0.05

87 5 0
                                    

Hyunjin tiba di markas sore hari. Kedatangannya langsung di sambut Bang Chan yang memang telah menunggu pemuda itu sejak pagi. Pemuda berambut blonde yang berstatus sebagai pemimpin Tiger itu telah menantinya dengan pengharapan penuh. Raut wajah cemas dan tegangnya yang menghias beberapa menit lalu lantas sirna begitu melihat kedatangan Hyunjin dengan keadaannya yang tampak baik-baik saja.

"Hyu!" Bang Chan berseru lega dan tatapan keduanya pun bertemu.

Hyunjin menelisiknya dengan tatapan tajam. Ia jelas telah merasakan ada sesuatu yang berbeda setelah tiba di markas tadi dan kecurigaannya itu terbukti setelah melihat Bang Chan dan teman-teman yang lain tampak dalam keadaan yang kurang baik. Hampir dari semua teman-temannya memiliki luka pada wajah dan tubuh mereka.

"Apa yang terjadi?" Tanyanya. Ia melihat sekeliling dan tersadar tak mendapati bocah kecil yang hampir selalu mengikutinya kemana-mana. "Chris, dimana Jimin?"

Bang Chan tak berani menatap mata tajam Hyunjin saat pemuda itu menanyakan tentang keberadaan Jimin. Meski pun ia adalah pemimpin sebenarnya dari Tiger tapi sebenarnya Hyunjin adalah orang yang paling berpengaruh dalam hal apa pun. Semua anggota tunduk dan patuh pada pemuda itu dan Tiger pun tidak akan pernah ada jika tidak ada seorang Hwang Hyunjin di dalamnya.

"Tadi pagi kami di serang. Mereka mencarimu dan mereka membawa Jimin--" Belum sempat Han, salah satu anggota Tiger menjelaskan apa yang seluruhnya terjadi, Hyunjin telah berlari keluar meninggalkan mereka.

Bahkan tanpa harus mendengarkan keseluruhan cerita, Hyunjin dapat menebak siapa orang yang telah membawa Jimin. Orang itu berani mendatangi Markas Tiger dan menyentuh Jimin, orang itu tahu Jimin adalah seseorang yang berharga baginya, tidak ada orang lain selain dia yang dapat melakukannya.

"Orang Tua itu berani-beraninya dia menyentuh Jimin." Hyunjin bersumpah dalam hati jika terjadi sesuatu pada Jimin sedikit saja, ia tak akan segan-segan untuk merobek kepala mereka.

Melihat Hyunjin yang kembali meninggalkan markas dengan dipenuhi kemarahan sebenarnya membuat Bang Chan merasa cemas. Tapi, ia juga tak bisa melakukan apa pun untuk membantu temannya itu. Ia hanya bisa melihat tubuh Hyunjin yang berlari dan menghilang memasuki sebuah mobil asing. Ia tak tahu apa yang akan dilakukan Hyunjin tapi ia berharap temannya itu akan baik-baik saja.

Sementara itu, Hyunjin kembali ke mobil yang mengantarkannya ke markas beberapa menit lalu, Robin yang tak mengetahui jika Hyunjin akan kembali secepat itu hanya menatapnya dengan heran dibalik kemudi. Sebelumnya, Hyunjin berjanji akan kembali pada Woori selama Woori mengizinkannya untuk melihat teman-temannya. Robin hanya tak berpikir melihat yang dimaksud Hyunjin hanyalah benar-benar sekedar melihat. Itu terlalu singkat.

"Woori memintamu untuk menjagaku bukan? Bagaimana jika sekarang aku meminta bantuanmu?"

Mendengar Hyunjin yang tiba-tiba menanyakan pertanyaan semacam itu, Robin hanya diam. Ia mulai melajukan kembali mobilnya menjauh dari markas dan secara tak langsung ia telah mengiyakannya. "Kau ingin ke mana?" Tanyanya.

"Diamond Villa."

Beberapa saat kemudian, mereka telah sampai di Kawasan Diamond Villa, tempat yang menjadi tujuan Hyunjin. Sementara Hyunjin yang begitu sampai langsung bergerak turun dari mobil tanpa membuang-buang waktu, Robin hanya mengikuti pergerakkan pemuda itu lewat sudut matanya.

Robin jelas bukan jenis orang yang akan menanyakan apa atau kenapa pada hal yang tak memiliki keterkaitan dengan dirinya. Ia pun memilih untuk tetap diam dan membiarkan sosok Hyunjin menghilang di telan gerbang besar di depannya.

Bertepatan dengan itu, mode getaran pada ponselnya mulai bekerja dan ia langsung mengangkat panggilan yang datang itu.

"Ya, Nona."

"Apa kau masih bersama Hyunjin?"

Pertanyaan itu membuat Robin melirik kembali gerbang besar di depannya, mencari jejak punggung Hyunjin yang telah menghilang. "Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi dia datang ke Diamond Villa."

"APA?"

Suara teriakan dari dalam ponsel itu segera membuat Robin bergerak untuk menjauhkan ponsel dari sisi telinganya. Meski begitu, ia tak banyak merubah ekspresi wajahnya. "Apa yang harus kulakukan?"

"Tetap di sana dan tunggu sampai dia kembali. Aku ingin tahu apa yang terjadi."

"Aku mengerti."

Tbc

DIAMONDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang