(11). DOMBA YANG CERDIK

49 2 0
                                    

Pada suatu pagi, seekor anjing menanti sahabatnya seekor domba yang akan datang bertamu. Betapa senangnya sang anjing ketika mengetahui bahwa sahabatnya itu akan bertamu. Ia mulai mengingat kenangan indah bersama domba itu ketika dua tahun lalu menjadi penjaga domba itu dan dan kawanannya. Ketika itu sang anjing melakukan tugas penjagaan dengan baik sementara kawanan domba memperlakukan sang penjaga juga dengan baik. Mereka selalu memberi makan anjing dengan makanan yang paling lezat. Sungguh hal itu merupakan kenangan yang sangat indah. Mengenang hari-hari indah bersama kawanan domba itu tiba-tiba terputus ketika anjing mendengar suara sahabatnya, domba.

"Assalamualaikum, sahabat setiaku".

"Waalaikumussalam, selamat datang, sahabatku, domba. Aku sangat senang dengan kedatanganmu ini".

"Terima kasih, sahabat. Aku benar-benar senang ketika mengetahui bahwa kamu tinggal dekat tanah tempat kami digembala. Makanya aku putuskan untuk mengunjungimu dan mengetahui keadaanmu sekarang".

"Terima kasih atas perhatianmu. Terima kasih kamu tidak melupakan sahabatmu".

"Aku tidak akan pernah lupa hari-hari indah ketika kita hidup bersama. Kamu waktu itu sangat berjasa menjaga kami dari serangan serigala".

"Itu kewajibanku yang harus dilaksanakan. Betapa sedihnya aku ketika kita berpisah karena kamu berpindah ke penggembala yang lain".

"Itulah keadaan hidup di dunia. Ada saatnya bersama dan ada saatnya berpisah".

"Mari, aku perlihatkan rumah yang telah aku siapkan buat kamu beristirahat".

Kedua sahabat ini pergi menuju rumah yang telah disiapkan untuk tamu. Selama berjalan mereka asyik berbincang tentang banyak hal. Sesampainya di rumah tamu, anjing memberitahu domba bahwa ia telah menyiapkan rumput segar untuk santapannya. Domba berterima kasih atas kebaikan sahabatnya itu.

"Bolehkan aku tahu, siapa saja yang bertetangga dengan rumah tamu ini, barangkali aku bisa berkenalan", tanya domba.

"Di sebelah kiri ada seekor keledai lucu".

"Ok, lalu yang di depan?".

"Di depan ada seekor serigala, tetapi kamu tidak usah khawatir. Aku telah memberitahunya bahwa kamu adalah tamuku. Ia tidak akan mengganggumu".

"Yakin, ia tidak apa-apa?".

"Tentulah. Aku telah mengancamnya. Jika ia berani menerkammu, aku akan menghukumnya".

Meskipun anjing itu telah memberi jaminan akan keselamatan dirinya, jantung domba itu tetap saja berdebar. "Luar biasa. Setelah serigala itu menyantap diriku, anjing itu akan menghukumnya, lalu apa gunanya buat diriku", gerutu domba dalam hati.

Domba itu berusaha menenangkan diri. "Aku tidak ingin merepotkan sahabatku, tetapi aku juga benar-benar dalam bahaya. Serigala itu hewan yang tidak bisa dipercaya", domba itu membatin. Lalu ia berdiri dan berjalan menghampiri jendela. Dari sela-sela daun jendela yang dibuka sedikit, ia lihat serigala tengah memperhatikan rumah tamu milik anjing ini. Air liur menetes deras dari mulutnya.

"Hah, serigala itu pasti sudah tahu kehadiranku di rumah tamu ini. Ia sudah siap-siap akan menerkam dan memangsaku. Ancaman anjing, sahabatku itu, tidak akan ia indahkan", pikir domba sambil menutup jendela dan pintu lalu mengeceknya kembali agar semua jendela dan pintu benar-benar tertutup dengan baik agar serigala itu tidak bisa masuk.

Pada malam hari, domba mendengar ketukan sangat keras pada pintu.

"Siapa di luar?".

"Aku tetanggamu, datang sekadar untuk mengucapkan salam".

"Tetangga yang mana ya?".

"Tetangga yang di rumah depan".

"Oh, serigala".

"Ya, benar".

"Silahkan datang besok pagi ya, nanti didampingi sahabatku, anjing".

"Aduh, aku terburu-buru. Aku ingin mengunjungimu sekarang juga".

"Maaf ya, malam hari itu untuk tidur. Jika mau betamu, ya besok pagi saja".

