Six

218 39 2
                                    

Gadis itu sedang bersandar pada pohon rindang di tepi lapangan. Menghirup oksigen yang dihasilkan melalui proses fotosintesis dari pohon mangga di atasnya. Juga berlindung dari terpa terik matahari yang menyengat melalui daun lebat itu.

Ia menghembuskan nafasnya gusar. "Dejun lama"

Ia melirik jam yang melingkar di pergelangan kurusnya. Waktu menunjukkan pukul setengah lima sore. Sudah sepuluh menit Naya menunggu kehadiran Dejun yang berjanji mengantarnya pulang ke rumah. Tapi lelaki itu tak kunjung datang. Padahal Naya sudah menghubunginya melalui pesan singkat di ponsel.

Salah satu sifat Dejun yang tak disukainya sejak dulu. Dejun pelupa.

"Naya" suara itu membuyarkan lamunan Naya. Gadis itu menoleh untuk mengetahui siapa yang memanggilnya.

"Oh, kak" Naya berdiri menegakkan tubuhnya. Ia tersenyum getir.

"Selamat ya, Lo diterima jadi anggota basket" kata Bangchan. Ia menyodorkan selembar kertas pada Naya.

"Makasih. Ini kak Mina?" Tanya Naya setelah melihat seorang perempuan berdiri di samping Bangchan. Terlihat jari mereka saling bertautan.

Perempuan itu tersenyum manis. "Iya, aku Mina" kata Mina seraya menyalami tangan Naya.

"LEE!!" Oke Dejun datang di saat yang tepat. "Maaf aku lupa, Untung tadi baru nyampe gang depan, terus balik lagi keinget harus jemput kamu, hehe" lanjutnya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Hm, duluan ya kak" Naya langsung pergi menggandeng pergelangan tangan Dejun.

"Lee, kamu marah?" Tanya Dejun yang menyadari ekspresi masam Naya.

Gadis itu hanya menggeleng. Jujur ia sama sekali tak marah pada Dejun. Ia sudah sangat memaklumi penyakit bawaan Dejun dari zigot itu. Ia hanya badmood. Ya siapa sih yang gak badmood waktu lihat si doi jalan bareng ciwi yang lebih cantik, lembut, ramah, murah senyum?

Bisa dibilang Naya insecure? Memang benar

"Terus kenapa? Maaf aku orangnya pe—

"Diem bisa gak sih Jun!?"  Bentak Naya pada Dejun. Belum pernah sekalipun ia membentak lelaki satu ini. Sekalipun Dejun sering membuatnya jengkel. "Maaf"

"Oh oke" ucap Dejun canggung.

Naya membuka aplikasi ponselnya. Terlihat pesan dari nomor tak dikenal.

Xxx

|Gw jgw
|Bsk lthn d sklh

"Siapa sih gajelas" ucapnya setelah melihat pesan itu. Ia lalu memasukkan ponselnya ke dalan saku dan mengalihkan pandangannya pada kaca jendela.

Selama beberapa menit mereka berdua hanya terdiam. Membiarkan masing-masing melepaskan khayalannya liar.

Antara Dejun yang tak membuka obrolan karena takut Naya marah. Dan karena Naya yang masih mode tiger.

Na na na na na na na na~

Naya melirik ponselnya sekilas. Ternyata itu orang yang sama yang baru menghubunginya. "Halo?"

"Kok Lo nggak bales!?" Kata orang di seberang sana.

"Gak usah ngegas bloon, siapa sih lo!?" Tanya Naya tak kalah ngegasnya.

"Jungwoo"

"Trus?"

Pip!

Tell Me the Truth; Kim JungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang