Sejak kedatangan orang-orang berpakaian serba hitam yang menyerbu markas beberapa menit lalu, keadaan markas menjadi tak terkendali. Bang Chan menatap marah orang-orang berpakaian serba hitam yang telah menghajar hampir dari seluruh teman-temannya. Beberapa memar dan luka sobek pun telah turut menghias wajah dan tubuhnya. Keadaannya semakin terpojok saat sebuah pistol telah mengarah tepat ke arah kepalanya hanya dari jarak tidak lebih dari lima centi.
Seseorang yang menodongkan pistol itu mengancam, "Katakan dimana Hwang Hyunjin!"
"Hyung!"
Suara yang tak asing itu membuat jantung Bang Chan nyaris melompat keluar dari tempatnya. Suara itu menyela lebih dulu sebelum ia sempat membuka mulut. Ia melirik panik pada Jimin yang tiba-tiba datang di waktu yang sangat tak tepat. Ia lantas berusaha memberi isyarat lewat matanya, meminta agar Jimin segera pergi secepat mungkin.
Tapi, Jimin yang terkejut melihat pemandangan markas yang kacau di depannya hanya dapat terdiam mematung. Anak itu melihat Bang Chan yang tengah ditodong pistol, ia ketakutan tapi ingin menolong. Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya dengan tubuh kecilnya.
Seseorang tiba-tiba menangkap tubuh Jimin dari belakang. Bang Chan yang melihatnya segera berteriak "Apa yang kau lakukan? Lepaskan dia!" Ia bahkan tak bisa bergerak dari tempatnya karena ia berada di bawah todongan pistol.
Orang yang menangkap Jimin jelas tak peduli pada teriakan Bang Chan, melihat Jimin yang terus berontak padanya, orang itu lantas membius Jimin dan membuatnya tak sadarkan diri.
"Anak itu adalah sandera." Ucap orang yang menodongkan pistol ke arahnya.
Kalimat itu membuat kedua tangan Bang Chan mengepal erat. Hasrat untuk meninju pria di depannya itu telah terlalu besar. "Dia tak ada hubungannya dengan ini. Lepaskan dia!"
"Kau kira aku tak tahu. Anak itu adalah kelemahan Hwang Hyunjin."
"Brengsek!" Bang Chan hanya bisa memaki. Ia ingin melawan tapi tubuhnya telah di hadang oleh beberapa orang. Ia tak bisa berbuat apa-apa selain hanya melihat tubuh tak sadarkan diri Jimin yang di bawa masuk ke dalam mobil.
"Jika kau ingin selamat maka jangan ikut campur!" Orang itu menarik pistolnya dan berbalik memunggungi Bang Chan. Ia lengah karena berpikir Bang Chan tak bisa berbuat apa-apa lagi hingga sebuah tinju melayang tepat ke arah pipi kirinya.
Bugh!
Di waktu yang bersamaan, Hyunjin baru saja menghabisi beberapa orang. Semua korbannya telah jatuh terkapar dilantai dengan keadaan tak sadarkan diri. Ia langsung berolahraga tepat setelah ia bangun dari tidurnya. Ia terbangun di tempat asing dan karena itulah ia mencoba keluar dari sana.
Ia telah menutupi CCTV di dalam ruangan itu dan penjaga juga telah ia kalahkan. Sebelum ada orang lain yang menyadari perbuatannya, ia harus telah keluar dari sana.
Ia menggeledah satu-satu tubuh para penjaga dan tersenyum begitu menemukan benda yang ia cari. Sebuah pistol. Ia membutuhkan benda itu untuk berjaga-jaga. Ia lantas menyelipkan pistol di punggungnya dan mengintip ke luar jendela.
Akan membutuhkan waktu jika harus keluar melalui pintu karena itu, ia memutuskan untuk melompati jendela setelah melihat ruangan yang ditempatinya hanya berada di lantai dua. Beberapa pohon yang berada di bawah akan membantunya untuk turun dengan lebih mudah.
Ia pun naik ke pembatas dan tanpa aba-aba langsung melompat turun. Ia berhasil meraih sebuah batang pohon dan membuat pendaratan yang sempurna di atas tanah. Ia tak memiliki banyak luka selain hanya beberapa lecet ditangannya.
Prok. Prok. Prok.
Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan dari arah belakang tubuhnya. Hyunjin tersentak dan dengan perlahan membalikkan tubuhnya. Ia melihat seorang wanita berpoles lipstick merah tebal dan seorang pria tinggi yang wajahnya tampak tak asing baginya. Jika ingatannya tak salah, pria itu adalah salah satu orang yang membawanya.
"Tak kusangka kau bisa melarikan diri dengan mudah padahal aku memilih penjaga khusus untukmu." Si wanita mulai bersuara. Suaranya terdengar lembut dan indah tapi tidak dengan kata-kata yang diucapkannya.
Kalimat itu telah menegaskan bahwa wanita itu adalah dalang dibalik penculikannya. Hyunjin sama sekali tak mengenal wanita itu, ia tak tahu dari mana wanita itu mengenalnya dan kenapa wanita itu melakukannya. Sebenarnya, ia bahkan tak tertarik untuk mengetahui itu semua. Ia hanya ingin pergi dan tak seorang pun bisa menghentikannya.
"Yah... dan tak kusangka kalian menyadari pergerakkan ku dengan cepat juga." Balas Hyunjin. Ia masih memperhatikan kedua orang di depannya, berjaga-jaga dengan gerakkan tiba-tiba yang mungkin akan mereka lakukan.
"Ahahaha..."
Saat wanita itu tiba-tiba tertawa dengan begitu puas, Hyunjin memanfaatkan kesempatan itu untuk menarik keluar pistol ditangannya.
"Hwang Hyunjin!"
Suara ringan dan datar itu bukan milik si wanita. Itu adalah milik pria tinggi di sampingnya. Hyunjin semakin yakin mereka telah mencaritahu latar belakangnya. Kebanyakan orang-orang hanya mengenalnya sebagai Hwang Hyu dan hanya ada beberapa orang yang mengetahui nama panjangnya. Hal itu menjadi semakin menarik baginya.
"Apa?" Hyunjin dengan santai memainkan pistol ditangannya berusaha memancing ekspresi pria tinggi itu.
Ekspresinya terlalu datar dan sulit untuk mengetahui apa yang tengah dipikirkannya. Hyunjin hanya bisa mengira pria itu bereaksi karena melihatnya memegang sebuah pistol. Mungkin karena itu berbahaya sehingga pria itu mencoba memperingatkannya. Hyunjin bahkan hanya bisa menebak untuk itu.
"Letakan itu!"
Tebakan Hyunjin benar. Pria itu memang bereaksi karena melihat pistol ditangannya. Hal itu malah membuat Hyunjin senang. "Ini?" Ia dengan sengaja mengarahkan pelatuk pistol pada wajah si pria tinggi lalu bertanya dengan nada sombong. "Bagaimana jika kubilang tidak?"
Tbc
Bang Chan as Christopher/Bang Chan
Moon Woojin as Jimin
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAMOND
FanfictionIa seberharga berlian namun, Jika sudah hancur siapa yang bersedia menerimanya?