Cycling

1.7K 114 11
                                    

"Sial, di mana harus ku cari lelaki itu" Ryujin bersungut - sungut ketika bahkan kelasnya sudah selesai ia tidak menemukan lelaki yang mempunyai catatan itu.

Ryujin tidak ingin pulang, iya masih berkeliling perpustakaan tanpa tujuan. Ryujin menemukan meja paling pojok yang iya rasa posisinya sangat tepat, tepat untuk tidur. Ryujin melirik jam tangannya.

"Masih jam 7, Aha aku akan diam di sini sejam saja".
.
"Hai anak muda pukul 10 kita tutup ya"

"Ah dae" Yeonjun merapikan buku dan memasukkannya ke tas, namun iya ingin menyelesaikan satu soal lagi sebelum pulang. Ah aku punya waktu 10 menit lagi.

Petugas perpustakaan itu nampak berkeliling melihat apa ada orang yang masih tertinggal. Bapak tersebut berhenti ketika menemukan seorang gadis yang tidur di pojok menutup wajahnya dengan buku.

"Yaa, bangunlah, kalau kau mau tidur di rumah saja"

Yeonjun nampak menoleh ke belakang mendengar bapak penjaga perpustakaan mengoceh. Namun yeonjun hanya mendengar suaranya saja dan tidak bisa melihat sosok yang sedang dimarahi.

Yeonjun tengah berjalan di lorong gedung ketika seorang gadis memanggilnya.

"Yaaa, kau pemilik catatan!!" Yeonjun menoleh dan mencoba untuk menfokuskan matanya untuk melihat siapa yang menghampirinya.

"Ini aku kembalikan" Ryujin menempelkan catatan tersebut pada dada lelaki itu.

"Catatan?" Yeonjun bingung sejenak.
"Ah iya aku ingat, terima kasih"
"Sama - sama" Ryujin berpikir sejenak, lelaki ini punya kebiasaan mengatakan hal yang seharusnya dikatakan orang lain terlebih dahulu.

"Pulang?"

"Iya?" Yeonjun tampak kehilangan fokus. Ryujin mengulang kembali perkataanya.

"Apa kau akan pulang?" Ryujin mengulang menekankan setiap kata.

"Ahh, iya aku akan menelepon ke rumah untuk dijemput".

"Dijemput? Kenapa kau tidak pulang sendiri?"

"Eomma ku tak mengijinkan, aku hanya pulang sendiri kalau sama sekali tidak ada yang bisa menjemputku".

"Heol, kau pasti anak manja" Yeonjun hanya tersenyum. Iya sudah terbiasa orang - orang mengatainya seperti itu.

Mereka berdua berjalan ke pintu gerbang dalam keadaan diam. Ryujin menjadi tidak enak setelah mengatakan hal tersebut. Apa dia marah.

"Siapa namamu?" Kali ini ryujin mengatakan hal yang tepat, iya faktanya memang tidak mengetahui nama lelaki yang sedang berjalan di sampingnya.

"Yeonjun, Kim Yeonjun"

"Ah yeonjun, aku ryujin shin ryujin". Mereka tak saling berjabat tangan seperti orang berkenalan pada umunnya mereka hanya sibuk melihat  kedepan.

Tiba - tiba terlintas sesuatu di pikiran ryujin.

"Kau mau ikut main denganku tidak?"

"Kapan?"

"Sekarang"

"Sudah ikut saja". Ryujin menarik tangan yeonjun ke sebuah halte dan belum sempat mereka duduk sebuah bis bernomor 69 mendekat. Tak membuang waktu ryujin kembali menarik tangan yeonjun.

Mereka sampai di tempat sewa sepeda di dekat sungai han.

"Sewa sepeda" Yeonjun membaca tempat di mana mereka berhenti.

"Ahjussi, 2 sepeda ya, ryujin dan yeonjun" Ryujin tampak memberikan student id card nya.

"Pilih saja, kau bisa naik sepeda kan?"  Ryujin lupa bertanya dari awal.

"A- i- iya aku bisa" Belum beberapa menit ryujin sudah jauh di depan.

"Cepat kejar aku!!" Ryujin menantang yeonjun yang yang semula menikmati angin malam kemudian mengayuh lebih keras.

Setelah beberapa kali saling salip mereka berhenti dan berbaring di rumput menatap langit.

"Ah sudah lama sekali" Ryujin memulai percakapan.

"Apanya?" Yeonjun tak mengerti arah percakapan ryujin.

"Sudah lama sejak terakhir aku bermain sepeda"

"Ahh"

"Apa yang biasanya kau lakukan di jam - jam ini?"

"Bersiap tidur kalau tidak ada tugas"

Ryujin seketika menoleh ke arah yeonjun dengan tatap seriously boy?

Katalk

Handphone yeonjun berbunyi dan iya memeriksa pesan masuk.

"Sepertinya hyungku sudah di sini"

"Kapan kau memberi taunya?"

"Tadi saat sampai di sini aku langsung memberitahunya untuk menjemput pukul 11"

Aish menyebalkan. Kita kan belum berbicara banyak. Ryujin bersungut dalam hati.

"Berikan ponselmu" Ryujin merampas ponsel yeonjun dan mengetik sesuatu dan menempelkan ponsel yeonjun di telinganya. Seketika ponsel ryujin berdering.

"Itu nomorku sudah ku simpan" Yeonjun tampak menaikkan alisnya kebingungan. Gadis ini terlalu berani pada orang yang belum iya kenal.

"Ayo, nanti hyungmu menunggu lama"

Mereka berdua mendekati mobil Taehyung hyung.

"Sampai jumpa" Yeonjun naik ke mobil setelah melambai.

"Rumahmu di mana?" Taehyung hyung menengokkan kepalanya mencoba berbicara dengan ryujin.

"Di daerah myeongdong"

"Naiklah biar ku antar" Ryujun sempat ragu namun kemudian setelah berpikir bahwa iya tidak perlu menunggu lama di halte iya naik tanpa berpikir panjang.

"Kau tidak ingin duduk ke belakang menemani.." Taehyung menoleh ke ryujin.

"Ryujin" ryujin langsung menyambungkan.

"Menemani ryujin"

"Ah tidak usah yeonjun diam saja di sana" Ryujin menolak.

"Ah baiklah" Taehyung langsung menghidupkan mobil.
.
"Itu, rumah itu yang berpagar coklat" Ryujin menunjukkan rumahnya dari kejauhan agar hyungnya yeonjun bersiap berhenti.

"Makasi banyak atas tumpangannya" Ryujin membungkak dan kemudian melambai.
.
"Apa dia pacarmu?" Taehyung hyung bertanya.

"A- ani, aku beru kenal hari ini"

"Jinja? Wah aku suka gadis agresif sepertinya. Dia cocok denganmu"

"Musun soriya" Yeonjun menjadi salah tingkah. Mereka pun melanjutkan perjalanan pulang.
.
Ryujin baru akan tidur ketika tiba - tiba bayangan yeonjun yang tadi lewat dipikirannya. Wajah yeonjun yang ketakutan karena sepedanya beberapa kali iya serempet sangat menggemaskan. Tunggu. Apa - apaan ini.  Ryujin segera bergegas tidur ketika sadar pikirannya sudah ngelantur.

Tbc~

Switched Role [ Yeonjun X Ryujin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang