Kebahagiaan Yang Sederhana

46 13 0
                                    

Bahagiain kamu abang senang dan itu kemauan abang sendiri

~Bintang Julian ~

Sudah menjadi kebiasaan Bintang untuk datang ke fakultas ekonomi untuk mencek apakah Bulan sudah makan atau belum. Ditengah jadwalnya yang padat Bintang selalu berusaha untuk Menyempatkan waktunya, untuk mengantarkan makanan.

“Nih makan siang kamu mbem”.

“Makasih abang”

“Buruan dimakan soalnya abang mesti balik lagi ke kampus. Ada kuis.”

“Abang kalau mau balik, balik aja dulu, biar entar aku makan sendiri.”

“Enggak pokoknya enggak. Abang gak bakal ke kampus, kalau kamu belum habisin makanan kamu,  jadi kalau kamu nggak habis. Kalau telat ya, nanti abang mesti ulang mata kuliah dan itu adalah salah embem.”

Mendengar itu Bulan langsung memakan makanan yang dibawa oleh Bintang. Bintang tersenyum melihat bulan yang sedang makan.

“Gimana, enak? ”Tanya Bintang.

“Enak, abang udah makan? ” Tanya Bulan.

“Belum, ntar makan di kampus saja”. Ucap Bintang tanpa melepaskan pandangannya dari Bulan.

“Loh kok gitu, mau Bulan suapin? ”Tawar Bulan.

“Boleh” Bintang dengan senang hati membuka mulutnya. Lalu disuapi Bulan

“Enak? ” Tanya bulan lagi.

“Enak, apalagi lihat senyum kamu” Kata bintang sambil mengedipkan matanya sebelah.

“Apaan sih bang” ucap Bulan malu-malu. Melihat itu Bintang terkekeh pelan. Nikmat tuhan mana lagi yang engkau dustakan ucap Bintang dalam hati.

"Please deh lo berdua,  kita nggak ngontrak kali tinggal didunia ini" Ucap Meta kesal,  karena tidak dianggap dari tadi.

"Bener kata Meta,  kalo kita ngontrak kita sanggup kok buat bayar" Dukung Vallen yang juga dikacangin.

Namun ucapan mereka berdua dianggap angin lalu oleh Bintang dan Bulan.

“Mbem, Kamu hari ini pulangnya jam berapa?”

“Belum tau Bang, soalnya aku mau ke perpustakaan dulu buat nyari buku buat tugas”

“Oh ya udah, kalau gitu ntar tungguin abang. Mungkin abang agak telat, soalnya ada yang mesti abang urus dulu. Kalau gitu abang berangkat dulu ya ingat tungguin abang dadah” Ucap Bintang sambil melambaikan tangan dan memberikan senyum ke Bulan dan tentu saja dibalas senyum oleh Bulan.

"Asem memang,,  kita berdua dikacangin. " Keluh Meta.

Bulan menoleh" Lo berdua tadi ngomong apa? " tanyanya polos.

"Baru ingat lo,  ada sahabat lo disini? ." Ucap Vallen mendramatisir.

Bulan hanya tertawa canggung mendapat sindirian dari Vallen.

“Ya ampun Bulan, lo sama bintang kapan jadinya sih nnjir? , nggak tahan gue lihat keromantisan lo sama bintang”Ucap Meta Kepada Bulan.

“Bener tuh, nungguin apa sih lo berdua, kok nggak jadian jadian? ”. Tambah vallen.

“Apaan sih lo berdua, gue sama abang itu cuma teman. Gitu doang, gak ada lagi yang lain” Ucap Bulan entah kesekian kalinya ia menjawab pertanyaan ini.

“Iya temen, temen yang bikin semua cewek sama cowok yang deketin lo berdua pada minder kan?” Sinis Meta.

“Nggak juga, sebelumnya abang udah pernah punya pacar kok. Meski deket sama gue tapi ya satu minggu, 2 minggu pada putus nggak tahu juga gue kenapa.” Kata Bulan sambil terlihat mikir. Ia juga bingung kenapa setiap Bintang pacaran tidak pernah bertahan lama. (Nggak tau diri emang:()

When Love is In Friendship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang