Damian tiba ditempat diselenggarakannya pesta, dengan pakaian rapi serta tatanan rambut klimis. Ia menyelinap masuk sebagai pelayan, bersama Emily yang membantunya hingga ia bisa masuk dengan mudah.
"Oh astaga, disana ada tuan William, dia tampan sekali."
Damian memisahkan diri dari Emily, dan memilih untuk mencari nyonya Barbara seorang diri. Alih-alih menemukan nyonya Barbara, ia justru melihat Rosaline berpakaian anggun, sedang menaiki tangga besar bersama seorang pria bangsawan. Tentu saja Damian langsung mengikutinya. Namun, Damian dihalangi oleh beberapa penjaga.
"Apa yang kau lakukan disini? Kau tidak diizinkan keatas sana. Kembalilah ke dapur."
Damian tidak kehabisan ide, ia mengambil sebotol anggur dan dua gelas diatas satu nampan.
"Aku harus mengantarkan ini." Ia lolos, berhasil naik ke lantai atas. Namun ia kehilangan jejak, dan bingung harus kemana.
"Hei pelayan, apa kau mengantarkan anggur untuk tuan Edward?" Damian mengangguk. "Kemarikan, biar aku yang membawanya masuk." Damian menyerahkan nampannya begitu saja pada orang tersebut.
Pria itu membawa nampan Damian masuk ke sebuah pintu, yang jika benar tebakannya adalah ruangan dimana Rosalinenya berada.
Damian mengendap dan bersembunyi, menunggu hingga pintunya lengah dari penjagaan. Baru kemudian ia masuk ke ruangan tak terkunci itu.
Ekspektasinya, ia bisa langsung menemukan Rosaline, namun kenyataannya tidak. Ruangan itu sangat besar dan kosong. Tidak ada siapapun disana.
Damian memutuskan untuk mencarinya ditempat lain. Tiba-tiba saja, ada suara gesekan pintu terdengar. Damian cepat-cepat mencari tempat sembunyi, takut jika ia ketahuan dan mendapat masalah.
"Aku tahu itu bukan hal yang mudah." Suara serak seorang pria.
"Yeaa.. tentu saja." Suara tawa kecil seorang wanita yang membuat Damian penasaran siapa dibalik suara itu.
Dari tempat Damian bersembunyi, ada sebuah celah kecil, ia memicingkan matanya untuk mengobati rasa penasarannya. Disitu dia menangkap seorang pria sedang menggoda sang wanita berbaju putih dan berambut panjang yang sedang membelakanginya.
Dan betapa terkejutnya Damian saat wanita itu berbalik, dia adalah Rosaline nya. "Rosaline? Apa itu benar-benar Rosaline?" Ia memperjelas lagi penglihatannya, lebih tajam memicing. "Itu benar.. kau."
Damian melihat sisi lain dari Rosaline yang tidak ia ketahui.
Ia menyaksikan kebenaran dari balik celah kecil, tentang Rosaline yang selama ini ia kenal sangat berbeda dengan Rosaline yang saat ini ia lihat. Ia, bukan dengan terpaksa, atau dengan canggung melayani pria bangsawan itu. Seperti.. sudah biasa melakukannya.
Damian sangat kecewa melihat kekasih hatinya yang tak jujur tentang kehidupannya. Lebih menyakitkan matanya, karena ia menyaksikannya sendiri. Dan artinya, pernyataan Rosaline bahwa gadis itu mencintai Damian adalah palsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSALINE
RomanceCerita klasik. Tentang pertemuan dua orang insan. Pria brengsek dan wanita dingin. Baca saja dulu, mungkin kamu bakal suka 😊😊 Vrene shipper only, if you're not agree or unlike this kind of story. Just don't read it. Genre : M 🔞 (Mohon pengertiann...