This House, This Rule

1.6K 112 16
                                    

Ryujin sudah lebih dari sejam membolak - balikkan tubuhnya di tempat tidurnya. Yang ada bukan semakin mengantuk dia justru semakin tidak bisa tidur.

Pikirannya ke mana - mana, terlalu banyak dialog yang ia pikirkan yang ia pikir harusnya ia katakan atau akan dia katakan pada siapa saja.

Waktu menunjukkan pukul 11. Namun perut ryujin tiba - tiba berbunyi. Aku ingin ramyeon. Pikirnya. Ia juga ingin mencari udara segar.

Ryujin mengambil jaket dan tasnya kemudian keluar dari kamarnya sambil melihat ke kanan dan kiri. Ah kapan ryujin harus berhenti melakukan ini. Keluar mengendap - endap ketika orangtuanya ada di rumah. Aturan pertama lewat pukul 10 ryujin harus di rumah.

Ryujin membuka pintu utama berusaha bergerak seminimal mungkin agar tidak mengeluarkan bunyi yang bisa membangunkan mereka. Namun tiba - tiba lampu ruang tamu menyala.

"Kemana lagi sekarang?" Eomma ryujin sudah berdiri sambil melipat tangannya di depan dada.

"Mencari makan" Ryujin menjawab ketus.

"Di rumah selalu ada makanan ryujin, bisa tidak kau bersikap layaknya wanita gadis?" Eomma ryujin terdengar lelah menasihati anaknya.

"Eomma, aku hanya mencari udara segar, apa itu membuatku tidak seperti anak gadis?" Ryujin tak mampu memgontrol nada bicaranya. Ryujin kesal tidak tau kenapa.

"Kau masih tinggal di sini, ikuti aturan di sini ryujin"

"Bukankah aku berkali - kali sudah  minta tinggal sendiri?" Nada ryujin semakim tinggi tanpa ia sadari.

"That's not how thing work ryujin! Untuk apa tinggal sendiri kalau kau masih menjadi bagian keluarga ini? Kecuali kau sudah menikah dan menjadi bagian keluarga orang lain, kau boleh tidak mengikuti aturan keluarga ini" Suara eomma ryujin terdengar sangat frustasi menghadapi anak gadisnya.

"Baiklah, aku akan segera menikah!"

"Silahkan kalau kau merasa kau mampu" Eomma ryujin sudah kehabisan kata - kata dan tidak ingin beradu mulut tengah malam seperti ini.

"Satu lagi, kalau kau keluar, eomma tidak akan memberikanmu uang jajan besok" Eomma ryujin membalikkan badannya mengingatkan ryujin sebelum masuk kamar.

Ryujin menjatuhkan badannya di sofa dan mengacak - acak rambutnya frustasi. Ia kembali ke kamarnya dengan perasaan yang sangat kesal.

Apa yeonjun sudah tidur? Pikir ryujin. Ryujin segera mengambil ponselnya dan mendial nomor yeonjun.

"Yeoboseyo?" Yeonjun ternyata mengangkat di ring pertama.

"Yeoboseyo, kau sudah tidur tadi?" Ryujin merasa tidak enak menelepon malam - malam.

"Ani, aku sedang tidak bisa tidur"

"Kenapa? Aku juga"

"Tadi aku sedikit bertengkar dengan eommaku" Nada yeonjun terdengar tidak bersemangat

"Wahh, sama aku juga, tapi aku tidak sedikit. Tapi tidak biasanya kau bertengkar, kenapa?" Ryujin tertawa masam.

"Dia menyuruhku menyiapkan barang - barang yang aku ingin bawa ke apartemen baru ku, padahal aku pindah seminggu lagi"

"Jinja? Wah, hidup kita memang kebalikan 180 derajat. Aku justru bertengkar karena ingin keluar dari rumah".

"Aku kira kau sudah berdamai tentang itu?"

"Awalnya ia, tapi tadi emosiku memuncak lagi, jadi aku tidak sengaja membahasnya, ah meolla meolla"

"Lalu apa yang eommamu katakan?"

Switched Role [ Yeonjun X Ryujin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang