Menst*asi

35 10 0
                                    

Semua waktu yang aku habisin sama kamu itu, Namanya nggak buang-buang waktu. Tapi, menggunakan waktu untuk hal-hal yang berharga.

~Bintang Julian ~

"Nih helm nya"

"Hari ini pulangnya jam berapa?"

"Agak sorean soalnya mau kegiatan paduan suara dulu"

"Ohh yaudah entar chat aja pulangnya jam berapa"

"Iya,,"

Seperti biasa Bintang mengantar Bulan kuliah, dan seperti biasa juga Bintang akan menanyakan Jam berapa Bulan minta dijemput. Walau sebenarnya Bintang sudah hafal jadwal kegiatan Bulan diluar jadwal nya sendiri.

"Nih sarapannya, Makan siangnya entar abang antar" Bintang menyerahkan sarapan pagi wulan yang ia beli sebelum menjemput Bulan tadi.

"Abang udah sarapan? ,"

"Udah,, Oh iya,, abang minta uang dong. Soalnya, mau ngumpul sama dua curut itu, Udah lama enggak ngumpul."Bintang mengadahkan tangannya.

"Aku kan udah bilang, abang jangan sama aku terus. Abang juga harus sering keluar juga sama temen-temen abang. Jangan buang-buang waktu abang sama aku mulu." Memang, Ketika ada waktu kosong jika Bulan juga kosong, Bintang pasti akan menolak ajakan teman-temannya buat ngumpul.

"Embem,, dengerin ya. Semua waktu yang aku habisin sama kamu itu, Namanya nggak buang-buang waktu. Tapi, menggunakan waktu untuk hal-hal yang berharga." Bintang berkata sambil mengusap pipi Bulan lembut.

"Iya.. iya.. tapi udah ngusap nya, diliat orang malu tau" Bulan menutupi wajahnya karena malu, sekarang banyak orang yang melihat kearah mereka. Yah mau gimana lagi, pasangan yang romantisnya ngalahin orang pacaran tapi selalu ngaku kalo mereka cuman "Sahabatan".

Sudah menjadi tabu, banyak yang sudah gemes dengan hubungan mereka. Bahkan sudah menjadi topik obrolan para Dosen.

"Kenapa harus malu, mereka aja yang salah paham. Kita mah biasa aja " Bintang tersenyum santai.

"Yaudah abang perlu uangnya berapa?".

"Seratus ribu cukup"

"Hah?? Emang cukup?"

"Gpp, lagian kalau kurang tinggal minta lagi kan sama embem, Kan lumayan bisa liat kamu lagi"Gombal Bintang.

Sedangkan bulan memutar matanya jengah, Perutnya sudah kembung mendapat asupan gombalan Bintang sejak ia membuka mata tadi pagi.

"Ini Dua ratus ribu, abang bawa segini aja dulu. "

"Oke, Kalo gitu abang berangkat dulu dahhh" Bintang melambaikan tangannya. Saat hendak naik motor, Bintang dihentikan Bulan.

"Abang ini kebiasaan deh, itu kancing baju benerin dulu. Masa calon pengacara nggak rapi." Bulan menunjuk kearah baju Bintang yang tidak dikancing.

Bintang turun dari motor, lalu mensejajarkan tingginya dengan Bulan.

"Rapiin dong mbem" Ucap Bintang dengan senyum di wajah tampannya.

"Rapiin sendiri dong bang,, kan udah gede".

"Enggak mau, maunya embem yang rapiin". Bintang tidak menyerah.

"Yaudah sini" Bintang tersenyum senang dan langsung mendekatkan badannya dengan Bulan.

Dari jarak sedekat ini, Bulan bisa melihat dengan sangat jelas wajah Bintang. Rahangnya yang tegas dan bersih, Hidungnya yang mancung, bibirnya yang seksi. Nikmat tuhan mana lagi yang engkau dustakan Ia tak sadar bahwa ia telah selesai membenarkan kancing Bintang, dan saat ini sedang menatap wajah Bintang.

When Love is In Friendship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang