"I found I could say things with color and shapes that I couldn't say any other way — things I had no words for."
- Georgia Totto O'Keefee -
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
2017
Asrama Universitas Olahraga Nasional untuk putra terletak sekitar satu kilometer dari aula utama dan nyaris dua setengah kilometer apabila garis start dimulai di gedung rektorat. Bangunannya berupa gedung lima lantai yang melebar; terdiri dari sekian banyak kamar berkapasitas tiga sampai empat orang, ruang pertemuan, laundry, kafetaria, fasilitas-fasilitas lain sebagai penunjang kebutuhan atlet, juga halaman depan dilengkapi air mancur dan taman bunga. Sekitar 350 meter di seberang gedung putra, dibatasi oleh paviliun pengawas, berdiri pula gedung asrama putri yang denahnya serupa.
Apabila dilihat dari lokasi dan segala ketersediaan yang ada, asrama ini benar-benar nyaman untuk menjadi hunian mahasiswa. Beberapa orang bahkan tetap tinggal ketika libur panjang sudah tiba, menikmati hari santai di asrama atau sekadar mencari penghasilan tambahan dengan menjadi pelatih untuk sekolah-sekolah sekitar. Hanya saja, Jeon Jungkook jauh lebih suka flat sederhana milik Taehyung di Distrik Jung.
Seperti sekarang, ia sama sekali tak bisa tidur santai sambil bermain ponsel walau ingin. Seokmin sedang mandi sambil bernyanyi keras-keras. Sementara dua teman sekamar lainnya, Junhoe dan Yugyeom, sibuk bermain play station sampai menjerit bahkan saling tendang. Belum juga lagu-lagu populer yang diputar oleh Yugyeom melalui speaker bervolume penuh, dengan alasan ingin memeriahkan suasana. Terlalu banyak polusi suara dalam satu kamar. Si Pemuda Jeon memutuskan keluar dan mencari udara segar.
Kasihan telingaku.
Jungkook sedang duduk di teras asrama sambil bersandar pada pilar, ketika melihat sosok jangkung berlari mengitari halaman dengan memakai jaket parasut warna neon dan ditemani seorang lain yang memegang stopwatch serta peluit. Ia mengerutkan dahi, mengecek jam pada layar ponsel, mendapati angka sembilan belas lantas berdecak heran. Masih ada juga yang lari malam-malam begini?
"Tiga menit lagi," kata Si Peluit, terdengar samar di telinga Jungkook. "Kuat?"
"Yes!" Si Jaket Neon mengacungkan jempol. Terus berlari memutari air mancur dengan kecepatannya yang terlihat stabil.
Jungkook menopang dagu, memandangi mereka tanpa minat. Begitu tiga menit berlalu, Si Peluit menekan tombol stopwatch dan membunyikan benda nyaring di bibirnya. Serta-merta membuat Si Jaket Neon memperlambat lari. Dia memutari air mancur sekali lagi dengan teknik jalan cepat, lalu mulai melangkah perlahan setelahnya, dan berhenti di satu titik sambil terus melakukan gerakan-gerakan kecil.
Dia benar, angguk Jungkook. Langsung berhenti total setelah berlari bisa membahayakan tubuh. Otot yang masih panas akan kaku, sementara denyut jantung berdetak sangat cepat.
Kemudian Si Jaket Neon melanjutkan pendinginan, lagi-lagi dibantu Si Peluit yang kembali membagi fokus dengan stopwatch. "Kuhitung lagi, tidak?"
"Boleh. Tolong sepuluh menit."
"Oke. Mulai."
Meskipun berkuliah di universitas olahraga, Pemuda Jeon menyadari kalau sebagian besar mahasiswa tetap mengabaikan pendinginan. Mereka asal duduk atau tidur begitu latihan olah fisik selesai. Entah karena merasa sudah terbiasa atau sudah kelewat paham, yang pasti itu tindakan salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTILESCHI
FanfictionSebuah penerbit major di Seoul menerima paket berisi komik anonim setiap dua minggu. Disertai surat ancaman, kantor terpaksa menerbitkannya. Namun siapa sangka, dengan heroine kuat dan topik feminisme yang masih dianggap tabu di Negeri Ginseng, komi...