Kayla menyesal tadi melepas sepatunya. Perjalanan ternyata sangat jauh. Sebelumnya Kayla hanya berencana ke taman dekat sekolah, tapi kalau dipikir-pikir lagi bisa gawat kalau kakak kelas, atau teman-temannya, atau parahnya lagi Kayndra dan Reyza tahu. Apalagi Kayla bareng Keano, bisa tambah habis nanti. Cuaca sangat cerah sampai-sampai panas menyengat. Kayla meminta Keano berhenti untuk memakai sepatunya lagi. Mereka berhenti di depan minimarket. Kayla memakai sepatunya, sedangkan Keano pamit untuk masuk.
Di depan minimarket itu ada dua set meja dan kursi ala cafe. Kayla duduk di situ sambil memainkan ponselnya. Ratusan pesan dan puluhan panggilan tak terjawab langsung menyerbu ponselnya. Maklum saja, tadi Kayla mematikan data selulernya. Kayla menelepon Kayndra. Baru dering pertama langsung nyambung. Kayla seketika meringis begitu mendengar umpatan-umpatan Kayndra yang menuntutnya pulang."Yahh, gue udah terlanjur jauh banget dari rumah." Kayla pura-pura menyesal yang sebenarnya sama sekali tidak. Jarang-jarang, kan, Kayla bisa jalan-jalan jauh tanpa dibuntuti Kayndra ataupun Reyza.
"Lo sama Ken, kan? Kasih ponselnya ke si bangke, gue mau ngomong dulu sama dia!"
"Ken masih beliin gue minum. Iya, gue sama Ken, kok. Jangan ganggu dulu, kita lagi kencan! Bye!" Kayla langsung menutup panggilannya. Setidaknya dia sudah mengabari Kayndra, walaupun mungkin caranya bisa membahayakan keselamatan Keano. Kayla masih sibuk dengan ponselnya ketika ia merasakan dingin di pipinya. Kayla menoleh dan mendapati Keano menyuguhkan susu kotak rasa coklat padanya. Senyum cowok itu ganjil bercampur jail.
"Jadi ini beneran kencan?" Kayla langsung mengumpat dalam hatinya. Wajahnya entah sudah semerah apa sekarang. Kayla kelewat malu sampai rasanya ingin pulang dan menutupi wajahnya dengan boneka Stich di kamarnya. Kayla meraih susu kotak itu, mengocoknya cepat-cepat, dan langsung meminumnya sampai habis.
"Udah abis, ayo lanjut, keburu siang." Kayla berjalan lebih dulu tanpa memedulikan jawaban Keano.
"Pegangan, gue mau ngebut." Kayla kaget ketika Keano menarik tangannya untuk melingkari pinggang Keano. Kayla langsung menarik tangannya, memukul cowok yang terkekeh itu dengan sebal.
"Modus banget pengen dipeluk!" Meski Kayla berkata begitu, tapi tetap saja tangannya berpegangan pada Keano. Hanya saja kali ini cuma di sisi kanan kiri pinggang Keano.
•••••
Kayla dan Keano baru pulang jam tiga sore. Kayla kira, sampai di rumah Kayndra dan Reyza akan membantai mereka. Namun, ketika Kayla membuka pintu tetap sepi-sepi saja. Di halaman motor-motor teman Kayndra masih terparkir dengan posisi yang sama. Keheningan ini membuat Kayla was-was. Rasanya seperti ketenangn yang ganjil sebelum badai menerjang. Kayla menyuruh Keano untuk mencari keberadaan setengah lusin cowok-cowok itu sebab Kayla ingin ke kamar mandi.
Selesai dengan urusannya, Kayla buru-buru naik ke lantai dua karena kemungkinan para cowok itu berkumpul di ruang keluarga. Sampai di anak tangga terakhir, Kayla hampir menjerit saat melihat kedua saudaranya menatap tajam, sedangkan yang lain sedang heboh mabar.
"Dari mana aja?" Reyza dan Kayndra menatapnya marah, Kayla sebenarnya takut, tetapi yang lebih membuatnya takut adalah Keano yang tak terlihat di manapun.
"Kencan. Gue kan udah bilang tadi?" Kayla sampai sebal merasakan wajahnya yang mudah terbakar malu, jadi Kayla mrmilih menatap dinding alih-alih saudaranya.
"Serius sama Ken?" Kayndra seperti menyerahkan sesi interograsi ini pada Reyza. Saudara kembarnya itu sejak tadi hanya diam dengan ekspresi marah.
"Iya, sama Ken. Ken mana?"
"Udah gue usir." Kayla langsung menoleh. Rasa malu tadi melebur menjadi amarah. Kayla menatap kedua saudaranya dengan kesal.
"Kok diusir?" Kayla meletakkan nampan dengan cepat, kemudian berlari menuju balkon, ia melihat Keano yang sudah siap di atas motornya. Kayla memanggil, cowok itu hanya melambaikan tangan dan tersenyum sebelum benar-benar pergi.
![](https://img.wattpad.com/cover/215754785-288-k192157.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Antara Bunga
Novela JuvenilTelah tersedia di store guepedia.com Blurb : Di antara bunga-bunga yang mekar Aku bisa melihatmu dengan jelas Di antara bunga-bunga yang mekar Aku mencintaimu dengan lugas Dan di antara bunga-bunga yang mekar pula Kamu bersembunyi dariku, mencegahku...