22

2.8K 318 20
                                    

Happy Reading !!

Hinata tau jika Sasuke tertarik padanya, meski lelaki itu belum sepenuhnya melupakan mantan pacarnya.
Secara tidak langsung, pikiran itu menurunkan moodnya, membuat Hinata uring-uringan seharian hingga kembali mengutuk Naruto yang tidak tau apa-apa.
Lelaki itu memang bernasib sial, karena selalu menjadi yang pertama saat Hinata melupakan kekesalannya.

"Seharusnya kau membuktikan perkataanmu hari itu. Kau bilang kau menyukaiku."

Hinata menuntut Sasuke yang telah membuat pengakuan padanya waktu itu.
Meski mengatakan menyukai Hinata, Sasuke sama sekali tidak terlihat seperti itu.
Lelaki itu hanya menikmati hidupnya sendiri, tanpa berniat membaginya dengan hal lain.
Sementara Hinata, tidak akan diam dan menunggu sampai lelaki itu melakukan sesuatu.
Jika ia hanya melakukan hal membosankan seperti itu, apa gunanya otak pintar yang kini bersarang di kepalanya ?

Sekali lagi, Sasuke dibuat tidak berkutik saat menghadapi Hinata, terutama dengan segala pertanyaan retoris yang diajukannya tanpa jeda.

"Lalu, apa maumu sekarang ?"

Mendekat satu langkah, dengan mudah menyentuh ujung rambut Hinata yang halus, tatapannya hangat saat menatap pada kelopak mata yang menatapnya dengan penasaran.
Hinata terlihat seperti gadis muda kebanyakan, meski itu hanya bagian luar.
Hinata tidak segera menjawab, hanya kepalanya yang sedikit mendongak untuk bertatap mata dengan Sasuke yang berada tepat dihadapannya.

"Itu ..."

Hinata belum sempat meneruskan jawabannya, saat Sasuke mengelimasi jarak itu dengan ciuman di bibirnya.
Lengannya merengkuh pinggang Hinata agar semakin merapat dengan tubuhnya, sama sekali tidak memberi jeda bagi Hinata untuk menjaga jarak darinya.

Pagutan itu terasa melenakkan, membuat Hinata tersenyum diantara lumatan yang diajarkan Sasuke padanya.
Hinata tidak tau, darimana lelaki itu belajar menjadi seorang pencium yang luar biasa.
Sasuke merasa puas saat Hinata tidak menjauhkan dirinya dan tidak menghentikannya, bahkan sekarang tangan itu menyentuh dadanya dengan hangat.
Sentuhan yang menimbulkan dorongan hebat dalam dirinya.

Saat akhirnya Sasuke melepaskan ciumannya, Hinata tersenyum remeh dengan napas putus-putus, menghirup oksigen dengan rakus.
Ini sempurna, seperti yang pernah ada dalam bayangannya.
Menepuk dada bidang Sasuke yang masih terbalut pakaian kerjanya, seharusnya lelaki itu paham dengan apa yang dimaksud Hinata.
Sasuke terkekeh melihat reaksi tak biasa itu, mengusap bibir bawah Hinata dengan lembut, melayangkan satu kecupan singkat di sudut bibirnya.

"Good girl ..." Sasuke berbisik dengan suara yang sengaja dibuat sesensual mungkin, merayu Hinata dengan kata-kata.

"Dasar bajingan mesum." Bisikan balasan yang membuat empat sudut siku-siku muncul di pelipis Sasuke, Hinata memang senang mempermainkannya.

"Dan aku juga mencintaimu."

Haruskah Hinata menertawakan itu ? Jawabannya adalah iya.
Hinata tertawa dengan wajah puas, merasa bangga saat akhirnya berhasil membuat Sasuke mengucapkan kata keramat yang ingin di dengar banyak perempuan.
Untuk sebuah alasan, Sasuke merasa malu, tapi juga senang.
Entah bagaimana menjelaskannya.

"Finally, kau mengatakan itu juga. Apa rasanya melegakan ?"

Hinata bertanya, dengan wajah menggoda yang membuat Sasuke langsung menyentil keningnya.
Sasuke tidak mungkin mengatakan bagaimana rasanya, tidak ada hal benar yang kini dirasakannya.
Tertawa dengan puas, untuk pertama kalinya dalam kurun waktu yang cukup lama, Hinata bisa melihat wajah merona Sasuke yang ditahan-tahan.

"Tertawalah sepuasmu." Sahutan dengan sinis yang membuat tawa Hinata semakin kencang.

Sasuke tau, akan seberbahaya ini efek keberadaan Hinata, meskipun ia juga merasa senang dengan keberadaannya.
Perasaan dangkal bernama cinta, Sasuke tidak terlalu memahaminya, dan Hinata terus memaksanya untuk berpikir tentang hal yang sama.
Hyuuga Hinata memang kejam, Sasuke mengakuinya.
Gadis berbahaya yang membuatnya melupakan nostalgia, hingga membuatnya benar-benar sadar tentang siapa yang ingin dilihatnya.
Sakura pernah menjadi yang terindah dalam masalalunya, dan sekarang sudah sirna.
Sementara Hinata, menjadi mimpi buruk yang terus memaksanya melihat masa depan, meski Sasuke merasa lega dengan keberadaannya.

Hinata pernah merasakan ini sebelumnya, bagaimana perasaan itu yang membuncah dalam dadanya, meski tidak jelas apa maksudnya.
Tidak ada yang disesalinya, bahkan ketika ia meringsek masuk secara perlahan di kehidupan Sasuke yang penuh problematika.
Harus ada yang memyadarkannya.
Dan Hinata menganggap jika dirinya adalah juru selamat yang dikirimkan Tuhan untuk menolong Sasuke dan kebodohannya.
Bukankah itu luar biasa ?
.
.
.
Langsung 3 chap sekaligus .. gegara corona gak bisa bebas pergi-pergi 😭😭

Padahal mau belanja buat bulan puasa.. huhuhu .. ah sudahlah, semoga sehat selalu teman-teman 😊

Vote pleasee ❤❤

DIAMONDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang