present 3

11 1 0
                                    

Ruangan itu nampak seperti kapal pecah. Bungkus makanan dimana-mana. Belum lagi sosok-sosok tubuh yang tidur dalam berbagai posisi. Apartemen sewa Woojin sudah sempit. Tapi hari ini nampak 10 kali lebih sempit.

Bip bip bip bip bip

Samar terdengar suara kunci rumah terbuka, menampakkan seorang gadis berambut sebahu dengan piyama pinguin biru di ambang pintu.

"Yak Park Woojin!"

Suara menggelegar gadis itu membuat Woojin sedikit terkejut dan terbangun, meregangkan otot-ototnya dengan malas.

"Apa sih Hye, masih pagi ini."

"Pagi darimana! Sekarang sudah jam 10!" gadis itu masuk dan mulai menendang sosok-sosok tubuh lain yang masih belum bangun. Terus mengomel sambil berkeliling ruangan dan membuka gorden-gorden, membuat sinar matahari masuk. "Wong Lucas! Bangun atau kulaporkan pada Doyeon! Park Jihoon! Kau ada kuis 20 menit lagi!"

"Kalau saja Mark tidak meneleponku, kalian tidak akan bangun hingga besok. Yang benar saja, bangun, kalian!" Sohye makin meninggikan suaranya saat dilihatnya ketiga pemuda itu malah akan tidur lagi.

Pagi ini Sohye sudah berencana menikmati hari tanpa keluar rumah sebelum siang, karena jadwal kuliahnya hari ini ditiadakan. Terimakasih pada Mark yang tiba-tiba menelepon Sohye, meminta gadis itu memeriksa kondisi ke 3 pemuda di rumah Woojin. Pagi tenang Sohye jadi berantakan! Bahkan mengganti piyamanya saja Sohye tidak sempat.

Sohye sibuk mondar-mandir membersihkan sisa-sisa kekacauan sembari mendorong-dorong Woojin, Lucas dan Jihoon ke kamar mandi untuk cuci muka dan bersiap ke kampus. 





Tidak butuh waktu lama sampai mereka berempat berada di mobil Sohye, menuju kampus. Tentu saja Sohye yang menyetir, sementara ke 3 pemuda itu malah melanjutkan tidur mereka di dalam mobil.

Sesampainya di depan gedung fakultas mereka, Sohye lagi-lagi mengomel membangunkan Lucas, Woojin, dan Jihoon yang nampaknya terlalu menikmati tebengan mobil Sohye.

"Hye, nanti jemput kami, ya. Kan kendaraan kami ada di tempatku." ujar Woojin, menunduk melihat Sohye melalui celah kaca pintu penumpang. Tak lupa sambil menampakkan cengiran khas Woojin yang membuat gingsulnya terlihat.

"Naik bus saja, kalian!" Sayangnya Sohye sudah kebal terhadap senyuman maut Woojin. "Minggir!" setelah menjawab Woojin dengan ketus, Sohye langsung memacu mobilnya keluar area kampus. Meninggalkan Woojin yang menggeleng-gelengkan kepalanya

"Aku tak percaya kau pernah pacaran dengan pinguin galak itu" Woojin dikejutkan oleh Jihoon yang berdiri di sebelahnya, menatap ke arah mobil Sohye pergi.

"Yah, dia memang galak, tapi dia membuat kita pergi ke kampus. Ayo!" Woojin menepuk pundak Jihoon dan berjalan menyusul Lucas yang sudah lebih dulu menuju ruang kelas mereka hari itu.





Seumur hidupnya, Woojin mengenal 3 versi Sohye. Saat mereka belum pacaran, saat pacaran, dan saat sudah putus.

Sebelum pacaran, Sohye yang Woojin kenal adalah Sohye yang cukup pemalu, sedikit galak, terutama pada Jaehwan.

Sementara Sohye yang Woojin kenal saat mereka pacaran adalah Gadis pencemburu yang lembut, namun benar-benar mengerikan saat marah.

Sohye yang Woojin kenal sekarang, adalah gadis tegas yang penyayang, perhatian, dan masih galak, sangat galak.

Membuat Woojin makin percaya, bahwa lingkungan bisa membentuk seseorang menjadi apapun.



Sohye memang perhatian, terbukti sore itu sang gadis sudah nongkrong di kantin fakultas Woojin, dengan novel yang menyedot perhatiannya. Seperti Sohye yang Woojin lihat pertama kali, 2 tahun yang lalu.

Sohye mengomel-ngomel saat Woojin mendekat, mengoceh tentang pemuda itu membuatnya menunggu lama padahal minta dijemput.

Ah, Sohye yang ini memang Sohye terbaik yang pernah Woojin kenal. 

Rana RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang