Happy Reading !!
Hinata tidak mengatakan jika Haruno Sakura adalah orang yang baik, dilihat dari manapun.
Perempuan itu terlihat seperti ular liar yang bersembunyi di balik topeng anak anjing penurut dan manja.
Satu-satunya alasan yang bisa dikatakannya adalah, karena perempuan itu sama sekali tidak menyembunyikan dirinya saat berhadapan dengan Hinata."Jadi, apa maumu ?"
Bertanya setelah menyesap minumannya, Hinata tidak terlihat terganggu meski menerima kenyataan bahwa perempuan di hadapannya ini adalah orang yang masih disukai Sasuke, bahkan sampai detik ini.
Setidaknya itu satu-satunya argumen yang ada di otaknya."Tidakkah kau sadar diri ? Bukankah seharusnya kau pergi saja, Hinata ?"
Jika Hinata bisa melakukannya, ia pasti akan melakukan hal itu sejak lama.
Tersenyum dengan sorot mata meremehkan, Hinata tidak mungkin salah saat memprediksi hal ini,"Apa kau takut, karena Sasuke lebih peduli padaku ?" Tanyanya dengan suara kalem.
"Apa yang membuatmu berpikir jika Sasuke akan berpihak padamu dan melupakanku semudah itu ?"
Bahkan Hinata merasa muak saat mendengar tawanya, juga pernyataan yang terlalu percaya diri.
"Hmm ... karena kau jahat. Mungkin." Menjawab dengan acuh, Hinata bahkan menampilkan senyumnya yang menawan.
"Lakukan apapun yang kau mau, tapi kupastikan Sasuke hanya akan melihatku."
Itu seperti pernyataan perang yang dikibarkan Sakura untuk Hinata.
"Maka jangan salahkan aku, jika aku terpaksa menghancurkanmu. Kau tau, aku akan melakukan apapun untuk mendapat yang aku mau."
Hinata tersenyum untuk terakhir kalinya, sebelum berjalan menjauh darisana dengan perasaan senang dalam dirinya.
Hinata tidak main-main dengan pernyataannya, ia akan mendapat apapun yang diinginkannya.
Haruno Sakura bukan orang yang bisa dihadapinya dengan sembarangan, Hinata menyadari jika perempuan itu bisa sedikit nekat.
Tapi, Hinata juga bukan sembarangan.
Ia bahkan memiliki banyak amunisi perang yang tidak pernah disadari banyak orang.
Dan lagi, tidak satupun dari teman-temannya yang mengharapkan keberadaan Sakura sekarang.
Hinata pikir, gadis itu hanya hidup dalam nostalgia dan pikirannya saja.Sejak pertemuan pertama mereka, beberapa minggu yang lalu, Hinata sudah sangat jelas mengatakan bahwa ia tidak menyukai Haruno Sakura.
Bukan semata-mata karena Sakura adalah mantan pacar Sasuke atau apa, perempuan itu adalah biang kerok untuk banyak hal.
Sakura yang tiba-tiba pergi, sekarang mendadak datang.
Entah perempuan itu sinting atau bagaimana.
Jika cinta bisa menyebabkan gangguan jiwa, maka Hinata harus segera menyembuhkannya.Masih segar dalam ingatannya, bagaimana Hinata yang hampir mengguyur Sasuke dengan jus mangga karena tingkah gila lelaki itu.
Sasuke memang mengajaknya makan siang, yang disetujui Hinata hanya karena semata-mata ia kelaparan.
Lalu bertemu Sakura yang secara kebetulan juga ada disana.
Dan Sasuke yang mengenalkannya sebagai pacar, lengkap dengan ciuman mesra di bibirnya yang membuat Sakura geram.
Bayangkan jika dirimu di posisi Hinata, reaksi seperti apa yang akan kalian lakukan ?Itu adalah pertemuan pertamanya dengan Sakura, yang membuat Hinata bisa melihat dengan jelas seperti apa rupa dari mantan pacar Sasuke saat Sma.
Hinata bukan cenayang, tapi cukup pintar untuk menebak jika Sakura langsung terbakar cemburu dan mungkin menyumpahi Hinata di dalam kepalanya.
Gadis itu terlihat tajam, meski hanya Hinata yang melihatnya.
Mungkin, itu juga alasan Uchiha Mikoto memilih menjauhkannya dari anak bungsunya yang tersayang.🦋
"Sudah bibi bilang, Sakura itu bukan gadis baik-baik. Tetap saja Sasuke nekat memacarinya."
Hinata berada di sesi curhat antara ibu-ibu kaum sosialita yang tidak terlihat menua.
Mendapat tugas khusus dari Minato untuk menemani Kushina yang kini berkunjung ke kediaman Uchiha, Hinata tidak bisa menahan diri untuk tidak curiga."Bukan karena Sakura miskin, bi ?" Bertanya dengan hati-hati, Hinata mungkin telah menyinggung seseorang saat ini.
Mikoto tersenyum keibuan, menggeleng perlahan dengan tatapan sendu atas sesuatu.
"Itu tidak benar, Hinata. Anak itu hanya mengarang cerita agar bibi dan Sasuke bertengkar saja."
Hinata tidak bisa lebih terkejut saat mendengarnya. Jadi, dugaannya selama ini salah ?
Kushina merangkul bahu Hinata, terkekeh saat melihat wajahnya yang memucat."Seorang ibu akan melakukan apapun untuk melindungi anaknya, Hinata-chan. Bahkan jika dia harus di hujat oleh dunia."
Perkataan Kushina menyadarkannya, membuat Hinata kembali mengingat akan mendiang ibunya yang juga sering mengatakan hal serupa.
Meringsek mendekat dengan mata memerah, Hinata hampir menangis hanya karena kalimat sentimentil itu."Aku akan menjadi ibu yang baik, seperti bibi Kushina." Katanya dengan wajah manja, membuat Kushina tersenyum lebar dan dengan gemas menciumi pipi Hinata.
"Ouhh .. kau membuatku iri, Kushina." Mikoto berkata dengan wajah pura-pura terluka, membuat mereka bertiga tertawa.
Hinata tidak pernah canggung dengan Kushina, karena perempuan itu sudah sangat dekat padanya.
Dan Uchiha Mikoto yang kini didepannya adalah sosok berbeda dari yang pernah dipikirkannya, yang sempat dibayangkannya.
Sepertinya, Hinata harus minta maaf padanya suatu hari nanti, karena sempat berpikir negatif pad seorang perempuan yang begitu baik seperti ini.
Mikoto adalah orang yang tangguh, jenis ibu yang akan mengorbankan segala hal demi anaknya.
Dan sekarang Hinata tau, darimana datangnya sikap keras kepala milik Sasuke, siapalagi kalau bukan dari ibunya.
.
.
.
Vote pleasee ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAMOND
FanfictionBanyak yang mengatakan jika dia jahat. Gadis kejam tanpa perasaan yang berdiri kokoh layaknya batu besar. Karena dia adalah berlian.