Rosaline dan Damian tiba di West Hill. Tempat masa kecil mereka.
Damian mengikat kudanya di pohon, lalu mempersilahkan Rosaline untuk masuk ke rumahnya yang sangat sederhana.
"Kakek Felix pasti sedang berburu." Kakek Felix adalah satu-satunya yang Damian miliki. Walaupun mereka tidak memiliki ikatan darah apapun, tapi kakek Felix sangat menyayangi Damian karena janji yang ia buat pada nenek Damian, ia akan menjaga Damian seperti cucunya sendiri.
"Duduklah Rosaline, aku akan mengambilkan air untukmu." Rosaline melihat ke sekeliling rumah. Tidak ada yang berubah, hanya saja semua barang dirumah ini sudah menua.
"Apa kau mengingatnya, kau pernah terjatuh dikursi kakek Felix." Rosaline masih mengingatnya. Ingatannya masih tajam. Ia sudah lama tidak datang ke rumah Damian, terakhir saat mereka berusia lima belas tahun.
"Damian.." kakek Felix menyapa dengan suara bergetar karena sudah sangat tua. Damian menghampiri kakeknya, memapahnya untuk duduk dikursi kesayangannya.
"Apakah kau Rosaline?" Rosaline mengiyakannya. "Maafkan aku, akhir-akhir ini penglihatanku memburuk."
Damian mengambilkan kakeknya segelas air.
"Apa kau baik-baik saja? Kami mendengar kabar dari tetanggamu, tuan Mowli. Ia mengatakan pamanmu menjual keponakannya sendiri." Damian menyerahkan segelas air kepada kakek Felix.
"Syukurlah kau sudah berada disini."
"Emh.. kakek, apa kau tadi pergi berburu?" Damian mengingatkan kakeknya.
"Ah, aku sampai lupa, aku mendapatkan kalkun yang cukup besar." Kakek Felix keluar rumahnya, mengecek hasil buruannya.
"Aku akan memotongnya untukmu!" Damian mengambil sebuah pisau.
"Aku akan bantu memasaknya!" Rosaline tidak ingin hanya berdiam diri saja, ia mengambil beberapa kayu bakar disamping rumah Damian.
Tiba-tiba saja Damian dan sang kakek mendengar suara teriakan yang berasal dari samping rumahnya tersebut.
"Rosaline!!" Damian melihat gadisnya dibawa pergi oleh pria berkuda.
"Itu.. pria yang sama dengan yang ku lihat setiap hari. Dia selalu berhenti dan mengawasi rumah ini dari kejauhan." Kata kakek Felix. Damian mengambil kudanya, dan berusaha mengejar pria misterius itu.
"Cuttt!!!" Syuting hari ini selesai. Pemain mengecek lagi hasil akting mereka. Setelah dirasa baik, semua bersiap untuk pulang. Syuting akan dilanjutkan besok.
Taehyung turun dari kudanya, membiarkan para staf yang mengurus kuda tersebut. Sementara ia merebahkan tubuhnya diatas batang pohon. Taehyung memandangi Joohyun yang sedang berjalan, mengecek hasil aktingnya.
"Taehyung-ssi apa kau tidak mengeceknya juga?" Kata seorang staf yang menyadari Kim Taehyung masih berada di set.
"Tidak perlu, aktingku selalu sempurna." Sombongnya. Hal itu diakui oleh semua orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSALINE
Любовные романыCerita klasik. Tentang pertemuan dua orang insan. Pria brengsek dan wanita dingin. Baca saja dulu, mungkin kamu bakal suka 😊😊 Vrene shipper only, if you're not agree or unlike this kind of story. Just don't read it. Genre : M 🔞 (Mohon pengertiann...