bagian satu

32 17 1
                                    

Sekarang keluarga gerlandy sudah berada di taman kompleks sambil berlari lari kecil mengelilingi area taman.

Taman nya memang tidak terlalu besar, namun taman ini akan ramai jika di hari Minggu seperti ini.hari biasa pun ramai hanya saja pada saat sore hari nya saja.

Di taman ini juga memiliki danau yang indah apalagi di sore hari, cocok jika sekedar melihat sunset dengan doi.

Di tengah tengah mereka berlari Savana melihat keluarga lengkap sedang melakukan joging pula sepertinya.mereka tengah bercanda gurau sambil sesekali  ayah dari anak itu megelek   putri mungil nya itu dan alhasil anak itu akan mengadu kepada mamah nya.sungguh keluarga yang sempurna.

Andai saja Savana masih mempunyai seorang ibu pasti Savana juga akan seperti anak itu. Andai saja Savana masih mempunyai seorang ibu pasti Savana akan mengadu tindakan Abang nya yang seringkali konyol kepadanya.andai saja Savana masih mempunyai seorang ibu pasti Savana mempunyai seorang teman untuk di ajak bercurhat .semua itu hanya ber andai andai saja.

Tanpa sadar Savana meneteskan buliran bening yang keluar dari matanya.

Sadar dengan tingkah anak nya yang berbeda lalu gerlandy mengusap kepala Savana dan bertanya"kamu kenapa sayang"ucap gerlandy"loh ko nangis"lanjut nya

"loh kenapa de"tanya Alan penasaran

"Eh gapapa ko. Yah,  bang, aku cuma ke inget aja. sama bunda"jawab Savana lalu tersenyum

Mendengar penuturan anak bungsunya tersebut sebenarnya gerlandy kasihan namun mau bagaimana lagi itu semua sudah takdir"bunda kamu sudah tenang di alam sana sayang,  jadi ga usah di tangisin lagi.kalau kamu nangisin bunda kamu, yang ada nanti dia malah ikut sedih.udah ya jangan di inget lagi"ujar gerlandy dengan suara lembut namun parau

"Hmm iya dek gausah di pikirin lagi, mending kita makan bubur mang jajang aja yuk,katanya kamu mau bubur mang jajang kan?"ajak alan yang di angguki oleh gerlandy

"Iya bener tuh yuk de"ajak ayah menyetujui

"Hmm iya yah"ujar Savana

Lalu merekapun menuju gerobak mang jajang untuk memesan bubur. Belum juga sampai di gerobak mang Jajang Alan menyuruh mereka duduk di bangku taman yang tidak jauh dari gerobak mang jajang.ya kira kira tinggal 1 meter berjalan lagi  telah sampai.tapi ya sudah lah biarkan abangnya itu yang memesan.

"Kalian tunggu di sini biar Abang yang pesen"ujar Alan

"Hmm iya udah,aku biasa ya bang sambel nya banyakin jangan pake daun bawang sama kasih kecap sedikit"ujar Savana yang di angguki oleh Alan

"Oke siap"balas Alan lalu berlalu untuk memesan bubur  mang jajang

Lalu Savana duduk di salah satu bangku taman dan di ikuti oleh ayah nya.

Savana sedikit melirik ke arah ayah nya lalu Savana berujar"yah aku pengen liat makamnya bunda, tapi kenapa ayah gak pernah izinin aku"ucap Savana dalam hati. mengetes apakah dia berani bertanya seperti itu kepada ayah nya atau tidak. Pasal nya Savana pernah bertanya soal itu berkali kali namun tidak ada jawaban dari Kaka maupun ayah nya.

Jika Savana sudah mulai menanyakan soal makam ibunya ada saja alasan yang selalu di lontarkan kedua nya.

"Hmm yah"ujar Savana lalu menatap kedepan

"Bubur telah tibaaa!!!"suaran bas Alan berhasil membuyarkan keberanian yang sudah Savana buat.lalu Alan datang dengan membawa tiga mangkuk bubur menggunakan nampan.

"Nih dek,yah"ujar Alan lagi

Lalu Savana menerima dengan senang hati dan langsung melahap nya dengan buas"pelan pelan dong dek ntr keselek loh"ujar ayah sambil mengelus puncak kepala Savana

"Hehe iya yah, abis udah dari tadi aku laper, dan baru lagi makan bubur mang jajang di taman kaya gini bareng kalian"kekeh savana.namun di balik kata kata itu Savana terlihat terluka. Karna memang mereka jarang sekali bisa berkumpul seperti saat ini..karna biasanya gerlandy selalu sibuk dengan pekerjaan nya..Kaka nya juga selalu sibuk dengan tugas kuliah nya.

