Hai semesta,
Apa kabarmu? Baikkah? Atau burukkah? Semoga kau selalu dikuatkan.
Perihal mengikhlaskan seseorang, banyak orang bilang itu mudah, tergantung niat pada diri kita, tapi sudah ku coba, sudah ku niatkan sepenuh hati, mengapa terasa sulit?, mengapa terasa sakit? Sesamudera itu aku menginginkanya kembali?
Sudah sore, aku masih saja merindukanya, masih saja mengharapkan kepulanganya, masih saya membayangkan canda tawanya, meresapi suaranya yang menenangkan, meski rindunya kini bukan untukku, meski pulangnya bukan karenaku, ya dia orang yang selalu ingin kuiklhaskan, sejak kepergianya yang tiba tiba, tanpa pamit tanpa penjelasan. Dan yang tersisa hanya rasa pahit, rasa sakit, rasa kecewa
Semesta, kini aku sudah selesai denganya, kini aku sudah tak lagi bersamanya, apa yang harus ku lakukakan? Apa yang harus aku lakukakan? Apa yang harus aku lakukan???? Mengikhlaskan dan melupakan atau malah tetap mengharapkan dan bertahan? Ya ternyata memang benar mati tertikam rindu sendiri lebih menyaktikan ketimbang mati ditikam belati.
Semesta, semoga kau dikuatkan begitu pula aku.
Weleri, 16 Maret 2020
Aku yang sedang belajar mengikhlaskanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Apa Apa
Fiksi RemajaHanya sebuah tulisan cengeng, yang ditulis hanya untuk meluapkan setiap hal yang sulit diungkapkan dalam hidup. Melegakan itu yang kurasa setiap aku mengutarakan apa yang ada.