💫 Chapter 05 💫

534 32 0
                                    

Lisa dengan sigap berdiri dan jungkook melepaskan tangannya dari lisa. Kemudian mereka diam tak bersuara.

"Kau akan menjadi pelayan pribadi adikku... Kuharap kau tidak melarikan diri setelah ku berikan kebebasan berkeliaran di rumahku" tutur jungkook dengan dingin lalu pergi meninggalkan sel itu diikuti kedua pengawalnya.

Lisa hanya mendesah, menyerah.. mungkin? Lisa tidak tau bagaimana keadaan keluarganya disana.. sahabatnya? Mengingat esok hari adalah hari ulang tahunnya membuat gadis itu bertambah sedih.

***

Appa lisa yaitu troy kini dengan cemas minta hampir semua bodyguardnya untuk mencari lisa ke segala tempat.

Flashback.

Troy yang masih berada di tempat kerjanya hingga pukul 10 lewat itu terlihat kelelahan.

Kemudian seseorang di mengetuk pintu ruangannya. "Sayang?" Tanyanya saat melihat seorang wanita memasuki ruangannya. Ya ia adalah park Seungji.

"Chagiya... Apakah kau kelelahan?" Tanya istrinya itu lalu mendekati meja kerjanya dengan secangkir kopi ditangannya.

"Yah.. begitulah" jawab troy lalu bersandar di kursinya.

Seungji menaruk cangkir kopi tersebut di meja troy "ini kopi... Jangan paksakan dirimu, eoh?" Seungji tersenyum lembut namun dengan maksud di dalamnya.

Pria itu mengambil cangkir kopi tersebut dan meminumnya setuguk. "Thank you" pria itu terus tersenyum menatap istrinya.

Seungji duduk di sofa yang ada di depan meja kerja troy sambil memainkan handphonenya.

"Kau tidak pulang, chagi?" Tanya troy sambil kembali mengetik pekerjaannya di komputernya.

"Tidak.. aku akan menunggumu" wanita itu kemudian menatap mata troy dengan senyumannya.

Namun seketika pengelihatan pria itu memudar..

Flashback off

"Maafkan saya mr troy telah mengijinkan nona lisa pergi malam malam" bodyguard itu adalah orang terakhir yang melihat lisa, kini ia menunduk merasa bersalah.

"Aku memaafkanmu kali ini.. jadi tolong perketat pengawasan di rumah termasuk lisa, dan sekarang segera lah temukan lisa" pria bernama troy itu terlihat amat khawatir karena putri semata wayangnya yang menghilang sejak kemarin.

"Troy.. kenapa kau tidak sarapan denganku?" Ucap wanita yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Lisa menghilang... Bagaimana kalau ia dalam bahaya??"

Wanita itu mendatangi troy lalu menenagkannya, "tenang saja... Ia akan baik baik saja"

Troy mengerutkan dahinya "Kau tau dia dimana?" Pertanyaan itu membuat wanita di depannya membeku sejenak.

"Mungkin... Ia sedang menginap di rumah temannya huh?" Seungji mencoba mencari jawaban yang mungkin akan mengurangi ketegangan percakapan mereka.

"Kau benar... Karena besok adalah ualng tahunnya, but babe... Dia pasti akan memberitauku sebelum itu" troy masih mencemaskan lisa yang entah dimana sejak kemarin malam hingga pagi ini

"Kau taulah dia sudah dewasa chagi" ucapannya membuat troy sedikit tenang.

"Kalau begitu aku akan menelfon teman temannya" troy mengambil handphonenya dari sakunya.

"Ah! Troy tenanglah.. bagaiamana dengan sarapan terlebih dahulu?" Seungji mencekal lengan troy hingga membuatnya menatap wanita di depannya

Troy hanya mengendus dan mencoba menenangkan dirinya lalu mehgangguk dan mengikuti sang istri menuju meja makan.

***

Sedangkan lisa, kini dia tengah berdiri di depan kaca yang berada di ruangan pelayan miliknya.

Ia menatap dirinya sendiri yang menggunakan seragam layaknya pelayan.. ia tidak tau apa yang harus ia lakukan apakah lisa bisa kabur dari sini? Atau pasrah saja? Jika ia kabur apakah itu pilihan terbaik?

Namun lamunannya pecah saat seorang wanita tua membuka pintu kamarnya yang kecil itu.

"Apa yang kau lakukan?! Jangan menghayal dan bekerjalah!" Ucap wanita tua itu.

Lisapun tersadar dan membangunkan badannya lalu merapihkan sedikit pakaiannya lalu berjalan keluar membuntuti wanita tua itu menuju sebuah kamar besar.

"Ini adalah kamar nona somi, kau akan lebih banyak bekerja disini.. jangan lelet saat bekerja!" Pekiknya membuat lisa sedikit takut pada wanita itu. Lisa pun mengetuk pintu besar berlapis emas itu.

Tok tok tok..

"Masuklah" lisa mendengar suara gadis di dalam kamar itu yang ia yakini sebagai pemilik kamar tersebut yaitu jeon somi, ah bukan! Nona jeon somi.

Lisa membuka pintu tersebut dengan perlahan-lahan. Hingga mendapati somi yang duduk di meja riasnya dengan pakaian yang ia yakini dikenakan oleh para dokter.

Somi yang melihat kehadiran lisa lalu bangkit dan mengahampiri lisa dengan senyuman manis dan tulusnya.

"Oh... Hai!" Sapa somi sambil melambaikan tangannya.

"Ha-" lisa ingin menyapanya dengan informal namun ia ingat bahwa ia hanya pelayan. Ia pun membukukan badannya "annyeonghaseyo nona jeon somi" salamnya.

Somi memmegang kedua bahu lisa dengan kedua tangannya. "Anyia!! Unnie, kau lebih besar dariku" katanya, lisa otomatis menebak umur gadis didepannya ini.

"Huh?" Bingung lisa. "Jadi.. umurku 19 tahun dan akan menginjak 20 tahun esok hari sedangkan unnie akan menjadi 22 tahun esok hari bukan?" Jelas somi.

"Bagaimana kau tau?" Lisa pun dengan serius menatap somi. "Sebenarnya aku melakukan research kepada orang-orang yang akan dekat denganku.. hanya untuk memastikan.. aku tidak menguntit ya!"

"Tapi... Disini statusku sebagai pelayan nona, jadi saya harus bersikap sopan" kata lisa.

"Tidak sebenarnya aku memintamu untuk menjadi pelayanku yang spesial bagaimana jika kita berteman?" Lisa kemudian menumbuhkan senyumannya.

"Aku belum pernah punya teman... Jadi aku menginginkannya.. tapi jika itu membuatmu tidak nyaman, itu tidak masalah" senyuman somi memudar namun lisa tersenyum makin lebar.

"Baiklah! Mari berteman" somi menatap lisa tak percaya. "Benarkah? Gomawo! Kau bisa memanggilku dengan santai"

"Kemarilah... Banyak orang bilang teman selalu berukar rahasia bukan? Aku akan memberitahumu rahasia, jadi pinky promise?" Somi mengulurkan jari klingkingnya.

Ia berfikir bahwa somi sangat berbeda dengan kakaknya yang seorang penculik namun lisa belum tau apa profesi pria tersebut hingga dapat memiliki istana diusianya yang tidak jauh dengan lisa.

Lisa pun terkekeh lalu menautkan klingkingnya "promise" mereka kemudian tersenyum dan tertawa.

"Sebenarnya aku tidak menyukai tunangan kakakku" ucap gadis itu dengan raut kesalnya membayangkan sosok tzuyu.

"Tunangan?!"

© SsummerBearr

Stockholm Syndrome || LiskookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang