Hujan kembali mengguyur kawasan jakarta. Viona terus memukul-mukul shuttlecock ke arah dinding tanpa istirahat.
Gadis itu sudah sangat kelelahan kemudian menjatuhkan tubuh mungilnya ke lantai ruang badminton sekolah dengan keadaan terlentang. Yah ia tidak berada di gedung olahraga tempat biasa ia berlatih, tetapi di gedung olahraga sekolah. Karena, ini masih di jam pelajaran sekolah. Dan hanya dia yang tidak di perbolehkan memasuki kelas untuk berlatih dengan keras. Karena esok lusa, ia akan mengikuti turnamen badminton untuk ke dua puluh lima kali dalam tiga tahun terakhir untuknya.
Viona bangkit dari tidurnya, kemudian mengambil air mineral di tasnya dengan kasar, lalu meneguknya sampai habis tak bersisa. Setelah itu, Viona hanya menatap kosong ke arah shuttlecock yang sedari tadi ia pegangi. Hingga suara notifikasi ponsel Viona berbunyi, gadis itu langsung mengambil ponselnya kemudia menekan-nekan layar ponselnya. Hingga pesan itu terbuka.
^NaNayLiv^
Nayvaoporn:
Zheyenk kamu di mana? Bolos ya? Jangan gitu.. Nayva lindu @VionaVasillaVionaVasilla:
Jijik Nay:(OliviMaurngaur:
Orang cantik lewatNayvaoporn:
Lewat mana mbak... lewat kolong sedotan?OliviMaurngaur:
Ish... woiiiii Nayva ocon. Ups popcorn.. lo di mana oneng. Gw celingak-celinguk nyari lo d kantin.VionaVasilla:
Aku gak di cariin nih?OliviMaurngaur:
Ehhh lupa aku tuhhhhNayvaoporn:
Buset... kerasukan setan apa lu sampe lupa temen @OlivMaurngaur....Btw gw lagi duduk di halaman belakang sekolah sambil makan popcorn rasa ayam terus liah muka Idola gw Gibran Alvero:*
OliviMaurngaur:
Otw.. eh vi. Nanti lo nyusul oke.VionaVasilla:
Assiap. Gw latihan dulu ya.Viona terkekeh dan langsung menaru ponsel kuning itu di ranselnya dan kemudian keluar dari ruangan olahraga. Keringat mengucur deras di kening Viona, mampu membuat baju olahraga Viona sedikit basah dan menambah kesan imut di wajah Viona.
***
Di tempat lain, seorang cowo memperhatikannya dengan segudang rindu yang membendung.
Andai saja, ia tak menyukain Almeta pasti ia akan tetap berada di sisi Viona. Yah cowo itu Ervan.
Ervan terus memperhatikan Viona yang tengah sibuk mengutak-atik ponsel yellownya dengan wajah datar. Lalu terlintas ide untuk membuat senyum itu terukir kembali. Karena semenjak kejadian itu, Viona menjadi orang yang cukup pendiam dan dingin.
Ervan berjalan ke arah loker. Ia membawa kardu sedang berwarna kuning, kemudian ia mengambil kunci duplikat yang setahun lalu Viona berikan kepadanya.
Mungkin hanya Ervan yang mengigat kejadian itu, karena saat Viona memberikannya. Ia sedang mengigau.
Ervan dengan cepat menaru kotak itu di dalam loker Viona dan langsung pergi."Maafin gw. Dan moga lo suka" lirih Ervan.
***
"Hey tayooo hey tayo mukamu kaya si Nayva" nyanyi Oliv dan langsung mendapat tatapan tajam dari Nayva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Hujan Terakhir
Random*** "Lo yang buat gw jatuh cinta dan lo juga yang buat gw patah hati. Mau lo apa si Van" isak gadis bernama Viona. "Mau gw. Lo lupain gw, dan anggap kita ngga pernah kenal" ketus Ervan. "Oke lo bukan sahabat gw dan gw nyesel pernah kenal, suka bahka...