Bagian 1

2.8K 245 21
                                    

Damian tiba disebuah rumah di tepi pasar. Seperti yang dikatakan tuan Mowlie padanya.

Ia mulai mengetuk perlahan, hingga celah gerbang itu terbuka. "Ada yang bisa saya bantu tuan?"

"Aku mencari nyonya Barbara." Orang dibalik pintu mempersilahkan masuk.

"Aku akan memanggilkannya, kau bisa duduk disana." Damian dipersilahkan duduk di sofa besar.

Dari tempatnya duduk saat ini, Damian bisa melihat sebuah tangga besar menuju lantai atas. Di tengah rumah, ada lampu besar yang menggantung cantik. Ada cukup banyak pintu diatas. Pintu kamar mungkin. Seperti yang masyhur orang bicarakan, rumah penampungan para gadis.

Nyonya Barbara turun dari tangga, dengan pakaian mewah serta dandanan menor. "Hello, tuan. Apa ada yang bisa saya bantu?" Wanita gemuk itu duduk dengan hati-hati.

"Ku dengar disini ada seorang gadis cantik berumur dua puluhan."

"Oh, disini ada banyak gadis cantik berumur dua puluhan. Apa kau berminat tuan?"

"Maksudku.. apa ada yang bernama Rosaline?" Nyonya Barbara tersenyum pahit.

"Berapa jumlah uang yang kau miliki?"

Damian menyerahkan hasil kerja kerasnya selama berbulan-bulan didalam sebuah kantung. Nyonya Barbara hendak meraih kantung uang tersebut, namun Damian menariknya kembali.

"Aku ingin melihatnya terlebih dahulu." Ucapnya.

Nyonya Barbara tertawa lepas. "Kau tidak akan bisa melihatnya jika harganya tidak sesuai."

"Apa ini cukup?" Damian menyerahkannya kembali.

Nyonya Barbara membuka, dan menghitungnya dengan jari. Kemudian ia memanggil penjaganya, seorang pria berkumis yang tadi membukakannya gerbang.

Nyonya Barbara mengisyaratkan, untuk menyeret Damian. "Tunggu, apa yang kau lakukan?!"

"Hei, nyonya.. kenapa kau seperti ini! Aku sudah menyerahkan uang dengan jumlah yang sangat banyak. Bahkan aku bisa membeli 10 gadis dengan uang itu! Nyonya!"

"Tidak, nak. Untuk gadis itu harga 100 gadis pun tidak akan cukup."

"Kalau begitu kembalikan uangku!! Hey!! Lepaskan!!" Ia diseret, lalu di campakkan keluar rumah. Uangnya lenyap begitu saja.

Damian bangkit, lalu melempari gerbang tinggi itu dengan batu, sampai ia lelah dan berteriak memaki Nyonya Barbara. Kemana lagi ia harus mencari uang. Ia sangat lelah berbulan-bulan bekerja untuk mengumpulkan uang sebanyak itu. Bahkan ia makan satu roti untuk dua hari.

Seorang pedagang yang cukup tua datang menghampiri Damian yang tertunduk menangis. "Apa yang kau lakukan disana?" Tanya nya penasaran.

"Kemarilah, ikutlah denganku." Pedagang itu mengajak Damian menepi ke toko kecil nan kumuh miliknya.

"Apa kau tahu tentang Nyonya Barbara?" Tanya Damian, terbesit di relung hatinya untuk mengambil kembali uangnya.

"Kami semua pedagang disini mengetahuinya. Saat ini nyonya Barbara sedang mengalami kerugian yang besar. Aku mendengarnya, ia mencari ke seluruh pasar seorang gadis yang hilang. Ia bilang bahwa itu adalah tambang emasnya."

"Gadis? Siapa gadis itu?"

"Syuuuttt.." kakek itu berbisik, "Aku yang menolong gadis itu agar bisa kabur."

"Dia sering berbelanja kesini, dan kami banyak bercerita. Ia dijual paksa oleh pamannya, kepada nyonya Barbara seharga seribu poundsterling. Dan kau mengingatkanku padanya, kalian sama-sama memiliki mata yang kecil." Spontan membuat Damian berpikir gadis itu adalah Rosaline.

ROSALINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang