Author pov
Dihari libur yang cerah, seperti biasa Zeva dan Arin menghabiskan waktu bersama. Tapi mereka tidak berdua saja, ada Ryan dan Bejo juga.
Sekarang mereka semua sedang berada dirumah Zeva sambil menonton tv dan jangan lupakan cemilan yang dibeli Zeva.
"Bosen juga ya?" Ujar Ryan yang masih menonton tv.
"Ah repot lu, udah dibeliin cemilan juga sama Zeva. Dasar, beruk"
"Bukan gitu, daki kuda. Maksud gue, mending kita jalan-jalan keluar. Dari pada dirumah doang, kan bosen"
"Nah bener juga tuh kata si Ryan. Mending kita ke mall. Lo berdua bawa duit kan?", tanya Arin ke Ryan dan Bejo.
"Bawa lah. Kuy lah kita ke Emall" jawab Bejo dengan semangat.
"Mall kali, bukan E-mall. Dasar norak", ucap Ryan memperbaiki ucapan Bejo.
"Suka-suka"
"Zev, gimana? Mau ikut ga?" Tanya Arin sembari melihat Zeva
"Iya Zeva ikut. sebentar ya, Zeva izin dulu sama bang Kevin". Zeva berjalan menaiki anak tangga menuju kamar Kevin.
Tak lama kemudian, Zeva datang bersama Kevin.
"Kita jalannya dianter bang Kevin gapapa kan?", tanya Zeva ke tiga temannya. Karna ia takut temannya tidak mau diantar Kevin.
"Ga papa banget, itu-itung hemat ongkos hehe ya kan bang?", Ryan nyengir-nyengir sembari melirik Kevin.
"Hahaha sa ae lo"
Kevin tertawa melihat kelakuan teman-teman Zeva yang bisa dibilang absurd.
Sesampainya mereka dimall yang mereka tuju, Zeva dan Arin ingin ketoko pakain terlebih dahulu. Cukup lama Ryan dan Bejo menunggu dua gadis itu yang asik memilah milih baju.
"Buset dah nih dua cewe, lama bener belanjanye" keluh Bejo.
"Namanya juga cewe. Liat tuh si sayang gue, lagi milih baju aja cantik banget, apalagi kalau bajunya udah dipake". Ryan sama sekali tidak menoleh keBejo. Matanya hanya tertuju ke Arin.
"Tae. Eh yan, lo beneran suka sama Arin atau cuma bercandaan aja si?", tanya Bejo yang bingung dengan sikap temannya kalau sedang membicarakan soal Arin.
"Hmm ya gitu deh"
"Gitu gimana?" Tanya Bejo lagi yang semakin penasaran.
"Ah kepo lo"
Akhirnya mereka berdua asik bertengkar dengan mengatai satu sama lain.
"Woy!! Mau sampe kapan kita nungguin lo berdua berantem kayak bocah gini?", Pandangan Ryan dan Bejo beralih kesumber suara. Mereka berdua mendapati Zeva dan Arin yang sedang berdiri, dan jangan lupakan kantong belanjaan.
"Eh buset banyak banget belanjaannye" Ryan kaget melihat paperbag yang dibawa Zeva dan Arin, karna ukurannya yang bisa dibilang besar.
"Suka-suka kita lah, ya kan Zev" Arin menyenggol bahu Zeva pelan. Zeva hanya mengangguk sembari tersenyum.
"Terus habis ini kita mau kemana lagi?" Tanya Zeva.
"Gimana kalau timezone?" Ide Ryan. Ketiga temannya menganguk setuju.
Sesampainya di timezone, mereka berempat segera membeli koin dan mencari permainan yang akan mereka mainkan.
Arin dan Zeva sibuk bermain mobil-mobilan. Sedangkan Ryan dan Bejo sibuk bermain capit boneka.
"Eh jo kanan, kanan!!" ujar Ryan bersemangat.
"Sabar dong"
"Ah lama lo, sini dah" Ryan mulai mengambil alih permainannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is Real!!
Teen FictionZeva, gadis periang dan cantik yang menyukai seorang pria bad boy, Arlend. Tidak banyak orang yg tau kalau zeva mencintai arlend. Tapi, seketika hidup zeva berubah semenjak ia dijodohkan arlend. Kalo penasaran? langsung baca aja~~ Enjoy!!!