Serigala itu akhirnya meninggalkan rumah tamu. Ia mencari akal, bagaimana caranya memangsa domba yang gemuk itu. Beberapa saat yang lalu, ia belum berhasil. Ia membulatkan tekad untuk tidak menyia-nyiakan kehadiran domba gemuk ini. Ia abaikan ancaman anjing. "Terserah, hukuman apa yang akan ditimpakan kepadaku, yang penting perutku sudah kenyang makan domba gemuk ini", batin serigala itu sementara air liurnya tak henti menetes dari mulutnya.

Pada waktu yang sama, di dalam rumah, domba juga sedang berpikir keras, mencari cara terbaik untuk menyelamatkan diri dari serangan serigala tanpa merepotkan sahabatnya, anjing.

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali domba pergi ke pasar. Ia beli selimut yang menyerupai bulu macan. Sepulangnya dari pasar, ia mengunjungi rumah sebelah yang dihuni oleh seekor keledai lucu. Dari obrolan bersama tetangga ini, domba mengetahui bahwa tidak jauh dari rumah tamu milik anjing itu ada seekor macan yang tinggal.

Ketika malam tiba, serigala untuk kedua kalinya mendatangi rumah tamu milik anjing yang sedang dihuni seekor domba gemuk. Karena ia menyadari, jika mengetuk pintu seperti malam kemarin, domba itu tidak akan membukakan pintu, maka kali ini ia nekat loncat ke atap rumah. Tentu saja loncatannya itu menimbulkan suara berisik yang didengar oleh domba yang memang tetap waspada. Selimut yang menyerupai bulu macan yang dibelinya dari pasar pagi tadi itupun ia tarik untuk menyelimuti seluruh tubuhnya. Ia pun mengumpukan keberaniannya untuk menghadapi serigala.

Serigala loncat dari atap, masuk ke tengah rumah. Ketika ia melihat ada hewan dengan blu belang, ia kaget kok ada macan. Jangan-jangan dirinya salah mauk rumah. Dengan gemetar ketakutan, serigala itu bertanya.

"Bukankah ini rumah domba tamunya anjing itu?".

"Apa yang kamu lihat, domba atau macan", ujar domba dengan suara yang dibuat mirip suara macan.

"Maaf, macan yang gagah berani, sekali lagi aku mohon maaf telah mengganggu tidurmu. Aku kira ini rumah tamu milik anjing. Aku dengar sahabatnya, domba sedang bertamu. Aku ingin menemuinya".

"Oh, domba sahabat anjing itu yang badannya gemuk ya?".

"Betul".

"Oh, domba itu sekarang tinggal di rumah yang terletak di ujung jalan ini".

"Jadi, macan yang gagah berani, kamu sengaja datang dan tidur di rumah ini sementara domba tinggal di rumahmu".

"Betul sekali".

Seriga yang sedang kelaparan itu langsung lari menuju rumah macan. Ia mengira bahwa domba gemuk itu benar-benar ada di rumah macan. Sesampainya di rumah macan, ia langsung loncat mauk ke dalam rumah sambil membayangkan bahwa sebentar lagi ia akan menyantap makanan lezat. Namun, betapa kagetnya ketika ia lihat seekor macan dengan aumannya yang menyeramkan. Macan itu terbangun dari tidurnya. Ia sangat marah. Ia lalu menangkap tengkuk serigala itu. "Berani-beraninya kamu memasuki rumahku tanpa izin hah".

Sekujur tubuh serigala gemetar dan dengan nada yang tergagap-gagap penuh ketakutan ia berkata, "Tadi ada macan lain memberitahuku bahwa di rumah ini ada seekor domba sementara perutku keroncongan menahan lapar".

"Aku juga sangat lapar. Seharian tadi aku malas keluar rumah untuk berburu".

"Mmm....Maksudmu?".

"Maksudku, kamu adalah santapan malamku. Jadi besok aku tidak perlu keluar rumah lagi".

"Te....te...tetapi...".

Serigala itu belum selesai berbicara, macan sudah langsung menerkamnya dan dalam beberapa saat tubuhnya tercabik-cabik. Dengan lahapnya, macan itu menghabiskan santapan malamnya.

Pada pagi hari, anjing datang ke rumah tamu untuk mengetahui keadaan sahabatnya, domba. Ia sudah mendengar berita tentang serigala yang menjadi mangsa macan.

"Kok, berani-beraninya serigala itu datang ke rumah macan malam-malam", kata anjing.

"Nanti kamu akan tahu sendiri sebabnya", ujar domba, "Sekarang aku harus pamit untuk kembali ke penggembalaku. Ia pasti mencari-cariku karena aku terlambat pulang. Terima kasih atas penerimaanmu, sahabat".

"Sama-sama. Hati-hati di jalan ya".

* * *

50 CERITA ANAK INSPIRATIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang