Seminggu berlalu, acara reuni SMA itu hari ini. Berat rasanya melangkahkan kaki untuk datang ke acara itu, tapi ia sudah terlanjur mengiyakan dian untuk pergi dengannnya.
"tiiin tiiin" suara klakson dian
Suara klakson mobil dian sudah terdengar sampai kekamarnya, ayana masih berdiam diri dikamar dan belum melangkahkan kakinya untuk menghampiri dian yang sedang menunggunya.
"ayo ayy.. duduk bentar terus pulang" kata ayana berbicara sendiri dikamar
Ayana menuruni tangga rumahnya dan menghampirinya yang sudah lama menunggunya dibawah, jantungnya tidak berhenti berdetak kencang, ayana sangat gugup tapi dia harus bisa menyembunyikan semuanya.
"ayoo ayy" kata dian membukakan pintu mobil
"gue bisa sendiri yaaan" jawab ayana
Dian hanya tersenyum kecil dan memasuki mobil juga
Berharap semuanya akan berjalan baik baik saja tanpa kendala apapun. Hanya sebuah tatapan yang akan diterima mungkin tidak buruk fikirnya, sekuat apapun ayana menyakinkan dirinya rasa takutnya lebih menghantui.
"loo serius ngajak gue??" tanya ayana kedian dimobil
"jadi lo duduk disini ngapai??" jawab dian
Ayana hanya memandang dian dan menghela nafasnya. Sesampainya mereka disana ayana menuruni mobil dann berjalan kepintu masuk yang disusul oleh dian.
"semuanya bakal baik baik aja ayy" sahut dian menarik tangan ayana
"okeeey" jawab ayana dengan senyumnya
Rasa takutnya seolah terjawab, semua mata tertuju padanya, tatapan sinis semua teman temannya saat memandang ayana membuat ayana menjadi gugup belum lagi orang yang menceritakannya dibelakang, ayana hanya duduk seolah tidak ada kejadian apapun.
"dibayar berapa ay mau kemari?" sahut Joshua dengan senyum sombong
"maksud lo apa anjing??" jawab dian dengan nada tinggi
Ayana yang duduk disamping dian hanya meminta dian untuk meredakan emosinya, ayana tidak ingin menambah masalah disini, ia hanya ingin datang lalu pulang dan tidak ingin terjadi apapun.
"diaaan" kata ayana memegang tangan dian
Dian memandang ayana, raut wajahnya mulai berubah ayana juga hanya menunduk kebawah, tidak ada satupun orang yang senang melihat kehadirannya, ayana seperti kuman yang dibawa dian ketengah tengah mereka.
Bahkan hari dan luki pun seperti tidak memperdulikan kehadiran ayana disana, mereka benar benar tidak ingin melihatnya dan mengacuhkan ayana sekalipun ayana dipermalukan disana.
"berani juga lo datang ay"
"gela gela udah kaya dong??"
"udah kaya sombong.. gitu deh ajaran om om HAHA"
"mahal ni bayarannya datang kesini"
Semua orang mengejek dan menghina sesuka mereka, ayana mencoba menahan air matanya sedangkan dian hanya bisa menahan emosinya, dian mulai menyesal membawa ayana ketempat ini, sesekali dian mengajaknya pulang tapi ayana memilih tetap tinggal.
"udah ayoo kita pulang aja" bisik dian ke ayana
"belum kelar kan? Kenapa lo yang takut? Biasa ajala" jawab ayana dengan senyumnya
"ayyy!" pujuk dian keayana
"gue kamar mandi ya" kata ayana meninggalkan dian
Saat dikamar mandi ayana hanya memandang dirinya dikaca, menghela nafasnya sesekali. Ayana berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh, ia tidak ingin orang orang meliatnya menangiss.