STORY FOURTH

47 7 5
                                    

Sepulang sekolah, Ran dan Ghea akan latihan band untuk pertama kalinya dengan alat musik. Latihan kemarin-kemarin masih perkenalan dan materi. Kali ini mereka akan praktik.

Kedua gadis itu memasuki ruangan klub musik. Di sana sudah hadir anggota klub lainnya yang menunggu kehadiran mereka.

"Maaf kak telat," ucap Ran ramah dan duduk dikursi kosong. Ghea duduk dikursi sebelah Ran.

"It's okay. Kita juga baru datang kok," balas Lisa.

"Lo bisa main alat musik apa aja Ran? Lupa gue nanyanya kemaren," tanya Verlo.

"Gitar doang kak. Yang lain cuma dasar aja."

"Itu udah oke kok. Kebetulan kita kekurangan gitaris cewek. Seperti yang lo liat, kita kekurangan bunga di klub ini." Verlo melipat kedua tangannya dan memandang miris klub ini. Padahal senior mereka susah payah membangun klub ini dari nol, tetapi tetap saja sedikit murid yang mendaftar. Seharusnya murid cowok berbondong-bondong mendaftar di klub ini. Nyatanya, hanya ada dua orang siswi yang mendaftar.

"Kalau lo bisa apa Ghea?"

"Gue bisa gitar dan bass kak," jawab Ghea ramah.

"Wah, pas banget. Ayo, latihan," ajak Verlo dan berdiri. Ia berjalan menghampiri drum. Lisa menetapkan dirinya di keyboard. Sedangkan anggota lainnya hanya duduk menonton.

Ran dan Ghea masih berdiri dan canggung untuk memegang alat musik itu.

"Tunggu apa lagi? Ayo ambil gitar dan bass-nya," suruh Verlo yang sudah tidak sabar bermain.

Kedua gadis itu mengambil alat musik masing-masing. Ran mengambil gitar listrik berwarna merah. Sedangkan Ghea mengambil bass berwarna hitam.

Ran benar-benar bahagia akhirnya bisa memegang alat itu lagi. Ia sudah lama tidak latihan band lagi semenjak naik kelas IX.

"Kalian bisa lagu apa? Mungkin kami bisa mainin yang kalian pilih," ucap Lisa.

"Mm ... Sheila On 7 Melompat Lebih Tinggi kak," usul Ran diikuti anggukan Ghea.

"Oke." Verlo dan Lisa menyiapkan diri mereka.

Verlo mengecek suara drumnya. Sedangkan Lisa mengatur lantunan keyboardnya.

"Yang nyanyi siapa?" tanya anggota lain saat melihat vokalis masih kosong.

"Lo yang nyanyi Ran. Lo 'kan vokalis di band kita dulu," ujar Ghea dan mendorong tubuh Ran pelan.

"Iya, lo aja Ran," sahut Verlo.

"Tapi itu untuk cowok, kan? Lo bisa Ran?" tanya Lisa mengingat lagu Sheila On 7 vokalisnya adalah cowok.

"Bisa kok kak. Atur nadanya aja dulu," balas Ghea yang menatap jahil Ran. Ia benar-benar ingin membuat Ran bernyanyi. Sedangkan Ran, ia sangat malu bernyanyi dengan keadaannya yang sudah sangat lama tidak bersentuhan dengan musik. Pemilihan Queen saja ia grogi parah sampai-sampai kakinya bergetar.

"Nah, oke. Lo nyanyi deh Ran," dukung Lisa menatap Ran penuh harap.

"Mm ... iya deh kak." Ran berjalan dengan malu menghampiri microphone. Ia berdiri dengan gitar dikalungkan.

"Siap?"

Ketiga anggota mengangguk.

Verlo memulai memukul pedal drumnya sebagai intro dan diikuti suara gitar Ran. Ran mulai bernyanyi dengan anggota lain yang juga mulai memainkan alat musiknya.

"Kita berlari dan teruskan bernyanyi

Kita buka lebar pelukan mentari

Bila ku terjatuh nanti kau siap mengangkat aku lebih tinggi

Ran's MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang