❀BAB 7 COME ON❀

52 43 31
                                    

I will get angry if I'm upset. I will cry if I'm sad. I will smile if happy. So don't blame me if I'm crying now.

Seperti perjanjian tadi siang, mereka pun pulang bersama. Selama perjalanan menuju parkiran mereka berjalan berdua sambil bercerita pengalaman selama di pesawat.

"Helm gue mana?" Tanya Reyna yang sudah berdiri disamping motor Rakha.

"Loh? Mana gue tau. Gue kan dari rumah cuman bawa helm satu, ngapain bawa dua." Jawab Rakha.

Reyna memajukan bibirnya. "Terus gue nggak pake helm gitu?"

Rakha mencubit pipi Reyna. "Ya iyalah. Lo mau pake helm gue? Kalo lo pake, gue gimana? Emang lo nggak malu diliatin orang? Ntar orang bilang ih itu nggak waras deh, masa di depan gak pake helm tapi dibelakang make helm."

Reyna tertawa melihat raut wajah Rakha yang sangat lucu. "Emang lo mau?"tanya Rakha.

Reyna menggelengkan kepalanya. "Enggak deh." Jawabnya sambil tertawa.

"Yaudah gue ambil kunci dulu," Pamit Rakha.

Reyna hanya mengangguk.

Rakha menghampiri satpam di dekat pagar. "Pak, kunci Rakha mana?"

Sang satpam menoleh. "Eh den Redyra," jawab Pak Deni, satpam tersebut.

"Husttttttt." Rakha mengarahkan jari telunjuknya pada mulut Pak Deni.

"Panggil Rakha aja, jangan nama itu Pak," sambungnya.

Pak Deni pun hormat kepada Rakha. "Siap bos! Ini kuncinya!" Ucap Pak Deni sambil memberikan kunci pada Rakha.

"Ayay Kapten!" Rakha juga hormat kepada Pak Deni dan mengambil kuncinya.

"Rakha pergi dulu ya, makasih Pak." Pamit Rakha sambil menyalami Pak Deni.

"Iya,Nak. Hati-hati!" Teriak Pak Deni saat Rakha sudah pergi jauh.

Rakha hanya menampilkan jari jempolnya dan berjalan ketempat Reyna.

"Kenapa kuncinya ada di pak satpam?" Tanya Reyna

"Nitip doang." Jawab Rakha sambil menyalakan motornya.

"Emang boleh?" Tanya Reyna lagi.

Rakha menaiki motornya. "Lo kalau masih banyak nanya gue tinggal."

Reyna mengerucutkan bibirnya. "Kebiasaan banget sih lo ngancemin orang mulu."

Rakha hanya mengangkat bahunya. Reyna menaiki motor Rakha dengan berpegang pada bahu Rakha. "Udah."

Rakha pun melakukan motornya menjauhi kampus.

Selama diperjalanan mereka hanya saling diam. Rakha yang fokus pada jalanan, dan Reyna yang sibuk dengan handphone nya. Rakha sesekali melirik ke arah spion, dan menangkap sosok Reyna yang tengah asyik dengan handphone nya.

"Neng, kalau lagi di motor jangan main handphone. Ntar kena tilang loh." Tegur Rakha.

"Pacar gue aja nggak marah. Kenapa lo sewot." Balas Reyna sambil memasukkan masih memainkan handphone nya.

Rakha tertawa kecil. "Makhluk abstrak kayak lo juga punya pacar? Pasti lo pelet dia kan?"

Reyna mendorong punggung Rakha. "Lo suka banget ngeledek gue. Ada masalah apa sih hah? Cerita sini."

Love and Distance||Hiatus||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang