Two

329 39 12
                                    

"Kim Jungwoo. Gue Jungwo gak bakal biarin Lo lepas dari gue!" Ancam Jungwoo sembari menatap Naya dengan pandangan tajam.

Tiba-tiba sekelompok orang membelah kantin yang sudah ramai oleh orang yang menonton aksi Naya vs Jungwoo. Siapa lagi jika bukan cs Naya yang dipimpin oleh Hyunjin.

"BUBAR LO SEMUA!!"

Alhasil semua orang langsung bubar setelah mendengar teriakan Hyunjin. Hoho, jangan salah, Hyunjin tukang beli skinker marahnya lebih menyeramkan daripada singa ngamuk guys. Bahkan satu sekolah tak mau berhubungan dengan Hyunjin jika sedang mode maung otewe on.

Hyunjin mendekati Naya. "Ayok ke kelas, biar Haechan sama Yeji yang beresin" titah Hyunjin. Naya mengangguk dan berjalan menuju kelas dalam rangkulan Hyunjin. Tak lupa gadis itu melirik sinis kepada Jungwoo yang masih dipegang lengannya oleh Jaehyun dan Taeyong.

Sampai di kelas, Naya langsung dikerubungi oleh teman-temannya.

"Beneran Lo berantem ama Jungwoo?" Tanya Ryujin.

"Gila Lo, ati-ati kalo ketemu Jungwoo, jangan ketipu muka" kata Chaeyoung.

"Lo berani banget Nay!"

"Bla—"

"Bla—"

"Bla—"
.
.
.
.
.

Naya tak menjawab semua pertanyaan temannya. Ia sekarang memikirkan bajunya yang kotor terkena bubur ayam. Mana belom dimakan lagi, kan mubazir.

"Lo pake baju gue aja Nay, gue masih ada di loker" kata Haechan. Naya mengangguk, ia bersyukur mempunyai sahabat yang peduli seperti haechan. Walau kelakuannya tak karuan.

Haechan kemudian menyodorkan bajunya yang barusan diambil dari loker. Kemudian Naya menerimanya dan segera menuju kamar mandi untuk mengenakannya. Sedikit kebesaran, but it's ok. Daripada pake baju bernoda bubur?

"Thanks Chan" kata Naya. Haechan mengacungkan jempolnya.

---

Istirahat...

Naya cs memilih menghabiskan waktu istirahat di kelas. Itu permintaan Naya sebenarnya, karena ia masih takut akan kejadian tadi. Apalagi ancaman Jungwoo yang terdengar nyata terlaksana. Sedangkan Yeji harus pasrah diamanati pesanan di kantin.

"Eh Nay, Lo jangan macem-macem sama si Jungwoo itu, dia tuh ya muka cute kelakuan preman" ucap Hyunjin dengan memasang ekspresi horor.

"Iya nih, tadi gue kira dia santai dong, mukanya aja gitu." Kata Naya.

"Tapi sama gue kak Jungwoo baik tuh" timpal Haechan. Menurutnya Jungwoo tak seperti yang orang lain pikirkan.

Seketika Naya dan Hyunjin membulatkan matanya.

"Masa sih? Kok sama gue ngegas ya?"tanya Naya pada Haechan.

"Lagi pms kali dia" kata Haechan. Sungguh mulut lelaki satu ini dilumuri oli. Sampai-sampai Hyunjin menggeplak kepala Haechan agar lebih waras. "Aneh Lo"

Tak lama Yeji datang membawa pesanan seabrek. Ya, lagian Naya dan Hyunjin makannya kan banyak. Apalagi si Haechan, nasi satu panci abis tuh. Mereka pun menikmati makanan masing-masing.

---

Pulang sekolah, ganti Lino yang ngomel. Bagaimanapun, Jungwoo tidak pernah main-main dengan perkataannya. Dan yang sekarang dalam masalah adalah adiknya sendiri.

Pusing pala Lino.

"Lo tuh ya, berani banget sama Jungwoo!?" Omel Lino saat sedang di parkiran.

"Gue kan gatau dia bang," lirih Naya. Di hanya bisa menghembuskan nafasnya pasrah, akan nasib yang akan dihadapinya nanti.

"Aaah, bodo! Gue ga mau tau ya, kalo Lo diapa-apain sama si Jungwoo, gamau tanggung jawab gue! Gue ga mau bantuin!" Marah Lino yang sedang memencet bel mobilnya.

"Iih~ kok Lo gitu sih sama adek sendiri, kucing Lo aja kalo berantem sama kucing sebelah langsung Lo elus, lah gue? Boro-boro dielus, dijitak mah iya!" Dan terjadilah aksi omel-mengomel antara 2 saudara itu. Sampai tak sadar ada yang memperhatikan mereka dari tadi.







"Lin, gue numpang mobil ya"




OH MY SWEETY HONEY MY LOVELYYYYY!!!
- Teriak Naya dalam hati.

Lelaki itu tersenyum kepada Lino dan Naya. Naya memegang dadanya, jantungnya berdebar sangat kencang saat ini. Ia tak pernah berada sedekat ini dengan Bangchan.

"Oh, oke. Ayok masuk" kata Lino.

Bangchan pun mengangguk dan berjalan membuka pintu belakang mobil Lino. Dia tersenyum kepada Naya. "Masuk dulu"

Oh...dibukain pintunya...nggak melting gimana si Naya?

Kemudian Naya masuk ke dalam mobil dan disusul oleh Bangchan di sampingnya.

"Eh, ngapain Lo! Maju Chan! Emang gue supir taksi?" Sentak Lino yang menengok ke belakang.

"Gue disini aja Lin, pengen ngobrol" kata Bangchan lembut. Tak lupa lelaki itu tersenyum hingga menampakkan dimple kecil di wajahnya.

Pipi Naya sudah bersemu merah sekarang, duduk di samping pria yang sudah lama dikaguminya karena permainan basketnya yang memukau.

Bangchan adalah pemain basket di sekolah. Termasuk dalam pemain terbaik juga di klub basket. Dia juga gemar mengikuti acara keagamaan yang diadakan sekolah. Gimana nggak idaman? Pinter olahraga, lembut, rajin ibadah lagi.

Ambyar author:")

"Bangchan" kata Bangchan sambil menyodorkan tangannya.

"Naya" ia ragu membalas jabatan tangan Bangchan. Takut jika tangannya basah atau ia menjabat terlalu keras. Tapi ya, kenapa tidak? Lumayan bisa jabat tangan si doi.

Setelah jabat tangan, Bangchan terus memperhatikan Naya. Sampai Naya salting dibuatnya. "Nay, muka Lo merah? Lo sakit?" Kata Bangchan seraya menempelkan telapak tangannya di dahi Naya.

Omegatttt ga bakal cuci muka gueee - Naya in heart

"Kagak Chan, adek gue naksir Lo dari kelas 10. Malu dia" sontak perkataan Lino membuat Naya bertambah malu dan langsung menggeplak Lino. Sedangkan Bangchan tergelak melihat aksi kakak-adik itu.

"Ooh, gitu Nay, yakin nih, hm?" Goda Bangchan.

"Ihh, kak...udahan, Naya malu..." Bangchan kembali tergelak melihat Naya yang sedang menutup wajahnya dan sedikit membungkuk. Bangchan pun mengambil ponsel Naya yang terletak di bangku mobil dan segera mengetikkan nomor ponselnya. Naya sendiri tidak sadar.

"Nih nomer gue, chat gue nanti ya. Gue tunggu" Naya mengerjapkan matanya, melihat ponselnya kini sedang berada di tangan Bangchan.

Akh... moga-moga dia ga nyadar sama wallpaper gue - kata Naya dalam hati.

"Lo segitu ngefans nya sama gue ya? Sampai wallpaper hp Lo gambar gue?" Lino sampai rem mendadak mendengar perkataan Bangchan. Untung saja jalanan sepi.

AAAAKKKKKHHHH!!! MALUUUUUUU





















HEYO WASAP GENGS!

AYO VOTE DAN MASUKKAN KE PERPUSTAKAAN, AUTHOR AKAN BAHAGIA NANTINYA

♥️🧡💛💚💙💜🖤

Tell Me the Truth; Kim JungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang