya terdengar sedih. "Istri...aku takut nanti jatuh kalau tidak memelukmu."

"Ka...Kalau begitu peluk saja!" Suwa berkata dengan malu.

Dalam Dunia ini, pasangan yang sudah menikah, akan memiliki sepasang cincin giok yang tak akan lepas sampai kapan pun, hanya pasangan yang sudah menikah yang memilikinya, karena itu hanya terbentuk setelah mereka melakukan kontak intim.

Dan dijari manis keduanya terdapat cincin giok bewarna perak dengan ukiran nama masing-masing pasangan dan pola merah di atasnya.

Setelah sampai ke dalam kota kerajaan. Keduanya memilih berjalan kaki dan bergerak ke arah sebuah toko.

Suwa dan Long Mo saling berpengan tangan sampai ke sebuah Balai pengobatan.Mereka masuk dan menuju ke kasir yang berdiri seorang pria baya dengan pakaian bewarna biru gelap.

Suwa mengetuk meja pelan. "Aku ingin menjual tanaman obat."

"Silahkan." Pria baya itu mengangguk dan menatap perempuan didepannya.

Su Wa mengambil dari Tas penyimpanannya yang dimiliki pemilik tubuh ini dulu dan mengeluarkan beberapa tanaman obat yang dikumpulkan olehnya.

"Saya akan menghitung harganya dulu. Nona bisa duduk dan menunggu di meja sana."

"Baik."

Su Wa menarik tangan Long Mo, pertama kali kedantangan keduanya sudah banyak menarik perasaan tertarik orang, Karena keduanya sangat mempesona. Apalagi Long Mo, walau pria tampan disini banyak, tapi tidak ada yang setampan dia.

Long Mo memegang erat tangan Su Wa menyebabkan banyak gadis yang cemburu pada Su Wa, lalu mereka melihat cincin di tangan keduanya, wajah mereka seakan harapan mereka sudah pupus.

Pria kasir itu datang dengan cepat dan memberi hormat

"Tamu Terhormat ini uang yang sesuai dengan harga tanaman obat yang anda berikan.

"Oke." Suwa menerima uang kertas yang sangat banyak. Melihat banyaknya uang yang dihasilkan, dia sangat bahagia.

"Aku kaya!" Pekik Perempuan itu senang.

Sebuah tangan muncul dan menariknya menghadap wajah tampan yang terlihat dingin. "Senyum mu hanya untukku, tidak ada yang lain.'

Su Wa memerah dan menarik tangan pria itu keluar, tanpa menyadari bahwa banyak pria yang sempat melihat senyumnya mimisan.

Keduanya berjalan ke beberapa kios membeli banyak hal. Long Mo yang seorang laki-laki sangat sabar menemani gadis itu berbelanja. Tidak ada kemarahan atau ekspresi kelelahan di wajahnya, hanya senyum lembut melihat betapa lincahnya Suwa bergerak.

Saat melewati dinding yang berisi banyak pengumuman yang dipasang. Pemuda itu menatap gambar seorang wanita yang mirip dengan wajah Suwa dibalik topengnya. Di sana tertulis bahwa Pangeran Feng Lin mencari seorang perempuan yang ditemuinya dan akan membayar banyak emas jika ada yang berhasil menemukannya.

"Ingin menemui wanitaku? Mimpi saja." Long Mo berkata dengan dingin.

Beruntung keduanya memakai topeng yang hanya menunjukkan bagian bawah bibir dan hidung mereka. Tetapi tidak bisa menyembunyikan sosok rupawan mereka berdua. Tidak heran beberapa orang kadang mencuri pandangan ke arah keduanya.

Long Mo tidak pernah melepaskan genggaman tangannya pada wanita bersemangat itu. Keduanya memilih banyak barang dan akhirnya menuju restoran untuk makan siang.

Suwa hanya duduk dengan patuh, pria itulah yang memesan semua hidangan untuk mereka. Perhatian yang diberikan Long Mo padanya, membuat Suwa merasa sedikit gelisah. Dia tahu bahwa takdirnya dengan pria ini tidak sama, mungkin akan ada waktu dimana mereka berdua berjalan di jalan yang berbeda.

"Apa yang kamu pikirkan,sayang?"








-Bersambung-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REINCARNATIOM OF GODDESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang