"Turun!" Seru Lino.
"Iye iye, sabar kek" sahut Naya malas.
Naya pun turun dari mobil dan langsung memasuki kediamannya. Di pintu, Naya sudah disambut oleh kucing Lino yang sedang bergelayut pada kakinya.
"Doriiii, uluh uluh" ucap Naya yang sedang menggendong Dori, kucing ke-3 Lino. Yah, Lino memiliki 3 kucing, yaitu Soonie, Dongie, dan Dori yang paling kecil.
Gadis itu kemudian berjalan menuju dapur sambil masih menggendong Dori. Melihat ada gorengan, ia melepaskan Dori begitu saja. Untung Lino tak melihat, jika Lino melihat kucing-kucingnya diperlakukan seperti itu, lelaki absurd itu pasti akan memarahinya habis-habisan. Ia kemudian mencomot gorengan yang baru digoreng oleh Mama Yoona.
"Eeh, cuci tangan dulu, baru pegang kucing," cegah Mama Yoona. Naya cuma nyengir kuda. Kemudian Naya mencuci tangannya di wastafel.
Setelah mengambil beberapa gorengan, Naya kemudian menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Kebiasaan Naya yaitu mengadakan konser dengan dedemit di kamar mandi. Botol shampoo digunakannya sebagai mic, busa hasil shampoo atau sabun diinjaknya agar beterbangan.
Author juga gitu:v
"Eh iya, ngechat Ka Chan!" Teringat akan perkataan Chan di mobil tadi, ia buru-buru menyelesaikan acara konsernya. Dedemit kecewa.
Naya kemudian menuju kamar abangnya, berbaring di samping tubuh Lino. Sangat nyaman baginya, Lino juga tidak melarang kelakuan adiknya itu. Tapi berbeda kali ini, Lino langsung berdiri ketika Naya baru membaringkan tubuhnya.
"Ngapain Lo!?" Tanya Lino.
"Ih ngegas, napa sih ga kaya biasanya?" Tanya Naya balik.
"Ngaku Lo! Tadi Lo jatuhin Dori kan? Ayo ngaku!" Ooh, masalah kucing ceritanya. Batin Naya.
"Ya ya maap, toh Dori juga ga ngambek ama Lo" kata Naya sambil membuka room chat nya bersama Bangchan.
"Gue yang ngambek ama Lo!" Kemudian Lino pergi keluar kamarnya. Mungkin bisa jadi keluar rumah, karena dia mengenakan jaketnya.
Chan🐺
Hai kak|
|Hai😄
|Naya kan?Iya, kakak lagi apa?|
|Gak lagi ngapa-ngapain sih
|Kamu sendiri?"KYAAAA GILAAA 'KAMU' COBAAAA, AAAAH MAMAAAA!!!" Teriak Naya.
Mama Yoona yang merasa dipanggil pun berlari menuju kamar Lino.
"Aduuh Nayaaa, ngapain kamu teriak-teriak!?" Tanya Mama Yoona yang masih membawa centong sayur dan memakai daster, tak lupa gulungan di rambutnya. Kalian bisa membayangkan pastinya.
"Maa, sini deh. Masa Kak Chan chat Nay pake aku-kamu, kan Nay jadi lumerrr" Naya masih menatap layar ponselnya. Momen bahagia ini harus diabadikan dengan cara di screenshot.
"Anak mama udah gede ternyata" kata Mama Yoona sembari mengelus rambut putrinya.
Chat antara Naya dan Bangchan berlangsung cukup lama. Ya, mumpung Bangchan yang katanya lagi gabut, Naya mah siap menemani. Obrolannya padahal cuma obrolan tak berbobot seperti 'lagi ngapain?' Diulang aja teros gitu. Receh emang si Naya.
Sampai tak sadar Naya tertidur di kamar Lino.
"Nay, minggir! Mau bobo gue" ucap Lino sembari mengguncangkan tubuh Naya.
"Eungh, mau bobo sini" kata Naya sambil mengeluh. Naya sudah terlalu mengantuk, sehingga ia tak menggerakkan tubuhnya sedikitpun.
Karena Lino juga sudah terlalu mengantuk, alhasil lelaki itu membaringkankan dirinya di samping Naya. Posisinya sekarang kepala Lino berada di sebelah kaki Naya, begitupun sebaliknya. Posisi itu tak bertahan lama, karena kepala Lino terkena tendangan ala Ronaldo Wati dari Naya. Yah, mau gak mau Lino pindah kamar.
---
Keluarga Papa Seunggi agrh susah, panggil saja Papa Gigi.
Keluarga Papa Gigi sedang melaksanakan sarapan di ruang makan. Mereka fokus pada sarapan yang telah dihidangkan oleh Mama Yoona. Walau hanya berlaukkan tempe goreng dengan sayur bayam, mereka tetap menikmati makanan yang dibuatkan oleh Mama Yoona. Karena apapun yang dibuatkan oleh Mama dengan sepenuh hati pasti akan terasa nikmat.
20 menit berlalu, Naya dan Lino sudah selesai memakan sarapan mereka. Mereka pun pamit untuk berangkat sekolah. Kali ini Mama Yoona membawakan 2 saudara itu bekal untuk di sekolah. Tujuannya sih, biar Naya dan Lino tak makan makanan luar.
"Bang"
"Hmm" dehem Lino tanpa melirik pada Naya sedikitpun. Sepertinya lelaki itu masih marah pasal Naya yang menjatuhkan kucingnya. Hadeeh.
"Iih~ jangan marah dong bang, Nay beliin makanan kucing deh sebulan ini~" bujuk Naya. Berhasil. Lino langsung membalikkan badannya dan menatap Naya degan pandangan berbinar. "Oke, deal!" Lino menjabat tangan Naya seolah sedang berada dalam program acara S*per D*eal.
Di sela perjalanan, Lino membuka suara. "Nay, hati-hati sama Jungwoo, kalo dia buat masalah telfon gue. Eh, Bangchan juga gapapa deng" seketika Naya mencubit lengan Lino. Gadis itu sedang menahan senyumannya. Apapun tentang Bangchan bisa membuatnya tersenyum, sekalipun itu aib Bangchan. Bucin emang.
Sampainya di parkiran sekolah, Lino merangkul pundak Naya. Bahkan ia mengantar Naya sampai kelasnya, barulah ia akan ke kelasnya.
"Belajar yang bener," Lino mengelus rambut Naya dengan lembut. Pria itu memang sangat menyayangi adiknya. Tapi perlakuannya yang kadang aneh itu membuatnya tak terlihat menyayangi Naya.
"Iya bang, Nay masuk dulu" Naya pun berjalan memasuki kelasnya. Tak lupa ia melambaikan tangan pada Lino yang sudah lebih jauh dari tempat awalnya berdiri.
Ini kelasnya...
Baru otewe konflik ya gais
Selanjutnya bakalan lebih condong ke konfliknya Naya.
Vote ya, jangan lupa
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me the Truth; Kim Jungwoo
Fiksi PenggemarAneh nggak sih kalo pertemuan kita itu berawal dari bubur ayam?