Joohyun berjalan melewati red carpet, dan berhenti di tengah untuk berpose sejenak. Ini adalah pertama kalinya ia datang ke pemutaran film perdana sebagai bintang utama.
Telapaknya terasa dingin, rasa nervous menyerang ketika ia memandang para wartawan yang memotretnya tak henti. Acara ini diluar ekpektasinya, karena banyak tamu undangan yang tak hanya dari kalangan artis tapi juga orang-orang penting yang terlibat dibelakang layar.
Setelah selesai mendapat sesi pengambilan gambar, segera ia berjalan menuju ruangan besar tempat pemutaran film akan berlangsung.
Beberapa tamu undangan sudah menempati tempat duduknya. Para pemain yang hadir, juga sutradara dan produser menyapa tamu undangan, dan mengucapkan terimakasih karena telah meluangkan waktunya untuk hadir.
Setelah itu, barulah mereka duduk dikursi masing-masing.
Lampu telah redup, sulit untuk melihat tempat duduk mana yang harus Joohyun duduki. Ada dua kursi kosong yang tersisa, namun begitu melihat siapa di sebelah bangku kosong itu, Joohyun mengurungkan niat untuk duduk. "Manajer, ayo kita pindah."
"Joohyun-ahh, kurasa tidak ada kursi kosong lagi yang tersisa. Sudah, duduk saja disini.. gwenchana." Bisik manajer tak ingin jadi pusat perhatian karena terlalu lama berdiri. Mau tak mau Joohyun duduk disebelah Taehyung.
Pria itu sudah seperti psikopat, senyum lebar penuh arti terus saja ia lempar kearah Joohyun. Bukan lagi melirik, ia terus memandangi Joohyun yang duduk disebelahnya.
"Tolong tatap saja layar didepanmu!" Joohyun mulai risih.
"Apa? Kau berbicara pada siapa? Padaku?" Taehyung menjawabnya, "Mohon maaf nona, apa kau kira aku sedang memandangimu? Yang benar saja." Ia tertawa paksa.
"Jelas kau memandang ke arahku!"
"Wahh, percaya dirimu cukup tinggi ya.. lihat lah kesana! Aku sedang memandangi wanita itu, bukan kau." Taehyung kemudian mengubah posisinya menghadap layar.
Entah itu hanya alibi, atau memang Taehyung sedang memandangi wanita itu, yang jelas Joohyun menjadi salah tingkah karena beranggapan mungkin saja benar yang pria itu katakan.
Film baru saja dimulai, dan semua penonton mulai senyap berusaha menikmatinya.
Joohyun benar-benar tak bisa menikmatinya, ia lebih penasaran bagaimana orang menyaksikan aktingnya didalam film. Melihat orang yang duduk sederetan dengannya, semua menonton dengan serius, ia cukup lega itu artinya perannya berhasil untuk membuat penonton terhanyut selain daripada cerita serta pengambilan gambarnya yang bagus.
Pria disebelahnya cukup serius menonton, perlu diakui bahwa tak salah para gadis menggandrunginya karena wajahnya memang tampan.
Segera Joohyun mengalihkan pandangnya, ia barusaja ketahuan oleh sang pemilik wajah.
"Apa kau tidak bisa fokus saja menonton? Kenapa malah memandangi wajah tampan ku?"
Joohyun mengabaikannya, seolah ia tak mendengar perkataan orang disebelahnya. Kali ini ia memilih untuk menonton saja, daripada ia mengulang kebodohannya lagi."Ck. Adegan ciuman kita kurang bagus." Ucap Taehyung mengomentari adegan mereka. Sontak saja membuat Joohyun melirik tajam. "Mau mengulangnya?" Tambah pria itu dengan seringai nakal.
Joohyun tak bisa menahan tangannya yang spontan mendorong wajah Taehyung agar menghadap depan. Ia menguatkan mentalnya, pria ini benar-benar membuatnya geram. Ingin rasanya menjabak rambut hitam pekat itu lalu membuangnya agar tersungkur dilantai bawah sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
ROSALINE
Roman d'amourCerita klasik. Tentang pertemuan dua orang insan. Pria brengsek dan wanita dingin. Baca saja dulu, mungkin kamu bakal suka 😊😊 Vrene shipper only, if you're not agree or unlike this kind of story. Just don't read it. Genre : M 🔞 (Mohon pengertiann...