The first time they met

21 5 0
                                    

"Have you ever meet someone so briefly, but you already hold them in your heart so dearly?"

Sohye mengangkat kepalanya dari buku yang sedang tekun dibaca. Yang tertangkap di netra sang gadis adalah seorang pemuda dengan jaket almamater kampusnya, berdiri dengan senyum canggung.

Otak sohye berhenti sebentar.

"Hah?"

Hanya itu yang keluar dari mulut sang gadis. Ekspresinya pasti terlihat bodoh, karena sedetik kemudian sang pemuda langsung tertawa renyah.

"Anu, itu kutipan faforitku." kata si pemuda sambil menunjuk buku yang dipegang Sohye.

Detik itu juga gadis dengan rambut sebahu itu mengingat kehadiran buku di tangannya.

"Oh, benarkah? Kau suka penulis ini juga? Buku yang apa yang paling kau sukai?" Sohye bertanya dengan semangat.

"Boleh aku duduk?" Tanya si pemuda yang dijawab Sohye dengan anggukan ringan. "Aku paling suka Menara Bara Jingga. Aku suka dengan tokoh utamanya. Karakternya terkesan sederhana tapi responnya selalu menarik."

"Itu salah satu buku favoritku juga!" Sohye bercerita dengan semangat hingga poninya bergerak-gerak seirama gerakan kepala si gadis.

Lucu. Pikir si pemuda.

Gadis itu tiba-tiba berhenti bercerita saat menyadari lawan bicaranya tidak berkata sepatah kata pun. "Oh, maaf. Aku terlalu berlebihan ya?" kata Sohye, yang langsung dijawab dengan gelengan oleh si pemuda.

"Tidak apa, memang menyenangkan membahas sesuatu yang kita sukai, bukan?" Si pemuda tertawa sekali lagi, menampakkan gingsul yang semakin membuat senyumnya menarik. Sohye lagi-lagi mengangguk semangat.

~Telepon masuk, angkatlaaah~

Keduanya dikagetkan oleh ringtone dari ponsel Sohye yang memang diletakkan di meja. Sohye tersenyum canggung sebelum mengangkat teleponnya. Untuk sekali itu si pemudi menyesali keputusannya untuk memasang ringtone dengan rekaman suara mabuknya itu. Yeonjung yang menyarankannya. Dasar gila!

Kurasa aku sudah dianggapnya aneh, sekarang

Sohye masih merutuki dirinya sambil membuka ponselnya.

"Halo? Eung, Mina-ya aku ada di kantin fakultas. Kenapa?"

"Apa maksudmu dengan kenapa? Kelas Prof. Ahn dimulai 10 menit lagi!" Suara Mina di seberang panggilan terdengar sedikit jengkel.

"Ah, oke, aku ke kelas sekarang. Masih cukup waktu, kok." Si gadis Kim menjawab santai. Sementara Si pemuda bisa mendengar omelan-omelan jengkel dari seberang telepon. "Hmm, hmm. Yaa, kututup teleponnya." Sohye menutup panggilan teleponnya, lalu mulai membereskan barang-barangnya.

"Ah, aku harus masuk kelas, duluan ya." ujar gadis Kim sambil berdiri dari bangkunya, lalu berjalan keluar kantin. Belum lama Sohye berjalan saat si pemuda menyusulnya dengan langkah-langkah besar khas lelaki.

"Ah, tunggu! Sebagai sesama penggemar, boleh kita berkenalan?" Si pemuda mengulurkan tangannya. Sohye berpikir sebentar sebelum menyambut uluran tangan si pemuda, membuat pemuda itu nyengir sekali lagi.

"Sohye, Kim Sohye. Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 80."

"Woojin, Park Woojin. Jurusan Peternakan angkatan 80." 

Rana RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang