bagian 9

9 7 1
                                    

Jangan lupa vote🤗 kebahagiaan penulis adalah ketika tulisannya di hargai.😶
   Gausah jadi plagiat.plagiat hus hus.

Happy reading
          

   .                     🍁🍁🍁.

"Baru pulang de"tanya Alan. Ketika mendapati Savana memasuki dapur.dengan senyum senyum sendiri."itu muka kenapa lagi senyum senyum gitu."tunjuk Alan ke wajah Savana.

"Huaaaa abangggg savanaaa sayang abangggg" teriak Savana melengking bagaikan dapat hadiah mobil.

Arkan mengeryit bingung."kamu makan apa di sekolah tadi?!. Kenapa mendadak gila gini."tanya Arkan dengan wajah menerawang.

Alih alih menjawab Savana langsung menghambur di pelukan arkan." Ish Abang ga usah rusak momen bahagia dong."ucap nya sambil cemberut di dekapan arkan. Arkan membalas pelukan Savana sambil mengelus rambut kecoklatan milik Savana.

"Cerita sama abang.kamu kenapa?!"

Senyumnya kian melebar ketika Arkan bertanya."nggapapa lagi seneng aja. " Ucapnya lalu mencium pipi Arkan dan pergi menuju kamarnya.

Keryitan di kening Arkan kian mengerut. Bukannya jawaban yang di dapat kini malah sikap adiknya yang kian menjadi. Bayangkan saja senyum senyum sendiri sambil loncat loncat gitu apa orang ga ngira gila.ckck. dasar Savana .

Malam harinya ketika makan malam. Savana tetap saja masih senyum senyum. Sampai ayah pun menjadi heran."heii kamu lagi bahagia rupanya. Sayang."kata ayah.namu tak ada jawaban."Savana".ucap Aya lagi.namun sama belum ada jawaban.

Lalu Alan menepuk pundak savana.dan membuyarkan segalanya tentang Regan.
Dia hanya mengerjap ngerjapkan matanya lucu."ish apa si bang."katanya judes.

"Lah."melohok Alan."ayah ngomong dari tadi ga di denger".tambahnya lagi sambil mengeryit. Ada apa dengan adik nya ini?.

Tatapan Savana langsung tertuju pada peria baya yang masih terlihat gagah dengan pakaian santai nya."eh iya yah kenapa?!."tanya Savana bingung.

Ayah hanya tersenyum melihat tingkah anaknya."kayanya putri ayah sudah besar" ucap ayah kala senyumnya kian merekah.

Alan masih bingung apa yang di maksud ayah.sedangkan Savana sudah menghambur ke pelukan ayah."ahhh ayahhh.emng sav udah boleh pacaran yah" jawaban Savana seolah menjawab kebingungan alan.di mengerjap." Eh enak aja. Yah aku aja belom rasain pacaran."kilah Alan kala melihat anggukan ayah.

"Sirik ae Lo bang" ucap Savana sambil meletakkan lidah.

"Idih . Yah pokonya gaboleh."tambah Alan makin tak suka.

Ayah tersenyum dan mengangguk."siapa memang yang sava suka?" Tanya ayah sambil mengelus rambut kecoklatan Savana.

"Ada deh yah."ucapnya sambil tersenyum lebar.

Makan malam pun berakhir bahagia.ah mungkin hanya Savana yang bahagia. Buktinya Alan sedsri tadi menggerutu agar ayah tak mengizinkan Savana berpacaran.dengan alasan.bahwa masih kecil. Pipis aja masih di celana. Dasar Alan memang nyebelin. Mana ada Savana pipis di celana.umur aja sudah 16th. Alasan yang sangat tidak masuk akal.
 

Humor To The CoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang