(1). KETIKA SINGA MALAS BEKERJA

416 15 3
                                    

Pagi-pagi sekali singa keluar dengan langkah tegap untuk berburu hewan untuk sarapan dirinya dan keluarganya.

Ketika para hewan melihat singa tersebut, mereka menggigil ketakutan, mereka pun bersembunyi di belakang pepohonan.

Dengan gemetar, kera berkata, "Betapa kuatnya singa ini! Aku sangat takut kepadanya".

"Aku ketika melihatnya, juga sangat ketakutan", ujar seekor kijang, "Singa itu mampu menangkap tubuhku secepat kilat".

"Sungguh naas nasibku, "sahut seekor kuda zebra, "Aku dan saudara-saudaraku kuda zebra adalah makanan favoritnya. Betapa banyak keluarga dan bangsaku yang telah memenuhi perutnya". Kemudian kuda zebra itu berhenti berbicara. Air mata berlinang ketika ia ingat pada saudaranya yang beberapa lama hidup bersama dan di hadapan matanya sang singa memangsa dan melahapnya.

Dengan gemulai seekor Jerapah menghampirinya seraya berkata, "Setiap hari singa itu pulang membawa banyak hewan buruan. Isteri dan anak-anaknya yang masih kecil-kecil menyambutnya dengan senang hati kemudian mereka makan hewan buruan sang ayah dengan suka cita".

Ketika hewan-hewan itu selesai berbicara, seekor serigala maju ke depan seraya berkata, "Benar ia adalah seekor singa yang kuat dan kalian semua takut kepadanya".

"Benar, kami semua takut menjadi santapannya".

"Tetapi aku mampu menjadikannya sebagai pembawa sampah rumahku", ujar serigala dengan penuh keyakinan.

Para hewan tertawa terbahak-bahak demi mendengar ucapan serigala.

"Mungkin yang kamu maksudkan adalah kamu sendiri yang akan membawa sampah rumahnya untuk mengambil perhatiannya agar dia tidak memangsamu", ujar kera.

Dengan suara lantang sehingga semua hewan yang ada di sekitarnya mendengar, serigala itu berkata, "Tidak, bukan aku yang akan membawa sampah rumahnya, tetapi singa itulah yang akan membawa sampah rumahku. Tunggu saja, aku akan memperlihatkan kepada kalian semua singa itu akan berjalan di belakangku sambil membawa sampah rumahku, tetapi berilah aku waktu untuk mewujudkan hal ini".

"Kami tidak akan merasa rugi sedikit pun jika kami menunggu. Perlihatkanlah apa yang kamu rencanakan itu".

Serigala menanti di jalan yang biasa dilalui singa ketika pulang ke rumahnya sambil membawa hewan buruan yang diperoleh dengan susah payah dan dengan segala kekuatan yang ia miliki. Ketika singa itu tampak, serigala dengan tenang mendekatinya dan dengan santun berkata, "Tuanku singa yang gagah perkasa. Aku lihat setiap hari, ketika para hewan masih terlelap tidur, Tuan sudah keluar rumah untuk berburu dan dengan sisa tenaga yang ada dan dengan kelelahan yang luar biasa Tuan pulang membawa hewan buruan".

Dengan pandangan marah, singa itu menatap serigala seraya berkata, "Memangnya kenapa? Apa urusanmu dengan pekerjaanku".

Sebelum amarahnya semakin bertambah, serigala segera menyahut dengan tenang, "Sebetulnya aku sangat mengagumimu, Tuan".

Mendengar ucapan itu, amarah singa itu sedikit mereda lalu berkata, "Terima kasih, tetapi yang penting apa yang kamu inginkan sekarang? Aku lelah sekali dan ingin segera beristirahat".

"Aku tidak menginginkan apa-apa. Yang aku inginkan hanya berbuat sesuatu sebagai ungkapan bahwa aku mengagumi dan sangat menghargaimu, Tuan".

"Apa yang hendak kamu kerjakan?".

"Izinkan aku membuat Tuan beristirahat di rumah sebagai hewan yang mulia dan terhormat. Setiap hari Tuan akan dikirimi makanan yang cukup buat Tuan dan keluarga sehingga Tuan dapat menghemat enerji dan kekuatan Tuan. Raja seperti Tuan sepatutnya dilayani hewan lain dan tidak perlu bersusah payah memburu hewan, tidak perlu bangun pagi-pagi untuk pergi ke hutan memburu hewan".

50 CERITA ANAK INSPIRATIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang