Happy Reading !!
Hyuuga Hinata bukan orang yang baik, tidak ada yang benar jika gadis itu disandingkan dengan kata baik.
Tapi, bukan berarti dia jahat.
Hinata tidak jahat, meski kadang sedikit tidak berkerimanusiaan.
Dia hanyalah seorang sosiopat, yang tidak bisa berbohong atas perasaannya, tidak mau berbasa-basi dalam perkataannya dan hampir tidak peduli meski kata-kata yang keluar dari mulutnya adalah sebuah racun mematikan."Maaf saja, kau bukan tipeku." Katanya memulai.
"Jika kau mau jadi pacarku, jadilah kaya." Kalimat tambahan yang menyakitkan, bahkan diucapkan dengan senyum menawan di bibirnya.
Hinata tidak peduli, bahkan jika dirinya telah begitu menjengkelkan untuk lelaki yang barusaja menyatakan cinta padanya.
Tidak ada habisnya jika kau membicarakan tentang bagaimana buruk gadis itu bertingkah, Hinata bukan orang yang bisa memikirkan orang lain dengan mudah.
Memakai mantelnya kembali, meninggalkan lelaki yang kini mematung saat melihatnya berlalu darisana dengan begitu tenang."Lelaki tidak berguna." Gumamnya.
Hinata menyadari dengan sangat jika dirinya adalah seseorang yang istimewa.
Dia pintar, cantik dan luar biasa, itu adalah pernyataan yang sering dikatakan ibunya.
Otak jeniusnya adalah kebanggan pertama.
Wajah cantiknya adalah kebanggan kedua.
Dan kepintaran memanipulasi diri adalah kebanggan ketiga.
Lupakan tentang sikapnya yang kejam, Hinata tidak peduli meski ia sedikit merasa bangga.
Itu adalah hal mutlak yang diajarkan ibunya sejak lama, dan menempel erat dalam otaknya, meski sekarang ibunya telah meninggal dunia."Ughh .. dinginnya."
Jika bukan karena kegiatan tidak berguna seperti kencan buta dan segala macam jenisnya, Hinata pasti lebih memilih berada dirumahnya yang hangat.
Tidak berkeliaran di malam dingin seperti ini.
Mengeratkan kembali pada mantel tebal yang dipakainya, Hinata membenci musim dingin.Berdiri di halte bus yang mulai sepi, jalanan bersalju yang lenggang pada malam hari.
Hinata tidak mau mengeluarkan sisi melankolisnya yang penuh drama, ia hanya ingin cepat sampai di rumah untuk menghangatkan dirinya.
Jika Hinata harus menangis, ia tidak akan melakukannya di tempat umum, karena itu terlalu memalukan.
Bukan hal baik saat orang lain melihat kelemahanmu, karena itu artinya kau telah menjadi batu yang retak.Waktu mengubah semua hal, termasuk hatinya yang dingin dan dirinya yang keras kepala.
Hinata tidak akan menjadi perempuan bodoh seperti ibunya, karena mereka berbeda.
Diantara semua pesan yang dikatakan ibunya saat masih hidup, satu hal yang paling diingatnya sampai sekarang ini."Jangan menjadi bodoh seperti ibu."
Hinata adalah anak yang berbakti, jadi ia akan melalukan apa yang dikatakan ibunya.
Hyuuga Hikari telah berusaha menyiapkan masa depan yang baik untuknya dan jaminan sempurna untuk anak semata wayangnya.
Tapi, mungkin Hinata akan mengacaukannya suatu hari nanti, karena Hinata tidak hidup untuk arwah ibunya, ia hidup untuk dirinya sendiri.Usianya baru 23 tahun, dan Hinata memiliki prospek jangka panjang untuk masa depan yang tidak jelas bentuknya.
Bukan berarti Hinata mengabaikan masa depannya, hanya saja masa depan itu terlalu berat untuk dipikirkannya saat ini.
Lagipula, Hinata butuh motivasi untuk memulai sesuatu, tapi sekarang motivasi itu tidak ada.
Jadi Hyuuga Hinata, bersantailah sedikit untuk masa depanmu yang buntu.
.
.
.
Halloo, kembali dengan fic SASUHINA lagi. 😂Aku terlalu sayang sama pasangan ini, sampai ide ngalir aja ngga bisa ditahan. Hehee 😅
Karakter Hinata disini hampir sama seperti karakter Jo Yi Seo di drakor Itaewon Class.
Jadi, bayangin aja Hinata yang agak-agak soak, agak gila, agak barbar yahh.
Happy reading guyss !!
Vote pleasee ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAMOND
FanfictionBanyak yang mengatakan jika dia jahat. Gadis kejam tanpa perasaan yang berdiri kokoh layaknya batu besar. Karena dia adalah berlian.