Happy Reading !!
Saat bangun paginya, Hinata merasakan kepalanya yang seperti mau pecah.
Membuka mata dengan susah payah, Hinata tidak ingin bangun hari ini.
Menguap lebar sambil mengacak rambutnya, Hinata hampir mengumpat karena hangover yang dialaminya."Ouhh .. kepalaku sakit." Mengeluh sambil membuay desisan di bibirnya, bahkan untuk mengambil aspirin saja dia sudah merasa kesulitan.
Disaat seperti ini, hal pertama yang harus dilakukannua adalah dengan menelan aspirin.
Hinata duduk bersila di atas ranjangnya, kembali mengingat pada apa saja yang sudah dilakukannya saat mabuk kemarin malam, Hinata harap dia tidak membuat sesuatu yang bisa mempermalukan dirinya sendiri.
Sekelebat ingatan itu membuatnua berteriak histeris, terutama saat mengingat tentang Sasuke dan ciumannya."Matilah kau, bajingan mesum !!" Teriaknya.
Menyumpah dengan serampangan, mengutuk Sasuke sampai ke akar-akarnya, Hinata tidak tau ulah siapa yang membuat Sasuke berada disana.
Wajahnya merah, antara malu dan marah, Hinata benar-benar jengkel dengan keberadaan Sasuke yang masuk dalam ingatannya.
Memeluk tubuhnya sendiri, Hinata mendadak ngeri saat mengingat bagaimana Sasuke yang memeluknya erat, itu membuatnya merinding."Dasar bodoh. Apa yang sudah kau lakukan Hinata ?" Mengumpat sekali lagi, Hinata masih belum puas.
Bangun dan berjalan gontai menuju kamar mandinya, Hinata butuh air dingin untuk membuatnya sadar diri.
Hinata pasti akan mamaki Naruto dan Ino setelah ini, karena dua manusia durjana itu yang membuat rencana seperti ini.
Menghela napas dengan wajah keruh yang tertampak jelas lewat pantulan dirinya di dalam cermin, bibirnya merengut dengan wajah sedikit merona.
Hinata mengutuk dirinya sendiri lewat tatapan mata.
Hinata tidak sepenuhnya ingat dengan apa yang terjadi kemarin, hanya bisa berharap semoga ia tidak melakukan sesuatu yang bisa membahayakan diri sendiri.Melihat mobil Sasuke yang terparkir di halaman rumahnya, membuat mood Hinata jatuh seketika.
Ia tidak mau berurusan dengan lelaki itu saat ini, tidak setelah tragedi kemarin malam yang samar-samar mengganggu kepalanya.
Hinata hanya tidak mau mengakui jika dirinya merasa malu sekarang."Apa yang kau lakukan disini ?" Masih dengan suara ketus saat bertanya pada Sasuke.
Uchiha Sasuke melepas kacamata hitamnya, seperti adegan dalam gerakan slow motion saat menoleh untuk menatap Hinata.
Senyum singkat di bibirnya yang terlihat berbahaya, membuat Hinata waspada jika lelaki itu melakukan sesuatu padanya."Apa begini caramu berterimakasih padaku ?" Pertanyaan bernada rendah yang membuat Hinata menatap tak percaya.
"Aku tidak pernah meminta bantuanmu."
Hinata menolak untuk mengakuinya, bahkan sekarang ia tidak merasa berhutang sesuatu pada Sasuke.
Sasuke mendengus keras, hampir tidak percaya dengan apa yang didengarnya."Kau memang jahat, sayangku." Kekehan muncul di wajah tampan yang kini menampilkan seringainya perlahan.
Hinata meneguk ludah dengan susah payah, tanpa menyadari jika wajahnya memerah.
Bahkan saat melihat Sasuke yang mendekat kearahnya, Hinata hanya bisa mundur selangkah, menghindari jarak yang semakin terkikis.
Sasuke menghentikan langkah Hinata dengan cekalan di tangannya, membuat tatapan mereka beradu tanpa sekat.
Sasuke tersenyum, benar-benar menampilkan senyumnya yang membuat Hinata merasa sesak napas.
Ujung jarinya menyentuh lembut pada pipi Hinata, menjalar sepanjang rahangnua dan berakhir di bibirnya yang terpoles lipstik warna merah muda."Kau memang menarik, Hyuuga Hinata."
Suara bernada rendah yang dikatakan Sasuke untuknya, kecupan cepat di sudut bibirnya dan detakan menggila di dadanya, Hinata benar-benar dalam situasi darurat yang berbahaya.
Tapi, diantara semua kekacauan dalam dirinya, Hinata masih memegang penuh kesadaran dalam otaknya."Kau memang bajingan, Uchiha Sasuke."
Mengatakannya dengan ekspresi sadis diwajahnya, menarik jari Sasuke yang masih di pipinya, menggigit jari telunjuk itu dengan keras hingga membuat Sasuke tersentak.
Dengan itu, Hinata berhasil melarikaj diri dari Sasuke yang menatapnya dengan wajah melongo.
Tidak percaya dengan apa yang dialaminya.
Menatap jari telunjuknya, terkekeh dengan tatapan geli di wajahnya.
Hinata benar-benar luar biasa.
.
.
.
Vote pleasee ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAMOND
FanfictionBanyak yang mengatakan jika dia jahat. Gadis kejam tanpa perasaan yang berdiri kokoh layaknya batu besar. Karena dia adalah berlian.