Tepi dermaga

46 5 1
                                    

Selamat Malam,

Dunia sedang resah, gundah gulana, bumi butuh pelukan,juga kasih sayang.

Mari kita doakan bumi, jaga bumi dan beri kekuatan untuk bumi, begitupula untuk semua apa apa yang ada didalamnya.

Sebagian orang menikmati tanpa mempedulikan dampak buruk dari apa yang ia lakukan, sebagian lagi berjuang mati matian meminimalisir dampak buruk tersebut.

Tapi aku? Masih saja sama, seperti  seorang yang berdarah darah di tepi dermaga itu. Menantikan seseorang yang selalu ku tunggu kepulanganya.
Menantikan seseorang yang bahkan sudah tidak menempatkan aku untuk menjadi rumahnya. Berdarah disana, sendiri, diam, membayangkan hal dulu yang pernah berjalan sempurna walau akhirnya kini harus sirna.

Perumpamaan yang menyedihkan padahal semua itu adalah kenyataan.

Menganggap lelucon atas apa apa yang terjadi dalam kehidupan adalah salah satu hal yang sedikit menenangkan, agar kita tidak terus tenggelam dikubangan keruh itu.
Tenggelam sejenak perlu, agar kita tahu rasanya memperjuangkan untuk tetap bertahan hidup. Tapi berenang mendekati tepi dermaga itu sangat perlu agar kita bisa tetap terus melangkah untuk hidup.

Dalam hidup kau akan menemukan semua tragedi yang mengejutkan, bahkan membuat terheran heran. Tapi, dibalik itu semua ada hal yang hebat dan luar biasa untuk dapat kita jadikan pelajaran.

Sekian ya, aku mengantuk, sudah larut malam. Semoga besok hal indah dan luar biasa terjadi.

Untuk penutup, selamat tidur, jangan lupa semangat besok kamu harus tempur menjalani kehidupan.

Ini bukan hal yang sulit, ini hal yang menyenangkan.

22:22'

24,Maret 2020



Bukan  Apa ApaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang