"Jatuh cinta kepadamu adalah kesalahan, dan aku tak mau mengulanginya lagi. Tidak, ketika aku tahu kau bisa membuatku jatuh berkali-kali."
_Adara Fidelia_______________________________________
Sementara itu, Adara bergerak semakin merengsek kedadanya yang bidang seakan sedang mencari kehangatan untuk dirinya yang telanjang. Dengan reflek, Adrian semakin mendekap erat tubuh gadis itu. Ugh, tapi nampaknya sekarang Adara sudah tidak bisa lagi disebut seorang gadis setelah percintaan mereka semalam.
Adrian benar-benar tidak menyangka dirinya adalah yang pertama bagi Adara. Perasaan bangga langsung memenuhi hatinya. Namun ketika otaknya kembali berada ditempatnya semula, dia tersadar bahwa ini adalah kesalahan. Tidak seharusnya dirinya memanfaatkan keadaan Adara yang berada dibawah pengaruh obat perangsang dan meniduri adik dari mendiang istrinya itu. Seketika rasa bersalah menyelusup masuk kedalam hatinya.
Mendadak Adrian membenci dirinya sendiri yang bersikap seperti seorang pria bajingan. Ayolah, seharusnya Adrian bisa menolaknya dan dia seharusnya juga bisa menghindari kejadian semalam. Tapi kenyataannya Adrian juga seorang manusia biasa, terlebih dia adalah pria dewasa yang normal. Melihat Adara yang polos siapapun pasti akan tergoda.
Oh, mungkinkan sebenarnya Adrian juga menginginkan Adara? Hingga kejadian semalam itu sebenarnya bukan karena dia tidak bisa melainkan dia tidak mau menghentikannya.
Untuk beberapa saat Adrian termenung, namun hanya sesaat karena di detik selanjutnya Adrian tergoda untuk mengecup rambut Adara, menghirup aromanya dalam-dalam seakan dia memang sangat merindukannya. Lalu bibirnya bergerak turun ke tulang hidung Adara yang mancung, dan ketika matanya melihat bibir Adara yang berwarna merah muda mendadak kewarasannya terenggut kembali darinya. Adrian memagutnya lembut dan pelan-takut kalau-kalau wanita itu akan terbangun.
Ketika sesuatu dibawah sana menginginkannya lagi, Adrian segera melompat turun dari ranjang. Dia bisa gila jika terus berdekatan dengan Adara dalam keadaan seintim ini. Tak disangka, wanita itu bisa begitu memabukkan dirinya hingga membuatnya lepas kendali.
Sepertinya saat ini Adrian membutuhkan air dingin untuk melemaskan otot-ototnya yang tiba-tiba kembali terasa kaku saat sesuatu dibawah sana berdenyut menyakitkan ketika selimut yang menutupi tubuh polos Adara melorot dan menampilkan keindahan dada wanita itu.
Oh God, kau benar-benar brengsek Adrian!
°°°
Adara terkejut ketika ia membuka matanya dan mendapati bahwa dirinya terbangun hanya memakai selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Lebih terkejut lagi ketika memori kegiatannya semalam berputar jelas di otaknya.
Kenapa diantara banyaknya pria, dirinya malah harus jatuh kedalam pelukan Adrian Maxwell Mangkuraja? Lalu apa gunanya selama tiga tahun ini dirinya berjuang keras untuk melupakan pria itu, jika pada akhirnya dia justru menyerahkan kegadisannya pada pria yang sama. Menyerahkan sesuatu yang ia jaga selama ini hanya untuk calon suaminya namun terenggut oleh pria yang mati-matian ingin Adara lupakan.
Ini benar-benar gila!
Oke, lupakanlah fakta bahwa setelah ini Adara akan menyesali kebodohannya mengingat nampaknya ini bukan waktu yang tepat untuk menangisi kesialan yang tengah menimpa dirinya saat ini. Sungguh, Adara harus bergegas pergi dari tempat ini sebelum Adrian kembali dari kamar mandi. Oh ya ampun, mau taruh dimana wajah Adara nanti mengingat betapa memalukannya ia semalam.
Lagipula Adara juga tidak ingin bertemu dengan Adrian. Tidak untuk sekarang ataupun nanti. Kebenciannya kepada pria itu pun berkali-kali lipat ia rasakan setelah kejadian semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Brother in Law (Tamat)
Romance#Brotherinlawseries2 Follow sebelum membaca!! --------------------------- Mature Content 21+ Ini bukan cerita tentang affair dengan kakak ipar, ini kisah yang lebih rumit dari itu! Ini tentang luka, tentang air mata juga tentang hati yang telah pata...