Seperti mengetahui maksud dari kata kata si bungsu lalu gerlandy pun mengusap kepala Savana lagi"ayah memang sedang sibuk akhir akhir ini sayang,jadi mohon di maklumin"ucap gerlandy lembut

"Iya aku tau ko yah"ucap Savana

"Udah deh kalo lagi makan itu ga usah sambil ngobrol. Ga baik"potong Alan. Karna dia tau jika percakapan itu di lanjutkan pasti akan lebih bertele tele dan ujung ujung nya Savana akan menanyakan dimana makam mendiang ibu mereka.

*****

Setelah selesai dengan urusan jogingnya, mereka sekarang sudah kembali kerumah.

"Aku ke kamar  dulu ya bang, yah"ucap Savana.

"Iya aku juga kekamar dulu ya yah.cape, lengket juga, mau mandi dulu nih"ucap alan yang di angguki oleh gerlandy

Setelah itu Savana langsung menuju ke kamar nya dan langsung merebah kan tubuh nya ke kasur

"Kenapa ayah ga pernah kasih tau aku di mana bunda di makamin"gumam Savana lirih

Lalu dia menatap langit langit kamar nya dengan nanar. hidup nya seolah hampa"bunda di sana lagi apa? Wajah bunda seperti apa ya kira kira, mungkin cantik  seperti aku,"kekeh Savana menyedu, dia berbicara kepada angin  yang seolah olah hidup"kenapa ayah harus bakar semua foto bunda? Kenapa! Kenapa ayah ga bolehin aku liat wajah bunda walau hanya sekedar foto,dan kenapa ayah ga pernah mau kasih aku penjelasan tentang kematian bunda! Kenapa Tuhan kenapa!!"ucapnya  barengi dengan bulir bulir bening yang menetes dari kelopak matanya.

Sesaat pandangan nya mengedar karna sebuah ketukan dari balik pintu kamar nya

Tok tok tok

"Dek udah mandi belum"tanya Alan dari luar kamar

"Belum bang, memangnya kenapa?"tanya Savana

"Ayah mau ngajak kita jalan jalan ke Dufan, kamu mau ikut gak?"balas Alan dari luar kamar

Mata Savana langsung berbinar dan ia pun langsung beranjak dari tidurnya dan membuka pintu kamar, tak lupa ia menghapus jejak air mata yang berada di pipinya agar Alan tidak cemas.

Pintu pun di buka dan menampakan wajah Savana yang di hiasi dengan senyuman"wah yang bener bang?" Tanya Savana

"Iya beneran, yaudah sana cepet mandi terus dandan yang cantik hari ini kita bakal seneng seneng bareng"titah Alan yang langsung di angguki oleh Savana

"Oke siap"ujar Savana lalu menutup pintu dan bergegas untuk mandi

Alan yang melihat adik nya bahagia pun ikut tersenyum"ya udah Abang tunggu di bawah ya.jangan lama!"teriak Alan dari luar kamar

Lalu ia turun kebawah untuk menemui ayah nya.setelah sampai di bawah dia langsung memberi tahu sang ayah bahwa sekarang Savana sudah kembali bahagia seperti semula tidak murung seperti tadi setelah pulang joging.

"Savana langsung kegirangan yah"ujar Alan pada ayah

"Syukur deh kalo gitu.tadi ayah cemas banget pas liat reaksi adik kamu,waktu lihat keluarga lengkap itu"ucap gerlandy parau

"Sudah lah yah,gausah terlalu di pikirin, nanti juga kalo waktunya sudah tepat, kita pasti beri tahu semuanya sama savana kan.hanya saja sekarang belum waktunya, Savana masih terlalu labil untuk mengetahui yang sebenar nya"ujar Alan menenangkan sang ayah

"Iya kamu benar. Ya sudah kita duduk sambil tuh minum kopi"ajak ayah sambil menunjukan dua buah kopi hangat di atas meja.

Lalu mereka duduk sambil menikmati kopi hangat.sambil menunggu Savana selesai siap siap.

Humor To The CoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang