Tak seperti biasanya, jam setengah enam pagi di hari Minggu ini Keano sudah bangun dari tidurnya meskipun susah payah memaksa dirinya sendiri. Kemarin, Keano menurut saja ketika diusir Kayndra dan Reyza. Hitung-hitung cari selamat supaya tidak dihajar. Namun, semalam Kayndra meneleponnya, temannya itu meminta maaf dan bahkan mengajaknya lari pagi dan car free day bersama Kayla dan Reyza. Tentu saja Keano curiga, tapi Keano tidak peduli dengan apapun rencana Kayndra. Bagi Keano yang terpenting adalah bertemu dengan Kayla. Kemarin, sejak Kayla memanggilnya saat ia terpaksa pulang gara-gara diusir Kayndra, Keano jadi lebih percaya diri mendekati Kayla. Cewek itu kentara sekali peduli dan merasa bersalah dengannya.
Jam setengah tujuh Keano sudah sampai di rumah Kayndra, gerbang rumah masih ditutup, tapi Keano melihat Kayla yang sepertinya sedang memotret bunga-bunga di halaman. Cewek itu memakai celana dan kaos olah raga longgar, telinganya disumpal earphone yang kabelnya mengular menuju ponselnya, rambutnya dikuncir kuda rapi tanpa ada anak rambut yang jatuh, kakinya dibalut sepatu olah raga dan kaus kaki semata kaki. Intinya, cewek itu cantik meski dengan tampilan sederhana. Keano menggerakkan pagar besi dengan pelan tapi cukup untuk membuat Kayla menoleh. Kayla tampak kaget lalu berjalan cepat ke arahnya.
"Lo ngapain ke sini? Bisa dihajar lo sama Kayndra atau parahnya bang Reyza yang hajar lo. Lo buruan pergi sebelum mereka keluar. Cepet!" Keano tersenyum, cewek itu tampaknya benar-benar takut.
"Kok malah senyum? Gue seriusan nih!"
"Udah, tenang aja, Kayndra yang nyuruh gue ke sini. Bukain dong gerbangnya, gue pen parkir motor."
"Seriusan?"
"Iya, serius gue. Tuh, coba tanya Kayndra." Keano menunjuk ke belakang Kayla. Kebetulan Kayndra baru saja keluar, disusul Reyza di belakangnya.
"Anjing. Si bangke beneran dateng! Bukain pintunya, Kay!"
•••••
Keano sebenarnya sudah lelah berjalan-jalan. Dari tadi mereka cuma bolak-balik ke utara-selatan. Keano tidak mengerti apa yang mereka cari. Mereka tidak membeli apapun, dan cuma melihat-lihat saja. Yang paling aneh adalah, mereka mengajak Keano menonton anak-anak paskibra entah dari sekolah mana lagi beraksi. Keren, sih, tapi Keano lelah berdiri, dan mulai bosan. Keano padahal sudah sarapan, tapi sekarang sudah lapar lagi.
"Ken, lo udah sarapan? Kita belum sarapan soalnya." Keano berjalan di samping Kayndra, sedangkan Kayla di samping Reyza. Mereka berjalan dua meter di depannya. Mungkin yang tidak kenal dengan mereka bisa saja mengira mereka adalah sepasang kekasih. Reyza merangkul pundak Kayla, dan sesekali mengacak rambtnya.
"Udah sih tadi, makan roti doang. Tapi gue udah laper lagi." Akhirnya Kayndra ngajak makan setelah satu jam lebih bolak-balik tidak jelas.
"Lo mau nemenin Kayla makan nggak? Dia suka banget bubur ayam, tapi gue sama bang Reyza nggak suka, bukan nggak suka, sih, cuma nggak kenyang aja."
"Lo becanda nih pasti, mau ngerjain gue, kan lu?" Ya gimana Keano mau percaya, kalau tidak menahan diri, Kayndra bisa saja menghajarnya kemarin.
"Yee, bangke, udah dikasih kesempatan juga. Kay, bang, sarapan dulu, yuk, gue udah laper nih." Kayla dan Reyza menoleh bersamaan, rangkulan Reyza masih belum lepas, bahkan kini tangan Kayla juga merangkul Reyza.
"Ayok! Pokoknya kali ini harus bubur! Gue enek makan nasi kuning mulu!" Kayla melepaskan tangannya kemudian menarik Reyza melewati Keano dan Kayndra dengan cepat.
"Enggak, lo aja makan bubur sama Ken, gue makan nasi kuning sama bang Reyza. Ayo, Bang!" Kayndra menarik Reyza paksa, mereka berdua langsung berlari ke utara, berlawanan arah dari yang sepertinya ingin dituju Kayla. Kayndra memang tidak bohong. Ini kesempatannya untuk bersama Kayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Antara Bunga
Novela JuvenilTelah tersedia di store guepedia.com Blurb : Di antara bunga-bunga yang mekar Aku bisa melihatmu dengan jelas Di antara bunga-bunga yang mekar Aku mencintaimu dengan lugas Dan di antara bunga-bunga yang mekar pula Kamu bersembunyi dariku, mencegahku...