Menikah Lagi (2)

1.3K 62 1
                                    

Hai🌺 Kembali lagi sama Dell 🌸
Ada yang kangen sama Rara and Tamara?
Enjoy and happy reading!


***

“Non makan dulu,” kata Bi Imah meletakkan sepiring nasi goreng spesial. sesuai permintaanku.

“Bibi nggak ikutan makan?”

“Nanti saja, Non. Saya mah gampang. Yang penting Non Rara makan dulu, kasian perutnya udah demo dari tadi.”

Aku terkekeh dan memasukkan sesendok nasi goreng ke mulut. Aku melahap makananku ditemani candaan Bi Imah yang konyol. Rasanya beban di hatiku sedikit berkurang.

Prank!

Suara benda dibanting membuat aku dan Bi Imah terlonjak. Apa itu? Aku meminta Bi Imah membereskan meja makan sedangkan aku mengecek apa yang terjadi.

Saat aku menghampiri sumber kegaduhan. Mataku melotot, tanganku mengepal dan emosi tak tertahankan!

Dia gila! Keterlaluan! 

Di depanku foto mama sudah pecah dengan kacanya berhamburan di lantai. Foto keluarga. Dan ... Foto Rafa.

“Pasang situ, Pak.” Tamara tetap melanjutkan instruksi pada orang suruhannya untuk memasang foto dirinya di dinding menggantikan foto keluargaku.

“Maksud lo apa, Hah?” teriakku menjambak rambutnya.

“Aww, lo apaan sih, Ra. Sakiiiiittt,” rengeknya. Aku semakin geram. Namun, belum sempat aku melakukan lebih, tarikan keras ke belakang membuat tubuhku terpelanting dan jatuh. Kepalaku membentur sesuatu. Membuatnya mengeluarkan cairan kental berwarna merah. Sedetik kemudian semuanya gelap. Yang terakhir kali kudengar adalah suara terkejut papa dan teriakan Bi Imah.

Aku membuka mata perlahan, kepalaku terasa sangat pening. Aroma obat-obatan menyeruak masuk Indra penciuman. Ah, Kupijat pelipis yang entah sejak kapan sudah terbungkus perban putih. Kini aku ingat, apa yang terakhir kali terjadi sebelum berakhir di rumah sakit ini.

Kuedarkan pandanganku, tak ada siapapun di ruangan VVIP ini kecuali diriku. Kuhela napas panjang. Kenapa harus ada tragedi seperti ini. Kepalaku memang sakit, tetapi hatiku lebih sakit. Papa bahkan lebih memilih gadis gila itu dibanding putrinya sendiri. Darah dagingnya.

Aku harus menyusun strategi dari sekarang. Tamara pasti sudah menyusun rencana jahat untuk mengelabuhi papa dan merebut segala yang papa dan aku miliki.

Aku tidak percaya bahwa gadis yang beberapa tahun lalu menawarkan persahabatan denganku kini menghancurkan hidupku.

Ting!

Sebuah ide muncul di kepalaku. Tunggu pembalasanku remahan kerupuk!





***

Krek!

Suara pintu terbuka, dengan malas aku menoleh.

Papa masuk dengan raut wajah sedih dan menghampiri ranjang tempat aku berbaring. “Ra, papa minta maaf,” kata papa lembut sembari membelai kepalaku.

Air mata mulai menggenang di pelupuk mata, jujur saja aku rindu sosok papa yang seperti sekarang. Memperlakukanku dengan baik dan sangat lembut. Kenapa papa berubah?

“Ra, papa gak mau kamu berantem sama calon mama kamu sendiri.”

Jleb!

Seperti tertusuk pedang, hatiku sakit hingga tangan mulai gemetaran. Air mata yang sejak tadi kutahan, luruh juga. Bahkan, papa kini malah menyebut wanita tak bermoral itu calon mamaku.

Sahabatku Istri Muda Papaku (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang