❥Prolog❥

127 48 31
                                    

Berpisah.
Satu kata yang sangat sulit untuk dikatakan, dan sangat sakit jika didengar.

"Ma, harus berapa kali sih Rey bilang. Rey nggak mau pindah!" dengan penuh penekanan.

Sang lawan bicara hanya diam sambil melirik orang yang berada disampingnya. Seolah meminta bantuan untuk menjawab pernyataan gadis di depannya.

"Reyna, kamu nurut ya. Papa capek berdebat sama kamu." Ucap Arven, Papa Reyna.

"Nggak mau pindah, Pa"

"Mama jengah sama sikap kamu. Kamu tinggal nurut apa susahnya, sayang? Peachy saja setuju." Sambung Melati, Ibu Reyna.

Merasa tersudutkan, Reyna pun menundukkan kepala. Ya, dua orang didepannya ini tidak tau alasan seorang Reyna Navylla Queenza menolak untuk pindah itu apa!

"Rey masuk kamar dulu." Ia berdiri dari tempat yang serasa pengadilan umum!

"Rey mama belum selesai. Kamu setuju dulu dengan keputusan kami."

Perkataan tersebut bukanlah alasan untuk membuat Reyna berhenti berjalan apalagi berbalik lalu menghampiri orang yang menginginkan Reyna berkata "Pah, Ma, Reyna setuju."

Setelah mendengar suara pintu yang di tutup dengan sangat nyaring, Arven dan istrinya, Melati saling berpandangan.

Melihat raut wajah sedih dari sang istri, Arven mencoba menghibur.

"Sayang, kok kemarin tagihan bank nya sedikit? Kamu jangan berhemat. Nanti uang aku nggak habis-habis. Ayo aku antar ke mall." Bujuk Arven.

Dengan senyum terpaksa, Melati mengangguk.

Mereka berdua meninggalkan tempat tersebut.

Tanpa kalian sadari, ada seorang penonton imut yang sedari tadi mencerna percakapan dari ketiga orang itu.

Dia memandangi punggung Arven dan Melati yang perlahan menghilang di ambang pintu.

"Mereka bahas apa sih?"

"Mama sama papa kok ninggalin aku?"

Ucapan tersebut sangatlah pelan. Hanya dia sendiri yang mendengar. Bahkan dua orang yang sudah menghilang dari ambang pintu 30 detik yang lalu pun tidak mendengar rintihan penonton imut tersebut.

Setelah membanting pintu dengan keras, Rey menghempaskan tubuhnya di kasur dan menyembunyikan wajahnya di bantal Doraemon berwarna navy miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membanting pintu dengan keras, Rey menghempaskan tubuhnya di kasur dan menyembunyikan wajahnya di bantal Doraemon berwarna navy miliknya.

Ya, seisi kamarnya bernuansa navy. Tak hanya kamarnya, hampir seluruh ruangan di rumah Reyna bernuansa navy, karena itu adalah warna kesukaan mama nya. Jadi tak heran jika ada kata navy di nama panjang Reyna. Untung saja mama nya tidak berniat untuk merubah warna rambut seisi rumah dengan warna navy!

Tak hanya navy, kamar Reyna pun betema Doraemon. Karena dari kecil ia sangat ingin memiliki teman seperti Doraemon yang membuatnya bisa pergi kemana saja dan melakukan petualangan yang menyenangkan!

Sekarang tangan Reyna bergerak lincah di benda persegi panjang dihadapannya. Ia sangat ragu untuk mengetik sebuah pesan. Terlihat dari ia yang selalu mengetik lalu menghapus pesan di handphone nya.

Tiba-tiba handphone nya berdering membuat Reyna terpelonjat kaget.

Ia menimang-nimang untuk mengangkat telepon tersebut atau tidak. Dan akhirnya....

"Hallo"

"Yena, kamu kenapa? Ku lihat tadi kamu ngetik pesan terus nggak jadi mulu. Kamu ada masalah? Cerita aja." Ucap orang di seberang sana, tanpa menjawab salam Reyna.

Reyna terbungkam. Tak berani menjawab. "Bagaimana ia bisa tahu?" Batinnya

"Eng....an..anu..ak..aku..." Reyna gugup untuk menjawabnya.

"Cerita aja, Yena sayang."

"It....Itu...ak....aku..."

Helaan nafas berat terdengar dari seberang. Kesal karena yang ditanya tidak mau menjawab.

"Maaf." Lirih Reyna

"Nggak apa-apa kok. Kamu gak usah khawatir. Aku nggak marah. Gimana kalau kita ketemu aja? Ku tunggu di taman tempat kita jadian dulu,ya? Jam 3 sore"

Reyna mengangguk -walaupun tak terlihat oleh orang di seberang-

"Iya."

"Mau ku jemput ata-"

Telepon dimatikan sepihak oleh Reyna. Tak memperdulikan reaksi orang itu akan seperti apa. Ia pun memilih menangis sambil memeluk boneka Doraemon di belakangnya. Ia tak siap akan apa yang terjadi 2 jam lagi.

Gimana ceritanya? Wkwkwk

HAPPY READING!
JANGAN LUPA VOTE OKE?!

Love and Distance||Hiatus||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang