Sambil nunggu yang lain balik, Jefri dengan santainya menyalakan rokok di area parkiran sepulang sekolah. Tak jarang mulutnya nyahut 'Hati hati dek' Ketika melihat ciwi ciwi ambil motor.
Bener bener titisan buaya.
"Rokok lu Jep matiin dulu, masih buyaran anak sekolah noh nggak baik," Tegur Tio, sebenarnya kode aja karena jujur agak terganggu dengan asap rokoknya.
"Nanggung tinggal dikit."
"Tumben lu nggak bareng Disa, napa? Pegat?"
"Anaknya ada urusan osis, terus nyuruh gue pulang duluan, yaudah."
IYA JEFRI UDAH DAPET YANG BARU.
Nggak tahu ini mantra apa lagi yang dia pake. Tapi kali ini Jefri benar benar melakukan pendekatan yang nggak sembarang pendekatan. Dia sampe cari tahu ni cewek anaknya siapa, tinggal dimana, deket sama siapa aja. Udah kayak agen mata mata cuma karena trauma kejadian waktu lalu sama Tio keulang lagi.
Beneran deh sumpah Jefri nggak mau ngalamin kejadian kayak gitu lagi. Kapok.
Ini anak tongkrongan pas tahu Jefri ada yang baru langsung ngecengin Tio.
"Wah parah si Jepri baru putus seminggu aja bisa dapet baru, elu udah banyak minggu masih galauin itu itu aja," Kira kira begitu omongan Joni yang masuk di telinga Tio dengan tidak sopan.
Karena gimana pun skill Jefri tuh udah jauh diatas anak tongkrongan. Kalau sebangsa Joni sama Yuda yang taunya anak hits doang, sementara si Jefri tahu persis aset aset terpendam sekolah siapa aja. Bahkan kemarin udah nandai cewek siapa aja yang masuk inceran pas MPLS murid baru.
Iya, Jefri se-pro itu.
Tak lama datang 2 anak yang dari arah belokan uks udah kedengeran ramenya.
"Goblooookkkkk malu banget gue ngajak Ecan balik, mulutnya kayak speaker posyandu nggak bisa diem," Yuda datang datang langsung misuh nggak jelas.
"Napa sih?" Tanya Jefri sambil melempar putung rokok lalu menginjaknya.
"Biasa, siapa lagi kalo bukan Winda."
"Oh anak dance?" Tanya Jefri memastikan.
"Kok lo tahu?" Yuda tiba-tiba jadi was was. "Udah gue booking Jep jangan lo rebut."
Jefri tertawa. "Santai lur."
"Adeknya Tenny bukan sih?" Tanya Tio yang nggak asing denger nama ceweknya.
"Bukaaannnn, mana berani Yuda ngincer adeknya Ten, abangnya aja kayak barongsai."
"NGATAIN GUA LU?"
Ecan nggak sadar ada Tenny lagi mundurin motor.
Ecan langsung kelagapan, takut. "Nggak gitu, maksudnya tuh lo cocok banget meranin barongsai."
TAMBAH GILA.
"JADI MAKSUDNYA MUKA GUE MUKA BARONGSAI GITU?"
Ecan makin ciut, lalu bergeser mengambil tempat di belakang Tio minta perlindungan sambil mengumpat dalam hati karena nggak ada yang belain. Untung Tenny udah naik motor, sebenernya pengen gelud tapi lagi buru-buru mau mabar sama Aheng.
"Yang cocok jadi barongsai tuh Yuda, ya kan Yud?"
"Jep, padahal gue diem loh."
"Gue heran deh, rambut lo panjang tapi nggak pernah kena potong bu Prima, gue yang panjang dikit aja besoknya langsung dibawain gunting," Kata Tio sambil ngaca di spion mainin rambutnya.
"Yuda gitu loh," Kata Yuda sambil menepuk dada bangga. Nggak tahu aja kalo ada razia Yuda nggak pernah kelihatan batang hidungnya.
"Oi nanti futsal nggak?" tanya Joni sambil menepuk bahu Jefri, baru balik dari toilet sama Dodit.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]Fakboi | Jaehyun
FanfictionTidak ada yang tahu jati diri seorang Jefri Brawijaya adalah fakboi berpenampilan softboi. ©Najadhk, 2020