STORY THREE

47 7 16
                                    

"Kak Dennis!" sorak Ran girang melihat keberadaan Dennis.

"Lho, ada Ran. Lo daftar di sini?" tanya Dennis yang terlihat senang juga dengan kehadiran Ran.

"Iya, kak. Gue bareng Ghea daftarnya."

"Wah, baguslah ada lo di sini. Klub nggak bakal sepi nih kayaknya." Dennis tertawa kecil dan duduk di kursi sebelah Lisa.

"Kalian udah saling kenal?" tanya Lisa saat melihat Ran dan Dennis berbincang-bincang.

"Iya, ini dedek emes gue dari kelas X." Dennis melipat kedua tangannya berlagak sombong. Sedangkan anggota lainnya hanya tertawa kecil mendengar dedek emes.

"Lo sebagai ketua harusnya cepat datang! Udah tau ini kumpul pertama kita dengan anggota baru," omel Lisa yang geram dengan keterlambatan ketuanya.

"Ya, maaf. Gue tadi ngantar teman dulu." Alasan Dennis.

"Arvind? Tadi gue liat dia bawa mobil sendirian kok," sela Verlo dengan polosnya membongkar kebohongan Dennis.

"Verlo sialan!" rutuk Dennis dalam hati.

"Jadi, lo ngantar teman yang mana?" tanya Lisa menatap tajam Dennis.

Nyali Dennis menjadi ciut. Ia mengalih-alihkan pandangannya dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Dasar! Besok-besok lo nggak boleh telat lagi! Harus tepat waktu!" peringat Lisa. Ia sudah jenuh memarahi Dennis terus.

"Lo kenalin diri lo dulu. Biar mereka tau tentang ketuanya," suruh Lisa menyenggol tangan Dennis.

Dennis mengangguk paham. "Perkenalkan, gue Dennis Farlos, panggilan Dennis. Kelas XI.MIPA.4. Gue ketua klub musik sekarang yang dilantik semester ganjil kemaren." Dennis terlihat berkarisma memperkenalkan dirinya. Ia tersenyum ramah ke Ran dan Ghea yang merupakan anggota baru klub musik. Dennis juga menjadi anggota pertama yang dilantik menjadi ketua disaat umurnya yang masih muda. Rata-rata ketua klub di SMA Rosses itu berada di kelas XI, namun karena kelihaian Dennis di bidang musik ia bisa menjadi ketua saat berada di kelas X.

"Waah, jadi kak Dennis ya ketuanya. Gue nggak nyangka lho," balas Ran dan menyengir.

"Gue lebih nggak nyangka lo bakal daftar klub musik. Gue kira lo bakal cheerleaders kayak cewek kebanyakan." Dennis tertawa kecil.

Begitulah perkenalan mereka di hari pertama sebagai anggota Klub Musik. Yang tidak disangka adalah Dennis yang kelihatan seperti playboy itu ternyata adalah ketuanya.

~~~

Ran mengenakan sweater rajut birunya dan menjepitkan jepitan hitam diponinya. Ia berjalan menuruni tangga mencari keberadaan Ahren.

"Kak, Ran ke petshop bentar. Beli makan si Dori," pamitnya ke Ahren yang sedang memasak kue.

Ran berjalan memasuki mobil dan melajukan mobil putih itu menuju petshop langganan.

Dengan sedikit senandung, Ran memasuki petshop itu. Ia mulai mencari makanan untuk Dori di tempat bagian khusus kucing.

Ia dikagetkan dengan sosok yang ditemuinya di tempat bagian kucing itu.

"Kak Arvind! Kak Dennis!" sapanya girang melihat kedua kakak kelasnya itu.

Dennis tersenyum senang melihat Ran. Berbeda dengan Arvind, ia langsung mendecak kesal saat melihat Ran memanggilnya.

"Kakak beli makanan kucing juga?" tanya Ran ke lelaki itu.

"Si Arvind yang beli, gue nemanin doang."

Ran's MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang