Hai...
Sebelumnya mau ngaku dosa dulu karna uda lama nggak update cerita ini huhu T.T
Kalau ditanya alasannya kenapa, sejujurnya kayak uda kehilangan ide aja buat ngelanjutin cerita ini kayak gimana. Trus ide yang muncul malah cerita-cerita baru.
Tapi akhirnya ide buat ngelanjutin cerita ini datang juga kok. Selamat melanjutkan membaca dan jangan lupa komen votenya. >.<
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Orang-orang tahunya seni itu hanya terdiri dari seni musik, seni gambar, seni lukisan, seni ukiran, atau hal-hal lain yang diciptakan dengan menggunakan tangan, yang bisa membuat siapapun yang melihat terpukau.
Tapi di mata Carat, ada seni lain yang diciptakan oleh Tuhan langsung. Seni yang sekarang lagi diabadikan lewat benda bernama kamera. Lampu lighting terpasang mengitari ciptaan Tuhan yang membuatnya makin bersinar.
"Tuhan emang nggak adil ya..."
"Emangnya kenapa?"
"Kenapa dia ciptain kita dengan penampilan dan pekerjaan seperti ini? Wajah pas-pasan, gaji tak sebanding dengan kerja keras kita... Tapi orang-orang kayak Jonathan..."
"Namanya Joshua..."
Hani hampir tertawa kencang mendengar staff pemotretan Joshua sedang membicarakan hal yang membuat perutnya geli. Membuat Hani menoleh ke bintang utama yang lagi dibicarakan. Si ciptaan Tuhan yang wajah serta tubuhnya adalah seni alias karya indah bagi Carat selama enam tahun ini.
"Dia cuman bergerak seperti itu dan difoto, tapi bisa mendapat banyak uang bahkan terkenal..."
"Aku harap seenggaknya 0,5% saja ketampanannya itu diberikan kepadaku..."
"Apa yang kau lamunkan?"
Hani terkejut. Entah sejak kapan Joshua sudah selesai dan berdiri di depannya. Hani baru sadar kalau dia terlalu berkonsentrasi mendengar curhatan para staff yang iri dengan Joshua itu.
"Tidak menjawabku? Harusnya kau ambilkan aku minum. Aku haus..." Joshua pun meninggalkan Hani dan duduk di salah satu kursi.
"Ck! Dia benar-benar menyebalkan..."
Hani melangkah malas meninggalkan tempat duduknya. Di sepanjang perjalanan mencari air mineral, Hani terus mengomel. Mengomel akan nasibnya yang selalu disuruh untuk menemani Joshua melakukan semua schedule pribadinya. Mulai dari pemotretan, syuting iklan, interview, dan sebagainya.
Ada sesuatu yang membuat Hani sangat ingin menghindari Joshua. Gadis itu tahu kalau Joshua selalu sengaja mencari perhatian padanya. Pria yang pernah mengisi masa kecilnya dengan kenangan buruk itu selalu punya ribuan alasan dalam hal apapun, agar mereka bisa berakhir dengan pergi ke mana pun berdua saja.
Setelah mendapatkan satu botol air mineral dari staff pemotretan, Hani pun menghampiri Joshua yang sedang makan. Namja itu sudah menghapus semua make up-nya, dan juga sudah berganti pakaian. Pemotretan bersama brand ELLE memang sudah selesai. Setelah makan, mereka sudah bisa pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Live With Seventeen 3
Fanfiction3rd Season of "Live with Seventeen" . . Ketika nggak cuman Wonwoo yang punya kisah percintaan rumit...