Seorang gadis bermata hezel berjalan menyusuri koridor. Rambutnya yang sedikit berwarna kebiru-biruan dengan keriting gantung di setiap ujungnya membuat gadis itu sangat berbeda dari hari biasanya.
"Viona" panggil Kenny memastikan.
"Eh. Hey kenny" sapa Viona kemudian berjalan menghampiri Kenny.
"Lo beda Vi. Cantik bat, pangling gw" puji kenny.
"Bisa ae tong kosong, btw lo ketua Pramukakan??" Tanya Viona.
Kenny mengangguk sambil menaikan sebelah alisnya ke atas.
"Gw boleh ikut organisasi itu??" Tanya Viona.
"Dengan senang hati mbebkuu" jawab Kenny riang.
***
Ulangan harian Fisika telah selesai semua siswa dan siswi Xl mipa1 laksanakan.Viona membuang nafas kasar, ia mendadak pusing dengan rumus-rumus yang sama sekali tidak ia pelajari dan memilih melangkahkan kakinya ke kantin untuk mengisi ke kosongan perutnya.
Viona berjalan santai dengan mata yang melirik seluruh penjuru kantin. Tetapi ada yang berbeda, semua murid yang sedang asik melahap makanan masing-masing sekarang beralih tatapan pada sosok Viona. Ia menelan Salivanya sendiri, karena semua murid di penjuru kantin membuatnya menjadi pusat perhatian.
"Viona. Itu Lo?" Tanya salah satu cowo yang berada di pojokan kantin.
Viona mengangguk lalu menampilkan sebuah senyuman ke seluruh penjuru kantin.
'Gila. Cewe jutek dan cupu yang taunya Shuttlecock sama raket ini cantik bener.'
'Itu Viona? Kok beda bener'
'Yah atlet cupu bergeser jadi atlet paling cantik nih di Trisakti'
'Dia oplas?'
'Gue gebetlah'
Dan masih banyak lagi bisikan-bisikan yang terdengar oleh telinga mungil Viona. Viona memasang earphone dan langsung berjalan menduduki meja kosong. Baru beberapa detik Viona menjatuhkan bokongnya pada kursi kantin. Lima orang murid terfomus datang dan mulai menduduki deretan kursi di meja melingkar yang tengah di duduki Viona. Lima orang itu adalah Satria, Ardian, Arga, Almeta dan Kenny.
"Lo mendadak populer tau gk Vi" Kenny mulai membuka pembicaraan.
"Biasa aja" jawab Viona santai.
"Uwow followers lo naik Vi" teriak Kenny senorak-noraknya.
Viona menggeleng dan kembali memasukan permen karet ke mulutnya.
"Aelah jangan norak dong Ken" Timpal Almeta.
"Eh lo Almet met Cula.. ups maksud gw Almeta Wulandari ? Ketua Chilliders?" Tanya Viona memastikan.
Baru saja Almeta ingin menjawab pertanyaan Viona. Arga langsung menyelahnya dengan mengingatkan jika nanti sore Viona ada jadwal berlatih untuk turnamen bulan depan.
"Vi. Latihan woi, dua hari kerjaan lo bolos latihan terus" ujar Arga sambil melempar satu potong kentang ke wajah Viona.
"Aelah iya deh iya. Btw......Alme..." belum selesai Viona bicara. Seorang lelaki berbadan tegap menarik paksa dirinya untuk berdiri.
"Apaan si Van" tanya Viona heran.
Ervan bergeming dan mulai menduduki kursi Viona yang kebetulan di samping kursi Almeta.
"Hay Al" Sapa Ervan.
Vions memutar bola matanya malas dan kemudian menarik kursi kosong di sebelah Arga dan Satria.
"Eh Baytheway sekolah kita bakal ngadain acara pensi gitu. Gue sebagai ketua osis dan kalian anggota osis bakal nunjuk Viona yang jadi penanggung jawab di sesi olahraga sama dia yang bakal nyanyi dua lsgu buat pembukaan" ujar Satria yang berhasil membuat Viona tersedak..
"Bused parah lo Sat. Suara gw palesss"sewot Viona.
"Pales apaan lo Vi? Pas Classmeitting aja lo juara dua kan" Ervan yang sedari tadi sibuk berbincang dengan Almetapun akhirnya buka suara.
"Ya tapi kan bagusan suaranya si Angelin yang anak ips itu" bantah Viona.
"Yaudahlah lo kan bisa nyanyi sambil main keyboard jadi walupun suara lo pas-pasan semua bakal suka karena permainan keyboard lo yang sedikit di luar batas wajar untuk pemain remaja" bujuk Kenny dan akhirnya di balas anggukan Viona.
****
' Hey hey apa kabar kawan siapkah kau ish'
Untuk kesekian kalinya Viona kecewa dengan suaranya yang serba pas-pasan ini. Ia melanjutkan langkahnya memasuki GOR dengan tas, baju club dan sepatu khusus Badminton. Suasana di luar tidak begitu bersahabat, angun kencang dan awan hitam kembali menghiasi langit sore.
Baru beberapa langkah Viona memasuki Gedung olahraga ini. Semua tatapan tertuju padanya untuk kedua kali, mungkin kalian fikir Viona sangat senang menjadi pusat perhatian tapi nyatanya sama sekali tidak. Ia merubah penampilannya hanya untuk melampiaskan rasa kecewa kepada kedua orang tuanya yang menrlantarkan dirinya dan kakanya.
Viona tersenyum kaku sebelum manaruh tasnya di loker.
"Hey Vas" sapa atlet bertubuh jangkung, Aldi Siregar.
"Iya" jawab Viona.
"Lo beda tau ga Vi. Jadi seneng lama-lama gw sahabatan sama lo" sahut Ervan dari arah luar.
Jantung Viona berdetak sangat cepat, pasalnya ia mendapat pujian dan masih memendam rasa pada sahabatnya itu. Rona merah di wajahnya ia tutupi dengan memasukan kepala ke dalam loker dan pura-pura mencari sesuatu.
"Lo siapanya Vasilla? Kok gw baru liat lo?" Tanya Aldi.
"Sahabatnya" jawab Ervan santai.
"Ouh. Sahabatnya ya. Jadi bagus dong, ngga ada yang ngehalangin gw deketin dia" Aldi menatap tajam kornea elang Ervan.
Ervan tersenyum miring dan mulai memasukan tangannya ke dalam saku hudhie yang sedang ia pakai.
"Gw emang sahabatnya. Tapi gw nggak bakal biarin lo deketin dia sedikitpun. Karena dia ngga pantes buat lo" Ervan tersenyum miring untuk kesekian kalinya.
"Baru sahabat aja udah belagu. Gimana jadi pacarnya? Lagian lo suka ke ade gw Almeta kan" ujar Aldi meremehkan.
"Gw emang suka ke Almeta tapi gw ngga pernah tau kalau dia adik lo" ujar Ervan dengan wajah datar.
"Mau tau kek mau ngga kek. Gw ngga bakal ngizinin lo deket-deket sama adek gw. Karena lo pengecut" ujar Aldi dengan menekankan kata Pengecut.
"Maksud lo apa hah" Ervan mengeluarkan kedua tangannya dari saku jaket. "MAKSUD LO APA BANGKE" marah Ervan.
"Lo pengecut Van. Ervan Dirgantara lo pengecut sekali lagi Pengecut" Aldi merjalan mendekati Ervan secara perlahan. Dan...
Bugh
Satu pukulan mendarat mulus di wajah Aldi, Semua yang berada di sekitar tempat kejadian langsung terpaku dengan suara pukulan yang samar-samar terdengar cukup keras di telinga siapapun yang berada di sekitarnya.
Alorji di tangan Viona sudah nenunjukan pukul 14:35. Viona terkejut, pasalnya meraka bertengkar hanya karena persoalan kecil tentang Viona dan Almeta.
"Udahh berhenti. Ervan Aldiii"Viona berusaha memisahkan mereka berdua sebelum
Bugh
Sebelum satu pukulan mendarat tanpa di sengaja pada perut mungil Viona yang belum terisi makanan selama siang ini.
***
Hay hay hay.Mmaapppp yaa aku ngga update sesuai jadwal hehe. Soalnya ada kendala wkwk.
Ehh btww klo banyak Typo dan part ini agak kurang nyambung. Tolong maklumin ya hehe, ngga ada ide :((.
Janganlupa Vote dan comment yaaa
Daudahhh:///
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Hujan Terakhir
Random*** "Lo yang buat gw jatuh cinta dan lo juga yang buat gw patah hati. Mau lo apa si Van" isak gadis bernama Viona. "Mau gw. Lo lupain gw, dan anggap kita ngga pernah kenal" ketus Ervan. "Oke lo bukan sahabat gw dan gw nyesel pernah kenal, suka bahka...