BAHAYA

15 5 1
                                    

Ayana melihat sekeliling rumahnya yang sangat berantakan, ia berjalan dengan langkah yang sangat ragu menghampiri kamar mamanya yang tertutup rapat.

"hey"

saat ayana ingin membuka pintu kamar itu tiba – tiba Richard menyambutnya dari belakang dengan pisau dapur yang ia pegang.

"kamu tau ini apa?" ancam Richard meletakkan pisau di pipi ayana

Ayana benar – benar sangat takut saat itu, tetapi saat ini hanya ia yang bisa membantu mamanya.

"tenanglahh"

"ini cuman buat jaga – jaga aja kok"

Richard menjawab ayana dengan santai dan memandang wajah ayana yang sangat ketakutan saat berada didekatnya.

"kamu masih takut ya sama aku?" tanya Richard dengan senyumnya

Ayana tidak menjawabnya dan hanya bisa menunjukkan raut wajah yang tidak bisa ia kontrol karena ketakutan.

"kamu kok tausih mama kamu didalam" bisiknya kepada ayana

Richard terus mengoceh tidak jelas kepada ayana, ayana mencoba memanfaatkan suasana, disaat richard lengah dengan tidak memgang pisau lagi ditangannya ia mencoba untuk membuka pintu kamar dengan perlahan.

"ayana!!"

Betapa terkejutnya ayana mendengar jeritan mamanya memanggil namanya, ayana langsung ingin berlari kearah mamanya. Tetapi Richard membuatnya menjadi tidak mudah.

Ia menarik rambut ayana dengan sangat kuat dan menghempas ayana kedinding, ayana merintih kesakitan karena punggungnya menghantam dinding dengan sangat kuat.

"ayana!" jerit mamanya

Richard langsung membanting pintu kamarnya dan mengunnci mamanya dari luar. Mamanya terus mennggedor pintu dengan sangat kuat, tetapi richard mengabaikannya.

"aku belum ada nyuruh kamu masukkan?" bisiknya keayana

"lo mau apasih?" jawab ayana merintih kesakitan

Ayana mencoba memberanikan dirinya disini, ia mencoba untuk menjadi apa yang semua temannya mau untuk perubahan ayana.

"kamu mati!"

"aku fikir kamu bakal bunuh diri"

"semua ancaman aku! Perlakuan aku!"

"tapi ternyata enggak"

"aku mau hidup cuman berdua sama mama kamu! tanpa kamu!"

Ayana mengerti semua alasannya selama ini, alasan kenapa Richard tidak ingin mamanya tau hingga detik ini.

"terus? lo fikir bisa hidup bahagia sebagai pembunuh?" balas ayana

"KAMU BUNUH DIRI! BUNUH DIRI!" tegas Richard

Richard mengambil pisau yang ia ambil dan meminta ayana untuk mengenggamnya sendiri dengan tangannya

***

Sedangkan dikampus semuanya mulai merasa ayana yang menghilang, ia tidak ada dikelas saat kelas berlangsung.

"tadi ayana datang kan?" tanya tian

"datang kok" jawab gea

Mereka menghubungi ayana tetapi tidak satupun ada yang diangkat telfonnya oleh ayana, mereka mencari ayana ketempat yang mungkin ayana datangi tetapi tetap tidak menemukan ayana.

Tian merasa sangat cemas dan mengingat kejadian yang pernah terjadi, semuanya terlintas begitu saja dan menyadari hal buruk sedang terjadi.

"dian!!"

"gue butuh bantuan bokap lo!"

Dian merasa bingung dengan perkataan tian, tetapi saat dian ingin bertanya tian hanya langsung meninggalkkan mereka dan menancapkan gasnya dengan kencang.

"ayana gapapa kan?" tanya dea ketemannya

"semoga" jawab gea

DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang