"HAIL KING CHRISTOPHER AND QUEEN JEONGIN!!!"
Tidak seperti hari-hari sebelumnya, istana kerajaan Votegern disulap tak biasa dengan hiasan meriah demi menciptakan suasana yang semarak.
Rakyat bersuka cita merayakan pernikahan akbar yang digelar oleh Raja dan Ratu baru mereka.
Raja dan Ratu yang namanya tengah di elu-elukan berdiri di atas balkon menara tertinggi dan menyapa para penduduk, sementara dibawah mereka, rakyat serentak berteriak menyambutnya. Dari jarak sejauh itu, masyarakat bisa merasakan aura kebahagiaan besar yang terpancar dari pasangan berbahagia tersebut.
Ratu terlihat sangat cantik. Gaun pengantinnya yang berhias emas permata berkilauan dari kejauhan. Parasnya yang menawan tak henti mengulas senyum lebar dengan rona kemerahan lembut.
Mungkin sebentar lagi kabar bahwa pengantin tercantik di dunia akan tersebar kemana-kemana.Rasanya sangat wajar kalau Raja sama sekali tidak dapat mengalihkan perhatian Raja dari Permaisurinya.
Permaisurinya. Bukankah kalimat itu terdengar sangat indah?
Hati Christopher membusung dengan rasa bahagia yang luar biasa. Sebab kini, Jeongin adalah istrinya. Miliknya. Tidak akan ada satu orangpun yang dapat merebut pemuda itu dari genggamannya tidak peduli apa.
Ratusan kembang api meledak di cakrawala. Walau tidak dapat melihat, Raja tetap ingin memastikan Jeongin menjadi orang yang paling bahagia dalam pernikahan mereka. Yang Jeongin sangat menyukai tanaman, maka kerajaan Votegern yang mulanya identik dengan warna abu-abu membosankan disulap meriah dengan warna warni hiasan serta ribuan lusin karangan bunga.
Demi Tuhan, para rakyat berani bersaksi bahwa mereka tidak pernah melihat Raja tersenyum sebahagia itu sebelum ini.
"Istriku," Christopher menyentuh pinggang ramping sang istri dan berbisik, "Sayang, sayembaranya akan dimulai, mari kita duduk?"
Dipanggil dengan sebutan se-mesra itu, Jeongin makin merona dan tersenyum malu-malu,
"B-baik, suamiku ..."
Raja tergelak lepas melihat gelagat manis tersebut, "Sayang, kalau kau semanis ini, jangan salahkan aku jika tidak bisa menahan diri di malam pertama kita nanti."
Jeongin spontan merunduk sambil menggigit bibirnya tertahan, bayangan akan mereka berdua akhirnya melakukan itu membuat darahnya berdesir. Hatinya menghangat mengingat Raja benar-benar menepati janjinya agar mereka tidak bersetubuh sebelum keduanya resmi menikah. Dengan suara bergetar, sang Ratu menjawab, "I-itu tidak perlu ... R-Raja tidak perlu menahan diri lagi..."
"Ratuku," Christopher mendekatkan wajah untuk mengecup istrinya tepat di bibir, "Aku benar-benar sangat mencintaimu."
Maka ajari aku Christopher, sesungguhnya aku juga ingin belajar untuk membalas cintamu.
"Terimakasih, Yang Mulia ..."
(*)
Acara pernikahan Raja dan Ratu kian ramai sebab sayembara terakhir juga dilakukan dihari yang sama. Selama dua bulan penuh, puluhan ksatria tangguh dari berbagai penjuru negeri berduel membuktikan diri mereka sendiri agar bisa memenangkan hadiah yang di tawarkan Raja (yakni sebuah pulau bekas jajahan lengkap beserta huniannya) sekaligus menjadi personal guard bagi Ratu Jeongin, sang permaisuri. Awalnya ksatria yang mengikuti sayembara tersebut berjumlah 20 orang, namun semakin sulit tantangannya, maka tentara-tentara itupun jatuh berguguran hingga yang tersisa hanyalah tiga ksatria saja.
Raja memberi tiga tentara yang tersisa sebuah misi terakhir, yakni mengumpulkan sebanyak mungkin kepala nara pidana, serta tahanan perang yang dilepas di medan yang telah disiapkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Royal Princess
Fanfiction[ON HOLD] Kisah seorang pemuda buta berdarah bangsawan yang mendapat kutukan, sehingga ia harus di besarkan sebagai wanita sejak lahir. Serta aksi heroik pengorbanannya, pengabdian dan cintanya pada tanah air, yang membuat Jeongin sanggup membenci...