(14). GAJAH YANG PEDULI

64 1 0
                                    

Seekor gajah yang sangat besar berjalan santai. Raut mukanya menggambarkan bahwa dirinya tengah memikirkan sesuatu. Hatinya gundah gulana. Ketika ia asyik berjalan, tiba-tiba ia bertemu dengan sahabatnya, seekor kera. "Ada apa denganmu, gajah, kok kelihatannya sedang masgul?".

"Betul, kawan. Hatiku lagi galau".

"Kok bisa sih. Kamu itu kan hewan berbadan besar dan kuat. Dengan mudah mendapatkan makanan, lalu apa yang membuatku galau begini?".

"Aku ingin memanfaatkan kekuatan dan waktuku untuk sesuatu yang lebih berguna, bukan sekadar untuk mencari makan. Ini yang menjadi pikiranku selama ini".

"Kamu kan bisa bermain sepanjang hari di antara pepohonan dan di tepi sungai, menikmati sinar matahari dan udara yang cerah".

"Itu semua akan membuat aku bosan, terlebih jika dilakukan sepanjang hari. Aku ingin memanfaatkan waktuku dengan melakukan sesuatu yang berguna untuk yang ada di sekitarku. Kamu punya usulan gak?".

"Wah, maaf aku gak punya usulan apa-apa, tetapi di desa tidak jauh dari sini ada seorang bijak yang mungkin bisa kita mintai pendapatnya. Yuk, kita pergi ke sana".

Gajah dan kera itu pun pergi menuju rumah orang bijak tersebut.

"Assalamualaikum", gajah dan kera mengucapkan salam

"Waalaikumussalam. oh, gajah dan kera ya", seraya orang bijak itu keluar dari rumahnya untuk menemui kedua hewan itu.

Gajah menceritakan kepada orang bijak tentang keinginannya untuk memanfaatkan waktu dan kekuatannya untuk sesuatu yang berguna. Diceritakan pula bahwa dirinya belum mendapatkan ide, pekerjaan apa yang sebaiknya dilakukan. Setelah merenung sejenak, orang bijak itu memandang gajah seraya berkata, "Kamu dapat melakukan pekerjaan yang berguna di desa kami. Di sini banyak orang lemah, orang miskin dan orang sakit yang memerlukan pertolongan. Kamu bisa menghabiskan waktu dengan membantu mereka".

"Wah, ini ide yang bagus, tetapi aku ingin mengetahui dengan jelas, tepatnya pekerjaan apa yang akan aku lakukan?".

"Aku akan dirikan sebuah rumah di desa ini. Kamu tinggal di situ. Nanti akan banyak orang datang untuk meminta bantuan. Aku sarankan, di rumah barumu nanti itu kamu pasang papan nama untuk memudahkan orang-orang sampai ke rumahmu".

Gajah itu pun pergi mencari pembuat papa nama.

"Saya minta dibuatkan sebuah papan nama yang besar. Saya akan pasang papan itu di rumah baruku di desa".

"Baik. Apa yang saya tulis pada papan nama itu?".

"Tolong tulis: Ini Rumah Gajah Peduli. Gajah yang Suka Menolong Orang Lemah. Gajah yang Suka Memberi Makan kepada Orang Miskin. Gajah yang Suka Menolong Orang Sakit sampai Sembuh".

Setelah itu, gajah ini pun mulai tinggal di desa bersama bangsa manusia. Sang gajah belum mengetahui bahwa selama ini penduduk desa sangat resah karena sering didatangi gerombolan pencuri. Mereka dengan leluasa mengambil harta milik penduduk desa. Tidak ada seorang pun penduduk desa yang berani menangkap gerombolan pencuri ini. Selain karena para pencuri ini membawa senjata tajam, kantor polisi pun lokasinya cukup jauh dari desa, maka pencurian terus menerus terjadi. Namun, kesabaran penduduk desa pun ada batasnya. Mereka tidak rela harta benda yang selama ini diperoleh dengan susah payah dengan mudahnya diambil para pencuri. Setelah dilakukan pertemuan pengurus desa, beberapa orang perwakilan penduduk menghadap orang bijak.

"Harta kami nyaris habis, Pak. Apa yang harus kami lakukan agar para pencuri itu tidak melakukan kejahatannya lagi".

"Apakah kalian sudah membagi tugas ronda kepada warga?".

"Ya sudah, Pak, tetapi semua yang berjaga tidak bisa berbuat apa-apa. Pencuri itu datang bergerombol sambil membawa senjata tajam. Nyawa kami taruhannya, kalau kami menghadang pencuri itu".

"Kalau begitu, silahkan kalian temui warga baru kita itu".

'Gajah itu ya Pak".

"Betul. Insyaallah dia akan senang membantu kita semua".

Perwakilan pendudukan desa itu langsung pergi menemui gajah. Sesampainya di rumah gajah, mereka menceritakan suasana desa yang sering didatangi gerombolan pencuri.

"Biasanya para pencuri itu datang jam berapa?", tanya gajah

"Tengah malam".

"Ada sekitar berapa orang?".

"Sekitar enam sampai sepuluh orang".

"Baik, mulai nanti malam aku akan ikut berjaga bersama kalian".

Pada malam hari, seperti biasanya, penduduk desa sudah lelap tidur. Beberapa orang sedang berjaga di pos ronda. Hujan gerimis membuat mereka lebih betah duduk di pos ronda sambil menikmati kopi panas dan pisang goreng yang disediakan secara bergantian oleh penduduk desa. Tugas ronda malam ini mereka rasakan sangat berbeda karena ditemani seekor gajah. Tiba-tiba mereka melihat bayangan orang mengendap-endap di balik semak. Tampak beberapa orang sudah berada dekat sebuah rumah kosong yang ditinggal pergi penghuninya. Lalu dua orang di antara mereka tampak hendak membuka jendela. Dua orang lainnya berjaga-jaga depan rumah. Para petugas ronda yakin, orang-orang itu pasti pencuri, maka mereka langsung memberitahu sang gajah. Tanpa berpikir panjang, gajah langsung menghampiri para pencuri sambil meniupkan suara belalainya yang membuat para pencuri itu terkejut. Mereka langsung lari tunggang langgang.

Setelah peristiwa malam itu, berita tentang gajah ini pun tersebar ke seluruh penduduk desa. Kehidupan mereka pun berangsur tenang kembali, tidak pernah terdengar ada pencurian. Gajah pun merasa senang dapat membantu penduduk desa. Ronda malam sudah jarang ia lakukan, tetapi pada siang hari ia sering membantu warga, mulai dari membawakan beban yang berat hingga membawa orang sakit. Tiada hari berlalu tanpa bantuan terhadap warga.

Beberapa bulan kemudian, pada suatu pagi kera, sahabat lamanya datang berkunjung,

"Bagaimana, apakah sekarang kamu sudah hidup senang".

"Alhamdulillah. Aku sangat bahagia".

"Pastilah karena di sini pasti banyak makanan ya?".

"Oh, bukan karena itu, kawan. Kebahagian itu datang bukan dari banyaknya makanan, tetapi karena di sini aku dapat lebih banyak melakukan kebaikan. Hidup ini tidak ada nilainya tanpa berbuat kebaikan".

* * *

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

50 CERITA ANAK INSPIRATIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang