Merelakan

42 2 0
                                    

"Arti penting dalam mencintai adalah saat kita bisa belajar ikhlas atas apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi"

"Thanks ya sya udah mah nemenin gw sampe anter pulang juga"

"Iya arrraaaaa, lo udah 12 kali bilang makasih ke gw hari ini" kekeh syara si gadis cantik dan baik hati, siapapun yg melihat nya akan tertatik dengan cewe itu.
"Gw pulang ra, dah!"

"Hati² ya sya, thanks,,,,,,eehhh dahhhhh" kekeh dara dengan adanya suara pintu terbuka tanda ibunya mengetahui kedatangan anak satu²nya ini.

"Pulang sama syara lagi ra?" Dilanjut dengan anggukan dara membuat ibunya paham
"Emang iyan sama iko kemana ko gak anter pulang ? Tumben bgt!"

"Ara gk mau bergantung ke mereka berdua terus bu. Yaudah ara istirahat dulu ya capek!" Ditaruh sepatu sekolahnya dilanjut pergerakan langkah kaki yg sudah tak bisa ibunya perhatian lagi.

Ada yg tidak beres.

"Raa,,?"
"Apa bu? Ara masih siap²" suara nyaring terpantul didalam kamar mandi
"Ada iyan sama iko nih, kamu temui mereka dulu aja biar ibu yg antar kue ke pasar, yah?"
Sempat tersendak saat mendengar dua nama itu, karna sampai saat ini dara belum bisa tau kenapa dia malah ingin jauh² dari iyan dan iko.
"Ra?"
"I-iya deh bu"
Terdengar suara kaki yg lama lenyap ntah kemana.

Dibukanya pintu kamar sudah ditemukan wajah datar iko, menampakan wajah kesal, khawatir yang sudah bisa ara tebak dari sini.

"Eh ko lo disini?" Mencoba agar baik baik saja namun sial riko malah makin datar dan enggan mengangkat suara.

"Lo tuh ya ra, gw telpon gak diangkat! Sms gk di bales, bikin khawatir tau gk!"

"Ko lo nyolot? Udah ah mau ke pasar anter kue" sudah rutinitas dara untuk mengantar kue ibunya ke pasar sbg ladang usaha setelah ibu dara memutuskan untuk tidak menikah lagi saat ayahnua meninggal.

"Sampai kapan lo mau sembunyi sembunyi sama kita ra, gue sama riko udah kenal lo sejak orok, dan lo mau ngibulin kita? Heuh percuma"

"Iya iya, gw juga yakin kalian pasti udah tau dari lama, tapi gw gk bisa buat jujur sama kalian, karna itu buat gw ngerasa makin sedih, saat gw harus bisa berbagi kesedihan sama orang yg gw sayang" tiba tiba tangis dara tak bisa ia tahan. Membuat kedua sahabat nya mendekat dan memberi posisi senyaman mungkin agar dara bisa cerita atas semuanya.

"Ra?"
"Sini liat gw?"

"Hmm"
"Hidup itu berputar layaknya roda, kadang kita di atas kadang juga kita di bawah. Semua itu proses, udah 8 tahun lo belum bisa lupa karna lo belum ikhlas, cba deh ra lo pikirin ibu lo, kita, sekolah lo, masa depan lo, kapan lo harus liat ke belalang dan kapan lo liat ke depan"

Sempat terhenti sejenak untuk memberi ruang berfikir bagi dara, sengaja itu di lakukan iyan sekarang.

"Lo harus tau waktunya, dan yang tau cuma diri lo sendiri" tangis dara pecah saat riko dan iyan senyum simpul memberi semangat.

"Sekarang gw paham, kenapa gw harus ikhlas kehilangan ayah! karna gw masih punya dua lelaki yang gk kalah hebatnya mengganti sosok ayah dalam hidup gw, thanks ya iko, iyan"
"Semangat ra" bisik riko saat posisi mereka begitu dekat. Memberi dukungan layaknya sesorang kakak.

Hai!!! Makasih udah mau baca lanjutannya semoga suka yyyy!

Sory yy banyak typo nha, tuh kan:v

O y di part pertama aku belum sempet kenalin aku siapa, panggil aja Hez yaaa
Hehehe

Ah pokonya jangan lupa vote dan komen yyy

Hez

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

2 CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang