Dont Waste Time

1.4K 104 31
                                    

Ryujin tengah di ruang tamu menonton tv ketika ia menerima notif pesan dari yeonjun.

Yoenjun
Jam 7 di Sulbing Insadong Cafe.
.
.
.
Ryujin sengaja tak membalas pesannya. Tapi ia tetap datang. Cafe ini mengingatkan ia pada sesuatu. Tapi ia tidak tahu apa. Sepertinya sesuatu yang buruk.

Dari kejauhan ia melihat punggu yeonjun. Jika saja semua baik - baik saja, aku akan berlari dan memeluknya dari belakang.

Ryujin baru saja mendekat ketika seseorang mendahuluinya berbicara dengan yeonjun sementara yeonjun belum menyadari kalau ia sudah di belakangnya.

"Yaaa yeonjun, apa kabar!" Paman itu menepuk nepuk punggung yeonjun seperti sangat akrab.

"Ah paman, baik, paman apa kabar?"

"Kau tidak akan bekerja lagi kan? Setelah hari ke 100 kau mau membelikannya hadiah yang keberapa lagi"

"Haha tidak paman, aku hanya akan bertemu dengannya di sini, aku merindukan suasana di sini"

"Dasar anak muda, dulu paman juga setampan kamu! Baiklah aku masuk dulu!" Paman itu bergurau lagi.

"Baiklah, sampai jumpa!"

Ryujin hanya mematung. Ia berusaha menangkap potongan - potongan percakapan mereka dan menghubungkannya. Sebuah klip seperti berputar di kepala ryujin.

Ryujin berlari keluar. Berusaha mencari udara. Sial. Apa yang terjadi selama ini.

Ryujin menyetop taxi tanpa tau harus kemana.
.
.
.
Yeonjun mengetukkan jarinya di meja tak sabar hingga ponselnya berbunyi.

"Tolong aku" Mata yeonjun membulat. Ryujin mengirimkan sebuah lokasi.

Yeonjun mengambil kunci mobilnya dan menuju lokasi tersebut.

Yeonjun mengkerutkan dahinya melihat di mana map itu membawanya. Sial apa yang terjadi.

Yeonjun kini berada di sebuah lobby hotel. Yeonjun mendekati receptionist dengan ragu - ragu.

"Apa ada tamu bernama kim ryujin check in?"

"Mohon maah dengan siapa?"

"Saya.. Suaminya" Nona tersebut tampak ragu melihat wajah yeonjun yang masih muda namun tetap memanggilkan porter untuk mengantarkannya ke kamar.

Apa yang terjadi sial. Segala skenario buruk perputar di kepala yeonjun. Telpon yeonjun tak diangkat oleh ryujin.

Yeonjun sampai di depan pintu kamar dan porter tersebut meminta ijin meninggalkan yeonjun. Yeonjun memencet bell dengan ragu. Pintu baru terbuka ketika ia sudah menekan 3x.

Pintu terbuka dan memperlihatkan ryujin dengan bathrobe dan handuk di kepalanya.

"Yaaa!! Gwaenchana???" Suara yeonjun terdengar tinggi. Ia spontan memegang bahu ryujin dan membolak balikkan tubuh ryujin melihat apa sesuatu terjadi.

"Mian.." Ryujin menunduk.

Yeonjun mengangkat dagu ryujin.

"Apa yang terjadi?" Yeonjun berusaha mensejajarkan matanya. Yeonjun menunggu jawaban ryujin cemas

"Ani.. Aku baik baik saja" Yeonjun mengembuskan nafas lega dan menarik ryujin di pelukkan yeonjun.

"Syukurlah"

Ryujin memejamkan mata menghirup  aroma tubuh yeonjun. Ia mendongakkan kepalanya berusaha mengatakan sesuatu.

"Aku- merindukanmu" Kata - kata itu akhirnya keluar dari mulut ryujin. Yeonjun hanya terdiam dan menatap kosong.

"Kau tak merindukanku?" Ryujin berkata ragu dan kali ini penuh dengan rasa khawatir.

"Tidak ada yang bisa kulakukan" Yeonjun melepaskan dekapan ryujin. Yeonjun duduk di sofa sambil memijat pelipisnya.

"Yaa! Apa maksudmu" Nada ryujin meninggi.

Ryujin bersimpuh di depan yeonjun sambil mencari lurusan matanya.

"Dengar, aku sudah tau semuanya, maafkan aku, aku memang sangat bodoh" Ryujin mulai sesenggukan.

"Kau sudah tau?"

"Eung" Ryujin mengangguk sambil menunduk. Ia malu menatap wajah yeonjun. Yeonjun meraih pinggang ryujin dan mengangkatnya ke pangkuannya.

"Hey jangan menangis, ada hal lain yang bisa kita lakukan"

"Seperti?"

"Ini?" Yeonjun mengecup pipi kanan ryujin.

"Atau ini" Yeonjun kembali mengecup pipi kiri ryujin.

Wajah ryujin memerah dan lesung pipit kecilnya terlihat membuat yeonjun gemas.

"Apa kau tidak gerah?" Yeonjun bertanya.

"Kenapa?"

"Apa tidak sebaiknya bathrobemu di buka?"

"Yaaaa!!!!" Ryujin bangun dari pangkuan yeonjun dan tertahan. Yeonjun menahan tali bathrobe lebih cepat dari ryujin beranjak. Ryujin tidak memakai apa - apa di dalamnya.  Mata ryujin membesar dan hal pertama yang ia lakukan adalah menutup mulutnya, bukan tubuhnya. Ia terlalu kaget untuk melakukan berpikir jernih.

"Jadi kau sudah siap?" Yeonjun bergurau. Ryujin masih mematung. Yeonjun yang masih duduk menarik tali bathrobe dan ryujin terjatuh lagi di pangkuan yeonjun. Tapi kali ini bathrobenya sudah tanggal.

Kedua tangan yeonjun mencakup wajah ryujin. Ia memandangi ryujin yang terlihat nervous dan perlahan mendekati wajahnya hingga bibirnya menempel.

Ryujin kaget namun berusaha memejamkan matanya. Tangan yeonjun menelusuri punggungnya. Tubuhnya seperti perlahan merasakan rasa nyaman yang selama ini sudah lama ia tidak rasakan.
.
.
.
(Adegannya di skip ya say 😂 pikiranku lagi suci 😂)
.
.
Yeonjun ambruk di samping tubuh ryujin setelah semua ia keluarkan di dalam. Ia di dalam. Ryujin terlalu lemas memikirkan apa yang akan terjadi dan malah ikut berdiam.

"Sayang" Ryujin membuka pembicaraan.

"Iya?"

"Kau tadi keluar di dalam?"

"Sudah kita pikirkan nanti, ayo tidur" Yeonjun menarik tubuh ryujin ke dekapannya dan mencium keningnya sebelum memejamkan matanya.
.
.
.
Ryujin mendapati dirinya tidur sendiri di tempat tidur. Kemarin bukan mimpi kan. Ryujin panik dan duduk berusaha duduk.

"Aaw" Ryujin merasakan nyeri di bagian bawahnya. Ah bukan mimpi. Kemana dia. Ryujin mendengar suara air dari kamar mandi. Apa dia mandi sepagi ini.

Ryujin beranjak dan mengeceknya sendiri. Benar saja yeonjun tengah berada di bawah shower dalam keadaan basah. Yeonjun 1000x lebih sexy dalam keadaan basah seperti ini. Ryujin menikmati pemandangan tersebut sampai yeonjun membuka matanya.

"Ya apa yang kau lakukan" yeonjun sedikit kaget.

"Tidak, hanya menikmati pemandangan"

"Apa yang kemarin masih kurang" Yeonjun mendekat dengan handuk di pinggangnya.

"Aku tidak masalah jika ini berlanjut" Wow yeonjun terkejut dengan jawaban ryujin.

"Aku ada kuliah" Yeonjun terkekeh sambil mengusap rambut ryujin.

"Jadi kau memilih kuliah daripada aku" Ryujin cemberut.

"Sejak kapan kau seperti ini" Yeonjun terkekeh.

"Aku selalu memilih shin ryujin dari pada siapapun" Ryujin menahan senyum. Ah lemah. Pikirnya.

"Kau benar - benar tidak ingin memakai baju?"

"Aku baru saja bangun"

"Ya sudah pakailah sekarang, kau belum ingin memberikan ibumu cucu kan" Yeonjun terkekeh.

"Yaaa!!"
.
.
.
TBC
Heeyyyyyy omaigad I'm finally backk ya'alllll. Been very hectic for awhile and so happy that I made this after ages.
.
.
.
Comment dan vote ya bucin!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Switched Role [ Yeonjun X Ryujin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang