Sudah 2 hari mamanya didalam kamar, semenjak kejadian itu mamanya hanya terus mengingat ia menampar ayana karena membela orang yang salah.
Mamanya seperti tidak memperdulikan lagi kalaupun ia harus bertahan lama dikamar ini tanpa makan dan minum, semua makanan yang diberikan Richard tidak sedikitpun disenggol mamanya.
"aku belum mau kamu matii" sahut Richard menyuapi mamanya
Mamanya memandang Richard dan membuang suapan sendok yang ia berikan, Richard menghela nafasnya dan membiarkan mamanya sendirian lagi.
***
Hubungan ayana dan tian menjadi tidak baik sejak kemarin, tian juga membiarkan ayana kali ini. Mereka menjalaninya seperti biasaa tanpa berbicara satu sama lain.
"berantem lagi lo?" tanya dian
"iya" jawab tian menaikkan alisnya
Ketika mereka berdua sedang bertengkar pasti terlihat sangat jelas karena keduanya menjaga jarak dan tidak saling berbicara.
"awet bangett lo ayy" ledek gea kepada ayana
"masih males aja" jawab ayana
Pertengkaran mereka kemarin ditonton dian dan gea yang tidak sengaja sampai diwaktu yang bersamaan dengan mereka.
"masih karena yang kemarin itu ya?" tanya dian ke gea
"ya apalagi coba?" jawab gea
"gue masih ga nyangka sama diri gue sendiri" sambung lagi dian
"kenapa??" tanya gea
"gue bisa nguping pembicaraan orang lain" jawabnya
Gea memukul dian dan tertawa kecil kepadanya, mereka memang tidak sengaja menguping karena didalam mobil.
***
3 paanggilan tidak terjawab dari Richard, ayana terus memandang panggilan terakhir itu dikamar mandi meninggalkan semua temannya.
"mau apasih" kata ayana menarik nafas panjang
Ayana mencoba mengatur tubuhnya agar baik – baik saja tetapi Richard menghubunginya lagi, dengan keberanian yang ayana kumpulkan ia mencoba untuk mengangkat telfon Richard.
"kamu angkat jugaa sayang" sahut Richard ditelfon
Ayana tidak berani menjawab apapun yang dikatakan Richard, saat mendengar suaranya ayana berusaha dengan seluruh tenaganya untuk menguatkan dirinya.
"kamu kenapa diem ajasih"
"kamu mau tau gak?"
"mama kamu udah 2 hari gamakan"
"aku gatau lagi harus apa ayana, aku gamau mama kamu mati"
Yang Richard katakan membuatnya lebih merasa bingung, kenapa mamanya sekarang bisa sada ditengah – tengah mereka.
"lo fikir gue percaya?" tanya ayana memberanikan dirinya
Disaat itu juga Richard memaksa mamanya untuk berbicara kepada ayana ditelfon, tetapi mamanya memilih diam dan tidak ingin membuat ayana khawatir sampai ia mendengar jeritan mamanya karena tamparan dari Richard.
"mama!!" jawab ayana yang kaget
"maa, jawab ayana kalau beneran ini mama"
"maafin mama gapernah percaya kamu" jawab mamanya dengan suara menangis
Ayana terjatuh dilantai saat itu benar – benar suara mamanya, ia tidak menyangka Richard sudah melibatkan mamanya.
"jangan pernah sentuh mama" sambung ayana dari telfon
"kamu yang ga nepatin janji"
"aku ajak ketemuan! Selalu menghindar"
"aku telfon? Gadiangkat"
"aku dipermalukan! Ingat? Pacar kamu yang sok jago"
"penyebabnya kamu ayana!"
Ayana hanya bisa mengatur nafasnya karena merasa sangat panik, Richard mengacamkan ayana kalau masih ingin bertemu dengan mamanya mereka harus bertemu dirumah.
"aku tunggu yaaa"
***
Yang ada difikirannya sekarang hanya mamanya, rasa takutnya seperti tiba – tiba menghilang saat mengetahui mamanya berada digenggaman Richard.
"aku bukain pintu anak kita dulu ya" kata Richard ke mamanya
"dia anak aku bukan anak kamu" jawab mamanya saat richard mau pergi
Richard menghentikan sejenak dan melirik kearah mamanya.
"aku nungguin dia masuk aja" bisik Richard ke mamanya
Sedangkan ayana masih berdiri didepan rumahnya dan belum berani melangkah masuk. Sampai ia benar – benar menyakinkan dirinya dan membuka pintu rumahnya yang tidak terkunci.